Sabtu, 10 Juni 2023
No Result
View All Result
www.indopos.co.id

  • Home
  • Politik
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index
www.indopos.co.id
  • Home
  • Politik
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index
No Result
View All Result
www.indopos.co.id
No Result
View All Result
Home DIsway

Mati Lagi

by aro
Kamis, 3 Maret 2022 - 08:00
in DIsway
disway kamis
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Dahlan Iskan

INDOPOS.CO.ID – DULU, puluhan ribu orang Yahudi Rusia dibantai Jerman-Nazi. Sekarang, orang-orang yang sama dibunuh lagi –oleh Rusia-Putin.

BacaJuga

Zaitun Simanullang

Nunut Besar

Itu terjadi Selasa dini hari lalu. Yakni, ketika Rusia menembakkan roket ke antena utama TV Ukraina di dekat Ibu Kota Kiev. Roket itu juga mengenai kuburan orang-orang Yahudi korban Perang Dunia Ke-2 tersebut. Kuburan itu ikut rusak. Yang sudah mati di dalamnya mati lagi.

Berita itu salah: mereka bukan baru mati dua kali. Tahun 1961 mereka juga pernah mati lagi. Kala itu terjadi banjir lumpur yang luar biasa di Lembah Babi tersebut. Bahkan, lebih dari 2.000 orang yang masih hidup di sekitar kuburan ikut mati beneran. Itulah lumpur yang bertahun-tahun ditampung di situ: lumpur buangan pabrik keramik. Sudah dibuatkan dam untuk penahan. Tidak cukup kokoh. Dam itu jebol.

Berarti, mereka yang dikubur di situ sudah mati tiga kali. Lembah Babi (Baby Yar) –Lembah Nenek– adalah saksi mati atas dibunuhnya 33.771 orang Yahudi. Hanya dalam dua hari pembantaian: 29 dan 30 September 1941.

Hanya di Kiev.

Belum termasuk pembantaian yang lebih besar di Odesa –kota pelabuhan terbesar di Ukraina yang sekarang juga diserang Rusia.

Nasib Ukraina kelihatannya mirip dengan makna kata ukraina itu sendiri: perbatasan. Ia berada di perbatasan antara Slavia dan Rusia. Ia kejepit. Gabungan antar-ras. Karena itu, wanitanya cantik-cantik –tidak terhitung ”i”-nyi.

Kemarin saya rekaman podcast dengan gadis Belarus. Namanya Aleksandra Klintsevich. Panggilannya Sasha. Dia mahasiswi Belarus yang kuliah di Universitas Teknologi Sumbawa. Jurusan psikologi, semester ke-4.

Dari obrolan itu, saya bisa ikut merasakan kesedihan gadis Belarus tersebut. Sasha punya banyak teman di Ukraina. Dia sering ke Ukraina. Ke banyak kota di Ukraina. Dari ibu kota Belarus, Minsk, ke ibu kota Ukraina, Kiev, hanya tiga jam naik mobil.

Sasha tiap hari kontak-kontakan dengan teman Ukraina-nyi. ”Sedih sekali,” kata Sasha yang mulai bisa berbahasa Indonesia.

Sasha tidak perlu visa untuk ke Ukraina. Demikian juga orang Ukraina, tidak perlu visa ke Belarus. Bahasa di kedua negara tidak banyak beda. ”Orang Belarus bisa mengerti bahasa Ukraina. Dan sebaliknya,” kata Sasha.

Kini Belarus sepenuhnya memihak Rusia. Pasukan yang akan menyerang Kiev datang melalui Belarus. Maka, Belarus juga menjadi sasaran sanksi ekonomi dari negara Barat.

Kelak, kalau Ukraina menjadi anggota Masyarakat Ekonomi Eropa, hubungan itu akan berbeda. Apalagi kalau Ukraina akan menjadi anggota NATO. Orang Belarus tidak akan bisa lagi bebas ke Ukraina. Harus menggunakan visa.

Tentu sasaran utama sanksi masih tetap Rusia. Saya pun menelusuri perkembangan pengenaan sanksi di bidang sistem perbankan. Yang secara luas sudah diberitakan: bank-bank Rusia tidak boleh lagi menggunakan Swift –sistem pengiriman uang yang digunakan 11.000 bank di seluruh dunia. Itu diumumkan Selasa lalu. Mulai efektif Rabu kemarin.

Apakah ekonomi Rusia langsung runtuh?

Saya kaget. Ternyata hanya tujuh bank di Rusia yang dikeluarkan dari Swift. Yang besar hanya dua bank: VEB RF dan Bank Rossiya. Itu milik pemerintah Rusia.

Masih terlalu banyak bank di Rusia yang tetap boleh menggunakan sistem Swift.

Bank sangat besar seperti Sberbank dan Gazprombank tidak termasuk yang dikeluarkan.

Rupanya, Jerman, Prancis, dan Italia menentang pengenaan sanksi menyeluruh. Itu akan melumpuhkan pasokan energi bagi Eropa. Mereka tidak bisa membayar harga gas yang berarti tidak akan mendapat kiriman gas dari Rusia.

Tentu daftar bank yang terkena sanksi masih bisa berubah. Bergantung tarik-menarik kepentingan di antara sesama negara Barat. Yang tidak bisa menggunakan Swift juga masih bisa menggunakan jalan memutar. Hanya perlu waktu dan biaya.

Bisa juga menggunakan cara lama: pakai TELEX. Hanya saja tidak terlihat modern.

Itu untuk transaksi internasional. Sedang untuk transaksi di dalam negeri sama sekali tidak ada hambatan. Rusia punya sistemnya sendiri. Seperti juga Tiongkok.

Bagaimana dengan Indonesia?

Yang pasti, Anda yang pro-Rusia maupun yang pro-Ukraina akan bernasib sama: sama-sama akan menerima akibat buruk. Yakni, kenaikan harga bensin. Harga minyak mentah sudah naik sampai USD 107 per barel. Pertamina tidak akan kuat menahan harga bensin yang ada sekarang.

Mungkin harga terigu juga akan ikut naik. Kiriman gandum dari Ukraina mulai terhambat.

Perang sebaiknya memang harus cepat selesai. Siapa pun yang menang. Mereka yang perang, kita yang tidak tahan. (Dahlan Iskan)

Tags: disway
ShareTweetSendShareSend

Related Posts

Disway Sabtu
Headline

Pelangi Bangkit

Sabtu, 10 Juni 2023 - 08:00
Protes Omicron
Headline

Pelangi Nakal

Jumat, 9 Juni 2023 - 08:00
disway
Headline

Poltak Sitinjak

Kamis, 8 Juni 2023 - 08:00
Benci Ras
Headline

Tiga Bintang

Rabu, 7 Juni 2023 - 08:00
Batu Ganjar
Headline

Teman Dubai

Selasa, 6 Juni 2023 - 08:00
22.2.22.22.22
Headline

Teflon Luhut

Senin, 5 Juni 2023 - 08:00
Load More

Populer hari ini

Forum RT/RW Jakut Dukung Upaya Pemkot Lakukan Penataan Ruko di Pluit

Forum RT/RW Jakut Dukung Upaya Pemkot Lakukan Penataan Ruko di Pluit

Selasa, 6 Juni 2023 - 13:57
Kesiapan Indonesia Membangun Bank Bulion

Kesiapan Indonesia Membangun Bank Bulion

Selasa, 27 Desember 2022 - 16:03
Surat-Kuasa-Oknum-Pemilik-Lahan

Pembabatan Pinus Hutaginjang Makin Ganas

Kamis, 8 Juni 2023 - 21:20
Astra-Daihatsu-Motor

KLHK Harus Sidak ke Astra Daihatsu Motor, Tindakan Ilegal Jika Barang Bukti Hilang

Sabtu, 10 Juni 2023 - 06:23
Pak Guru Hamili Siswi SMA Muridnya dan Kabur, Pj Gubernur Banten: Kalau Terbukti Pecat, Jangan Terulang

Pak Guru Hamili Siswi SMA Muridnya dan Kabur, Pj Gubernur Banten: Kalau Terbukti Pecat, Jangan Terulang

Jumat, 9 Juni 2023 - 16:05

E-Paper

Koran Indoposco Edisi 9 Juni 2023 - Screenshot 2023 06 08 at 11.16.16 PM - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco Edisi 9 Juni 2023

by gimbal
Kamis, 8 Juni 2023 - 23:27
Koran Indoposco Edisi 30 Mei 2023 - Screenshot 2023 05 29 at 10.38.35 PM - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco Edisi 30 Mei 2023

by gimbal
Senin, 29 Mei 2023 - 23:11
Koran Indoposco Edisi 26 Mei 2023 - Screen Shot 2023 05 26 at 02.03.07 - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco Edisi 26 Mei 2023

by gimbal
Jumat, 26 Mei 2023 - 02:17
www.indopos.co.id | indoposco.id

Copyright © 2023.

www.indopos.co.id | indoposco.id

  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index

Copyright © 2023.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist