Senin, 4 Juli 2022
No Result
View All Result
www.indopos.co.id

Magazine Paten kesatu 2022

  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index
www.indopos.co.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index
No Result
View All Result
www.indopos.co.id
No Result
View All Result
Home DIsway

Ayam Meme

by aro
Senin, 13 Juni 2022 - 08:00
in DIsway
Ayam Meme - disway senin 1 - www.indopos.co.id
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Dahlan Iskan

INDOPOS.CO.ID – Di Singapura beredar meme lucu: makan nasi dengan lauk paha ayam. Bukan ayam beneran. Paha ayam yang terbuat dari nasi.

BacaJuga

Ritme Putin

Anna Colin

Ayam beneran memang lagi langka di Singapura. Khususnya ayam segar. Itu karena Malaysia menghentikan ekspor ayam segar ke Singapura. Sebanyak 3,6 juta ekor setahun. Sejak awal bulan tadi.

Malaysia bukan sedang marah ke Singapura. Penghentian ekspor itu mirip yang dilakukan Presiden Jokowi di bidang minyak goreng: demi ketersediaan daging ayam di dalam negeri.
Ekspor membuat harga daging ayam di Malaysia melonjak. Emak-emak di sana ngomel. Marah. Perdana menteri Malaysia turun tangan. Ia ikut cara Pak Jokowi: larang ekspor.

Tentu masih ada yang jual daging ayam di Singapura. Tapi, tidak ada lagi daging ayam segar. Yang ada tinggal daging ayam beku. Yang diimpor dari Amerika. Atau dari Brasil. Stok ayam beku cukup. Untuk empat bulan ke depan.

Para penjual daging ayam segar pun –umumnya suku Melayu– menutup kios mereka di pasar basah Singapura. Negara pulau itu memang yang paling dag-dig-dug di masa seperti ini. ”Sekarang ayam segar. Lain kali bisa sayur. Kita harus siap,” ujar Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.

Apalagi setelah Indonesia melarang ekspor CPO. Dan India melarang ekspor gandum. Negara mana pun bisa tiba-tiba melarang ekspor bahan pangan. Menurut catatan WTO –badan perdagangan dunia– sekarang ini tercatat sudah 20 negara melarang ekspor bahan pangan.
Padahal, Singapura sangat bergantung pada hasil pangan impor. Singapura tidak mungkin mengembangkan pertanian tradisional di dalam negeri.

Memang berbagai upaya agar bisa mandiri dilakukan. Salah satunya dengan urban farming. Cara lainnya: memproduksi daging ayam lewat pengembangan sel.

Temasek, raksasa BUMN Singapura, ikut memberikan suntikan dana besar. Yakni, ketika Benjamin Swan mendirikan Sustenir. Itu adalah start-up di bidang urban farming.

Sustenir mendapat izin membangun 40.000 kaki persegi pertanian vertikal. Perusahaan itu merencanakan memproduksi 240 ton sayur segar.

Rupanya tidak semudah cari modal. Belum bisa dikatakan berhasil. Tapi, Temasek tidak menyerah. Manajemen Sustenir dirombak. Benjamin tidak boleh lagi jadi CEO. Ia hanya boleh jadi pemegang saham minoritas. Kalau toh namanya tetap tercantum di susunan direksi, itu hanya direktur non-eksekutif. Dicarilah pengurus perusahaan yang independen.

Benjamin sendiri awalnya bergerak di bidang konstruksi. Ia ikut membangun ikon baru Singapura: gedung kasino Marina Bay. Yang Anda pasti sudah pernah ke sana. Yang bentuk atasnya seperti kapal itu.

Sembilan tahun lalu Benjamin mulai mencoba menanam sayur kale. Itu jenis sayur yang mahal. Yang sangat cocok untuk salad.

Benjamin menanam kale di dalam ruangan. Di sebelah kolam renang. Berhasil. Di skala kecil. Lalu, Benjamin mencoba menanam stroberi. Yakni, buah yang hanya tumbuh di udara dingin. Juga berhasil. Di skala uji coba.

Maka, Benjamin mendirikan perusahaan start-up: Sustenir. Ia menghimpun dana dari publik. Investor tertarik. Benjamin mampu mengumpulkan dana sampai sekitar Rp 350 miliar. Banyak yang tertarik pada start-up Benjamin. Termasuk Temasek.

Seperti umumnya start-up, Sustenir pun rajin bakar uang. Perusahaan itu belum bisa dikatakan berhasil, tapi nilai perusahaannya sudah mendekati Rp 1 triliun.

Di mata kita, besarnya nilai perusahaan itu memang agak ganjil: di negara yang tidak punya sawah dan kebun, bisa lahir perusahaan bidang pertanian yang nilainya Rp 1 triliun. Itu karena Benjamin pintar memanfaatkan emosi ”swasembada pangan”. Pun untuk negara seperti Singapura. Begitu mudah menakut-nakuti Singapura: dengan ancaman akan terjadi krisis pangan. Sumber makanannya begitu terbatas.

Maka, Singapura pun punya program yang disebut ”30/30”. Pada 2030 nanti, 30 persen bahan pangan Singapura harus dihasilkan di dalam negeri. Urban farming itu harus berhasil. Saat ini Singapura hanya memproduksi pangan 10 persen dari kebutuhan. Selebihnya harus impor: ayam, babi, sapi, sayur, kedelai, kacang, dan apa saja.

Krisis daging ayam sekarang ini juga mendorong industri daging ”tiruan” lebih serius. Belum juga berhasil. Secara teknologi sangat masuk akal. Sudah sukses. Mesin tersebut sudah menghasilkan daging ayam tanpa memelihara ayam. Rasanya sudah rasa ayam. Warnanya sudah warna ayam. Teksturnya pun sudah tekstur ayam.

Tapi, harganya masih jauh lebih mahal daripada ayam dari Malaysia. Soal harga masih memusingkan. Setidaknya sudah ada gambaran jelas: tanpa Malaysia, orang Singapura tetap bisa makan ayam –meski mahal.

Mungkin Singapura akan menyewa lahan pertanian. Perkiraan saya. Bisa di Malaysia. Bisa di Bintan. Atau di Riau daratan. Di mana pun di Indonesia. Ia bisa menanam sendiri, di lahannya sendiri, di Indonesia.

Singapura sudah banyak membantu program pertanian di Riau sampai Aceh. Syaratnya: harus menggunakan benih yang ditemukan Singapura dan menjalankan sistem pertanian yang disusun Singapura. Padi dan sayur Singapura dianggap unggul di tanah-tanah uji coba mereka di beberapa negara. Termasuk di Sumatera.

Singapura memang punya banyak uang. Ia bisa melakukan apa saja dengan uangnya itu. Penduduknya pun mampu membeli bahan pangan. Biarpun mahal. Pengeluaran warga Singapura untuk membeli pangan sangat kecil. Hanya kurang 10 persen dari penghasilan. Bandingkan dengan kita: 30 persen penghasilan habis untuk membeli makanan.

Krisis pangan terjadi di mana-mana. Indonesia tergolong dapat berkah. Dua tahun terakhir tingkat hujan di Indonesia sangat baik. Pertanian berjaya. Kecuali buah dan tembakau –yang di masa pembuahan kurang suka hujan. Tahun ini hasil buah kita kurang baik. Pun Malaysia. Panen durian musangking-nya pun kurang banyak.

Petani kita tetap bisa jadi andalan ketahanan pangan nasional. Nasib mereka sendiri saja yang kurang baik. Kurang bisa menikmati kenaikan harga-harga itu. Petani kita bukan Bayan. (*)

Tags: disway
ShareTweetSendShareSend

Related Posts

22.2.22.22.22
DIsway

Ritme Putin

Senin, 4 Juli 2022 - 08:00
disway
DIsway

Anna Colin

Minggu, 3 Juli 2022 - 08:00
Ibu Anak
DIsway

Mendung Tebal

Sabtu, 2 Juli 2022 - 08:00
disway
DIsway

Pahlawan Irpin

Jumat, 1 Juli 2022 - 08:00
disway kamis
DIsway

Tanpa Jumbo

Kamis, 30 Juni 2022 - 08:00
Kembali S & N
DIsway

Imam Trump

Rabu, 29 Juni 2022 - 08:00
Load More

Populer hari ini

anyer

Wisatawan ke Pantai Anyer Diminta Waspada, Ada Kemunculan Buaya Besar

Senin, 4 Juli 2022 - 08:37
Minion Tray

McDonald’s Luncurkan Merchandise Minions Tray Edisi Terbatas

Sabtu, 2 Juli 2022 - 14:35
22.2.22.22.22

Ayam Meme

Senin, 13 Juni 2022 - 08:00
Penjabat Sekda Banten

Staf Ahli Mendapat Jabatan Prestisius di Banten, Ini Kata Mantan Dirjen Otda

Sabtu, 2 Juli 2022 - 19:37
tjhajo

Soni Sumarsono: Tjahjo Kumolo Satu Satunya Menteri Tak Punya Nomor Rekening

Jumat, 1 Juli 2022 - 20:55

E-Paper

Koran Indoposco Edisi 4 Juli 2022 - Screenshot 2022 07 04 at 12.01.10 AM - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco Edisi 4 Juli 2022

by gimbal
Senin, 4 Juli 2022 - 00:04
Koran Indoposco Edisi 30 Juni 2022 - Screenshot 2022 06 30 at 12.20.30 AM - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco Edisi 30 Juni 2022

by gimbal
Kamis, 30 Juni 2022 - 00:26
Koran Indoposco 27 Juni 2022 - Screenshot 2022 06 27 at 12.12.04 AM - www.indopos.co.id
koran indoposco

Koran Indoposco 27 Juni 2022

by gimbal
Senin, 27 Juni 2022 - 00:15
www.indopos.co.id | indoposco.id

Copyright © 2022.

www.indopos.co.id | indoposco.id

  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Gaya Hidup
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Koran
  • Index

Copyright © 2022.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist