INDOPOS.CO.ID – Sebagai upaya dalam mendorong potensi pelaku usaha dalam negeri untuk dapat mengekspor produknya ke pasar internasional, Bea Cukai secara rutin menjalin kerja sama dengan instansi pemerintahan lainnya untuk menggali potensi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Kepala Subdirektorat Hubungan Masyarakat dan Penyuluhan Bea Cukai, Hatta Wardhana mengatakan, dalam menciptakan ekosistem yang dapat mendorong usaha dalam negeri berkembang dibutuhkan upaya kolektif.
“Oleh karena itu Bea Cukai secara aktif menjalin sinergi dengan instansi lain untuk mendorong ekspor secara masif di berbagai daerah,” kata dia dalam leterangannya, Kamis (10/2).
Kegiatan koordinasi dan kolaborasi dalam rangka mendorong ekspor kali ini dilaksanakan oleh Bea Cukai Tanjungpandan, Bea Cukai Langsa, Bea Cukai Wilayah Banten, dan Bea Cukai Gresik. Bea Cukai Tanjungpandan melaksanakan program Tanjung Tinggi (Datang Berkunjung Tingkatkan Sinergi) ke Dinas Koperasi UKM, Perdagangan, dan Tenaga Kerja Kabupaten Belitung. Dalam kunjungan tersebut, Bea Cukai berkesempatan melihat berbagai komoditas UMKM yang menjadi andalan di Belitung, yaitu lada, gula aren, gula semut, dan madu.
“Ke depannya Bea Cukai Tanjungpandan akan berkoordinasi untuk menciptakan akses pasar luar negeri dan menekan biaya logistik sehingga produk dari Belitung dapat merambah ke pasar internasional,” tambah Hatta.
Upaya untuk menggali potensi ekonomi di berbagai daerah juga dilakukan Bea Cukai Langsa. Dalam kunjungannya ke kantor pemerintah kota Langsa, Bea Cukai Langsa membahas upaya peningkatan ekonomi dan kolaborasi antara pemerintah daerah dengan satuan kerja Kementerian Keuangan di kota Langsa.
“Dengan menggali potensi di berbagai daerah tentunya akan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah serta penerimaan negara,” ujar dia.
Sementara itu, perwakilan Kementerian Keuangan di wilayah Banten mengadakan pertemuan dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Saat ini pemerintah tengah menjalankan program peremajaan sawit rakyat yang memberikan bantuan kepada pemilik kebun sawit yang ingin melakukan peremajaan sawit sebesar Rp30 juta per hektar. Dan saat ini BPDPKS sudah mulai menyosialisasikan dan internalisasi sawit kepada masyarakat dan diharapkan pada tahun 2022 ini akan semakin masif dilakukan. Pada kesempatan yang sama BPDPKS menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Keuangan khususnya Bea Cukai dalam hal memberikan bantuan berupa fasilitas ekspor produk kelapa sawit.
Di wilayah Jawa Timur, Bea Cukai Gresik bersama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengunjungi Desa Devisa Tenun Gresik.
“Mudah-mudahan ini bisa menjadi inspirasi kalau memang produknya tenun bagi daerah – daerah penghasil tenun lainnya. Kita berharap Desa Wedani bisa menjadi referensi bagi desa yang lain agar menjadi Desa Devisa,” kata Khofifah.
Hatta menambahkan, peran Bea Cukai juga tidak luput dari terbentuknya Desa Devisa.
“Berkat dukungan dan asistensi dari Bea Cukai Bersama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sehingga dapat menghasilkan Desa Devisa Nasional ke-6 bernama Desa Devisa Tenun Gresik. Ke depannya diharapkan semakin banyak UMKM di Indonesia yang menargetkan ekspor untuk hasil produksi mereka,” tutupnya. (ipo)