Kisah Batik Pekatan yang Naik Omzet di tengah Covid-19 dan Mitra Binaan Pertamina

Batik Pekatan

Batik Pekatan yang dilukis dengan cairan lilin malam menggunakan alat bernama canting, sehingga di atas kain tersebut terdapat lukisan bernilai seni tinggi. Foto : Pertamina

INDOPOS.CO.ID – PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat terus berkomitmen dalam memajukan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang sudah dilakukan dengan berbagai program, salah satunya melalui pengembangan sistem pendampingan terintegrasi pada skema pembiayaan, program pembinaan, pelatihan, dan peningkatan pemasaran.

Iftitakhiyah (39) adalah pemilik usaha Batik Pekatan yang baru dirintis pada 2019 tepat beberapa bulan sebelum pandemi. Ide bisnis hingga nilai seni ini sudah dimiliki turun temurun dari keluarganya yang juga datang dari pengusaha batik. Batik adalah kain yang dilukis dengan cairan lilin malam menggunakan alat bernama canting, sehingga di atas kain tersebut terdapat lukisan bernilai seni tinggi.

“Saya terlahir dari keluarga pengusaha batik di Pekalongan, Jawa Tengah. Keinginan memiliki usaha batik tulis makin menguat di saat kami melihat bahwa kondisi artisan batik tulis yang menghadapi tantangan kuat dengan adanya gempuran industri kain printing motif ‘menyerupai’ batik dan impor bahan serupa batik. Dengan usaha Batik Pekatan yang kami rintis ini, saya berharap bisa menjaga asa para artisan batik tulis untuk terus berkarya dan memperluas pasarnya,” ujar Iftitakhiyah.

Dalam pembuatan kain batik, tentunya diperlukan teknik khusus supaya kain tersebut menghasilkan lukisan bernilai seni tinggi. Untuk itu, Batik Pekatan dibuat oleh perajin sampai dengan desainer terpilih. Iftitakhiyah mempekerjakan tiga perajin di Pekalongan, Cirebon, dan Lasem. Misinya ingin mengangkat wastra batik pesisir dari tiga negeri tersebut dan dua karyawan desainer serta penjahit untuk ‘collection ready to wear’.

Batik Pekatan yang berlokasi di Grand Citra Residence, Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) ini menjual berupa kain Batik Pekatan dan produk ‘ready to wear’. Harga produk untuk ‘ready to wear collection’ mulai Rp475 ribu hingga Rp2 juta. Sementara untuk kain batik tulisnya, harga bervariasi mulai Rp400 ribu hingga Rp3 juta. Dengan permintaan pengiriman kain batik sampai luar kota seperti Bandung, Bali, Semarang, Madiun, Magetan, dan Cirebon. Hingga saat ini, produk yang masih menjadi favorit para pelanggannya adalah kain.

“Terima kasih kepada Pertamina atas bantuan yang diberikan kepada kami. Selama pandemi alhamdulillah omzet setahun mencapai Rp150 juta dan selama 2021 ada sedikit peningkatan dari sisi omzet menjadi sekitar Rp200 juta berkat dibantu dari sisi pemasaran oleh Pertamina,” ucap Iftitakhiyah.

Bersama Pertamina, Batik Pekatan sudah dua kali mengikuti event, yaitu Pertamina Smexpo 2021 dan Adiwastra sebagai mitra binaan yang saat ini sedang berlangsung. Iftitakhiyah berharap Batik Pekatan dapat lebih baik lagi dalam menerima akses pemasaran dan pengembangan bisnisnya bersama Pertamina.

“Melalui pendampingan dengan pemberdayaan UMK ini merupakan langkah yang strategis untuk memajukan mitra binaannya agar terus tumbuh dan berkembang secara matang. Dan kami akan terus mendampingi serta membimbing para pelaku UMK untuk terus bersaing di dunia bisnis, terutama di masa Pandemi Covid-19,” kata Eko Kristiawan, area manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat.

Program ini juga bertujuan untuk terus mengimplementasikan poin 8 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Selain SDGs, Pertamina juga berupaya menjalankan Environmental, Social & Governance (ESG) dibidang sosial. Dengan cara ini, Pertamina yakin dapat senantiasa menghasilkan manfaat ekonomi di masyarakat sesuai dengan tanggung jawab lingkungan dan sosial.

Adapun syarat untuk dapat bergabung menjadi mitra binaan Pertamina dapat dilihat pada laman tautan berikut https://www.pertamina.com/id/program-kemitraan. (srv)

Exit mobile version