Omzet Moniq Mulai Rp4 Juta, Rp5 Juta, Kini Jadi Rp 12 Juta Per Bulan. Ini Resepnya

jateng

Suasana pelatihan UMKM di HeteroSpace Solo, bersamaan dengan ajang Hetero for Startup season 2, Minggu (27/3/2022). Foto : Pemprov Jateng

INDOPOS.CO.ID – Puluhan usahawan mikro, kecil dan menengah ikut serta dalam pelatihan manajemen yang diselenggarakan Dinas Koperasi UKM dan HeteroSpace Solo. Setelah ikut serta, para pengusaha mengalami peningkatan omzet penjualan.

Hal ini diakui oleh Moniq. Pengusaha bakery asal Karanganyar ini mengaku, sebelum mengikuti acara seperti ini omzetnya hanya Rp4 juta per bulan.

“Saya ikut seperti ini, pertama kali di Balatkop (Balai Pelatihan Koperasi dan UKM) Jateng. Dulunya per bulan saya omzet Rp4 juta. Setelah ikut meningkat jadi Rp5 juta, sekarang Rp12 juta per bulan,” ujarnya, setelah mengikuti pelatihan UMKM di HeteroSpace Solo, bersamaan dengan ajang Hetero for Startup season 2, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (27/3/2022).

Setelah ikut pelatihan, Moniq baru mengetahui selama ini proses perekrutannya salah. Selain itu, ia mengakui salah dalam proses penentuan harga. Di pelatihan tersebut, Moniq merasa dibuka wawasannya terkait jual beli.

“Saya dulu tidak menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan). Padahal itu penting. Banyak teman-teman saya yang juga tidak menentukan harga itu, asal jual. Nah itu salah,” imbuh Moniq, Minggu (27/3/2022).

Mentor bisnis UMKM asal Naruna Keramik, Roy menyebut, kendala manajemen dengan kualitas masih menjadi masalah utama para pengusaha skala kecil.

Ia mengungkapkan, produk menjadi faktor penting penjualan. Namun, kekompakan tim produksi juga patut menjadi pertimbangan.

“Kami saat pandemi justru mengekspor kerajinan kami ke 12 negara. Rahasianya ada pada sumber daya manusia terlatih. Selain itu, sistemnya juga bagus, sehingga bisa optimal,” beber Roy dikutip dari jatengprov.go.id.

Selain itu, imbuhnya, kendala produksi juga dihadapi para pengusaha kecil. Sektor UMKM kebanyakan berpuas diri pada produk yang telah berhasil mereka jual.

“Harus ada riset untuk mendapatkan produk yang jos. Kendala UMKM kebanyakan puas dengan produk, padahal harus dikembangkan terus, sampai benar-benar menjadi produk terbaik,” sebutnya.

Roy berpesan agar para UMKM tetap mengembangkan jualan daring. Karena, dengan platform ini segalanya akan lebih praktis. (mg1)

Exit mobile version