Naik 23 Persen hingga 2025, Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi Global

ekonomi global

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Foto: dok Kemenkeu

INDOPOS.CO.ID – Pemerintah akan mendorong pertumbuhan ekonomi global akibat intensifikasi pembuatan replikasi data global yang diprediksi meningkat 23 persen pada 2020 hingga 2025 mendatang.

Pernyataan tersebut diungkapkan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate di Jakarta, Selasa (29/3/2022). Menurut dia, potensi pada sektor ekonomi yang diperkirakan akan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) sebesar USD315,5 Miliar di 2030 nanti.

Menurut dia, sebagai Presidensi G20 pemerintah mendorong optimalisasi potensi lanskap ekonomi digital global berbasis data sentris. Bahkan, pertemuan tersebut dapat menjadi acuan dalam memitigasi risiko dan menuai manfaat bagi perekonomian Indonesia.

“Relevansi data pada berbagai sektor dapat diamati melalui tingkat konektivitas global. Merujuk kepada jumlah perangkat yang terhubung ke jaringan IP (Internet Protocol) yang diprediksikan akan meningkat 3 kali lipat dari populasi global pada 2023 berdasarkan data dari Cisco pada 2020 lalu,” katanya.

Ia menuturkan, pada sidang pertama Digital Economy Working Group (DEWG) dalam Presidensi G20 Indonesia menjadi dasar membangun kesepahaman bersama mengenai tata kelola dan optimalisasi ekonomi digital berbasis data.

“Hasil G20 nanti bisa diimplementasikan dalam kehidupan di berbagai sektor digitalisasi dan mendorong tata kelola kehidupan baru yang lebih bersifat data sentris,” tuturnya.

Dalam DEWG G20 pemerintah mengoptimalkan potensi ekonomi digital dengan mengangkat isu Connectivity and Post-Covid-19 Recovery, Digital Skills and Digital Literacy, dan Data Free-Flow with Trust and Cross-Border Data Flow.

Menurut Johnny, isu Connectivity and Post Covid-19 Recovery memberikan kesempatan bagi Indonesia mengajak negara anggota G20 mendiskusikan peran sentral konektivitas digital dalam beragam lini kehidupan.

“Secara khusus, keterkaitannya pemulihan pasca pandemi Covid-19 mengacu kepada isu ketersediaan akses internet yang cukup, fair level playing field yang lebih berimbang dalam pemanfaatan teknologi digital, serta optimalisasi konten dan data internet,” katanya. (nas)

Exit mobile version