Pengamat Energi Menilai Kebijakan Menaikkan Harga Pertamax Sudah Tepat

Petugas SPBU

Ilustrasi

INDOPOS.CO.ID – Pengamat Energi, Taufan Hunneman menilai kebijakan menaikkan harga pertamax sudah merupakan keputusan yang tepat.

Sebab kenaikkan harga minyak dunia menyebabkan adanya koreksi terhadapa harga jual pertamax. Terlebih pertamax bukan jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang di subsidi oleh negara.

“Jadi harga pertamax di tentukan oleh mekanisme pasar, di mana pasar mengalami kenaikkan,” ujarnya kepada media melalui keterangan tertulis, Jumat (1/5/2022).

Menurut Taufan, setidaknya ada tiga hal pentingnya pertamax mengalami kenaikkan, pertama agar Pertamina mempunyai kinerja positif sebagai perusahaan, sebab harga saat ini Rp9.600 sedangkan harga per barel sudah di atas 100 dollar.

“Jadi dengan harga sekarang akan memberatkan kinerja Pertamina,” katanya.

Kedua, pertamax mengalami kenaikkan itu wajar dengan prinsip mekanisme pasar. Sebab pertamax sejauh ini tidak digunakan oleh angkutan umum, industri maupun angkutan publik lainnya, sehingga tidak signifikan terjadi dampak langsung ke rakyat.

Ketiga, harga pertamax yang murah dikuatirkan dengan disparitas itu menyebabkan terjadinya tindak pidana penyelundupan. Menurutnya harga pertamax saat ini sangat murah di Asean.

Oleh karena itu, sudah sangat tepat jika pemerintahan mempunyai opsi menaikkan harga pertamax. Dengan kenaikkan harga ini di harapkan rakyat Indonesia bisa menikmati energi yang bersih, sehat bagi lingkungan dan long live.

Taufan juga mengatakan bahwa meski ada kebijakkan kenaikkan harga pertamax karena harga pasar dunia meningkat, Pertamina tidak menaikkan harga biosolar dan pertalite, sebab kedua jenis ini dikomsumsi oleh 54 persen masyarakat, sedangkan pertamax 20 persen oleh orang mampu.

“Kebijakkan tidak menaikkan harga biosolar dan pertalite menunjukkan bahwa kebijakkan pro rakyat masih diterapkan dalam pengambilan kebijakkan,” pungkasnya.(rmn)

Exit mobile version