INDOPOS.CO.ID – Program bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng (Migor) ini dapat dibaca sebagai teguran kepada Menteri Perindustrian (Menperin). Pernyataan tersebut dikatakan Anggota Komisi VII Mulyanto melalui gawai, Rabu (13/4/2022).
Menurut dia, hingga saat ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) belum mampu menurunkan harga minyak goreng sawit (MGS) curah seharga HET sebesar Rp14 ribu per liter atau Rp15.500 per kg.
Data hari ini menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS nasional) harga rata-rata MGS curah masih bertengger di angka Rp19.950 per kg. “Kalau harga MGS curah sudah mencapai HET, tentu pemerintah tidak harus bersusah-payah mengucurkan program BLT minyak goreng ini,” ungkapnya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, selama harga MGS curah masih di atas HET, BLT tersebut lebih dinikmati oleh pengusaha MGS ketimbang rakyat kecil. Karena dalam praktiknya, selisih antara harga jual dengan HET MGS ditutup oleh dana BLT.
“Jadi uang yang diterima rakyat kecil dari BLT ini sebenarnya cuma “numpang lewat” saja. Untuk selanjutnya uang tersebut masuk ke kantong pengusaha MGS,” terangnya.
“Jadi sebenarnya pengusaha MGS ini mendapat dobel subsidi. Satu subsidi di hulu, melalui dana BPDPKS (badan pengelola dana perkebusan kelapa sawit) dan satu lagi subsidi di hilir, melalui dana BLT,” imbuhnya.
Dia mendesak, agar Menperin serius menyelesaikan tata niaga MGS curah, agar harganya segera mencapai HET. Pendekatan BLT, menurut dia, hanya bersifat jangka pendek dan tidak seberapa.
“Pemerintah secara struktural harus mampu mengendalikan harga MGS curah ini. Jangan kalah dan dipermainkan oleh pengusaha nakal,” katanya. (nas)