PLTS Terbesar di Dunia Akan Dibangun di Indonesia, Nilainya Rp71,8 Triliun

plts

Kiri ke kanan: Managing Director (CEO) Ib vogt, Anton Milner; Executive Director Union Energy Corporation Pte. Ltd, Ellen Teo; Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad; Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo; President Director PT Petrosea Tbk, Hanifa Indradjaya; Managing Director (APAC) Ib Vogt, David Ludwig; dan Managing Director and CEO Quantum Power Asia Pte Ltd, Simon G. Bell berfoto bersama di sela acara penandatanganan nota esepahaman Indonesia-Singapura (Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau - Quantum Power Asia, ib vogt dan Union Energy Corporation) tentang pembangunan Mega Proyek PLTS 3.5 GW di Auditorium Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Selasa (19/4). Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Dua perusahaan pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berskala dunia, yakni Quantum Power Asia dan ib vogt bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) terkait rencana pembangunan PLTS terbesar dunia di Indonesia.

Bertempat di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura, penandatanganan MoU mega proyek senilai Rp71,8 triliun atau lebih dari USD5 miliar ini disaksikan langsung Duta Besar RI untuk Singapura, Suryopratomo.

Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad mengaku menyambut baik kolaborasi pembangunan PLTS ini. Karena selain berdampak positif di bidang ekonomi, sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo, energi transisi menjadi agenda penting bagi Indonesia.

“Sebagai salah satu lokasi PLTS terbesar di dunia, kami menyambut baik langkah ini. Saya berharap PLTS ini akan menghadirkan solusi kebutuhan energi bersih masa depan sesuai dengan mandat Presiden Joko Widodo,” ujarnya, pada acara penandatanganan nota esepahaman Indonesia-Singapura (Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau – Quantum Power Asia, ib vogt dan Union Energy Corporation) tentang pembangunan Mega Proyek PLTS 3.5 GW di Auditorium Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Selasa (19/4).

Diharapkan, implementasi proyek ini dapat berjalan lancar dan meningkatkan ekonomi di Indonesia, khususnya di Kepulauan Riau bersama dengan Singapura.

Sementara, Duta Besar RI untuk Singapura, Suryopratomo menyambut baik kerja sama ini, karena Indonesia berambisi untuk mewujudkan energi terbarukan, salah satunya melalui pembangunan PLTS. Pemerintah Indonesia sendiri telah memutuskan untuk mengurangi emisi gas sekitar 29 persen.

“Adanya kerja sama dengan negara lain, diharapkan Indonesia dapat berkontribusi lebih untuk mengurangi emisi gas hingga 41 persen. Semoga implementasi MoU ini akan menghasilkan manfaat positif yang berkelanjutan bagi kedua negara,” katanya.

Managing Director dan CEO Quantum Power Asia, Simon G. Bell mengatakan, pihaknya sangat senang dapat menghadirkan solusi energi terintegrasi di Indonesia. Proyek PLTS ini akan mencakup pembangunan lebih dari 3,5 GW Solar PV dan lebih dari 12 GWh penyimpanan baterai di Kepulauan Riau.

“Setelah kami ditunjuk menjadi importir listrik Singapura, kami akan membawa investasi lebih dari Rp71,8 triliun. Proyek ini akan menciptakan sekitar 30 ribu pekerjaan dan membangun sistem penyimpanan PV terbesar secara global yang pernah dibangun hingga saat ini,” bebernya.

Sementara itu, Managing Director dan CEO ib vogt, Anton Milner menambahkan, inisiatif impor energi oleh Singapura dan Indonesia merupakan proyek penting secara global yang akan menjadi katalisator bagi transformasi kawasan menuju energi bersih dan bebas karbon.

“Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan bersama dengan Quantum Power Asia dan Union Energy, kami yakin rencana proyek kami sangat menarik untuk menciptakan program investasi jangka panjang yang berkelanjutan, baik untuk Singapura maupun Indonesia,” ucapnya.

Kerja sama ini berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat setempat sebelum mengekspor listrik ke Singapura. Dengan dukungan penuh dari komunitas masyarakat di Kepulauan Riau, telah dirancang hubungan rantai pasokan hiper-lokal, program pelatihan kompetensi keterampilan yang relevan untuk penduduk, serta kegiatan pembangunan bisnis.

Sebagai bagian dari inisiatif untuk mencapai netralitas karbon pada 2050, Pemerintah Singapura melalui Energy Market Authority (EMA) telah mengeluarkan Request for Proposals (RfP) untuk izin impor listrik, guna memasok energi bersih dari negara tetangganya termasuk Indonesia. (rmn)

Exit mobile version