INDOPOS.CO.ID – Direktur Treasury & International Banking PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Henry Panjaitan mengatakan bisnis internasional perseroan tetap tumbuh di tengah konflik Rusia dan Ukraina.
Rusia dan Ukraina memang bukan merupakan negara mitra utama dari transaksi trade finance BNI, namun tekanan krisis geopolitik ini memberikan dampak kenaikan beberapa komoditas, seperti batu bara, minyak kelapa sawit, serta emas dan turunannya.
“Kami dapat sisi positifnya yakni volume bisnis trade finance tumbuh cukup tinggi karena memang mayoritas dari komoditas yang kami tangani itu di minyak, gas, dan mineral,” ucap Henry dalam Public Expose BNI Kuartal I 2022 di Jakarta, Selasa (26/4).
Ia menuturkan pada triwulan I 2022 terdapat peningkatan volume business trade finance BNI sekitar 63,54 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Kondisi tersebut didukung oleh kenaikan volume impor sebesar 131,2 persen dan volume ekspor sebesar 34,6 persen.
Selain itu, tren penurunan kasus Covid-19 di beberapa negara mitra utama BNI untuk transaksi remitansi pun juga sudah mulai membaik, terutama dengan mulai dibukanya penguncian.
“Beberapa negara kami catat sudah memberikan peningkatan volume seperti di Jepang, Malaysia, Hong Kong, dan Tiongkok yang merupakan mitra dagang dari transaksi BNI untuk trade finance sudah terlihat pertumbuhan, sehingga interkoneksi global value-nya sudah mulai terjadi di kuartal pertama,” jelasnya.
Untuk meningkatkan volume transaksi trade finance dan remitansi, ia menegaskan pihaknya terus melakukan strategi akuisisi penetrasi dengan menjalin kemitraan bersama seluruh pemangku kebijakan, baik dari ekosistem ekspor dan impor, regulator, dan asosiasi.
Sementara untuk kantor cabang luar negeri (KCLN), BNI melaporkan earning asset tumbuh 12,7 persen (yoy) pada triwulan I-2022.
Pertumbuhan ini didukung oleh pertumbuhan kredit di kantor cabang luar negeri sebesar 14,7 persen (yoy), pertumbuhan aset trade finance di KCLN sebesar 6,1 persen, dan dana pihak KCLN yang tumbuh 15,7 persen (yoy).
Dengan mempertimbangkan perbaikan kondisi global, David menekankan pihaknya akan tetap menargetkan pertumbuhan 10 persen (yoy) pada tahun 2022 untuk bisnis internasional BNI dengan mengusung platform Xpora yang menghubungkan UMKM Indonesia dengan diaspora. (rmn)