INDOPOS.CO.ID – Bisnis pangan di negara-negara Asia menjadi industri kian dinamis dan berdaya saing tinggi. Untuk mengatasi tantangan ini dan berkompetitif, maka bisnis pangan harus ditingkatkan mempertahankan produktivitas secara keseluruhan.
Pandemi Covid-19 berdampak pada pertanian dan rantai pasok berupa kelangkaan pangan dan lonjakan harga berdampak pada pengembangan kemitraan antara publik dan swasta/Public Private Partnership (PPP) di Asia dan Pasifik.
Hal itu menyebabkan gangguan dalam perdagangan, produksi dan rantai pasokan serta penurunan tajam dalam konsumsi dan investasi pembatasan pergerakan tenaga kerja dan kontak manusia.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), bekerjasama dengan Asian Productivity Organization (APO) Tokyo dan Kementerian Ketenagakerjaan menyelenggarakan Workshop on Innovative Public–private Partnership Models for Improving the Sustainability of Food Supply Chains, pada 26-28 April 2022.
Sekretaris Badan PPSDMP, Siti Munifah dalam sambutannya menyampaikan, bahwa bisnis di bidang pertanian akhir-akhir ini semakin kompetitif dan kompleks.
Daya saing tersebut mendorong para pemangku kepentingan pertanian, untuk lebih inovatif menciptakan lebih banyak inovasi mengembangkan bisnis pertanian, terutama di masa pandemi Covid-19.
“Melihat tantangan-tantangan tersebut, tidak hanya pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan tersebut, tetapi sektor publik dan swasta harus saling berkontribusi dan terlibat mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di sektor pertanian”, kata Siti dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (29/4/2022).
Workshop daring tersebut bertujuan mengidentifikasi dan berbagi informasi tentang model PPP untuk meningkatkan produktivitas agrobisnis pangan yang berkelanjutan.
Hal itu dalam rangka membangun rantai pasokan pangan yang produktif dan kompetitif di negara-negara anggota APO, untuk mencapai kemitraan jangka panjang saling menguntungkan antara publik dan swasta di sektor pangan.
Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri, Kementan, Ade Candradijaya berharap agar ilmu dan informasi didapat selama workshop tidak hanya berhenti di peserta, tetapi terus dibagikan kepada semua pihak terkait rantai pasokan pangan di negara masing-masing.
“Melalui sharing terkait model PPP yang dilakukan peserta, saya yakin dapat berkontribusi dalam pengembangan rantai pasok pangan berkelanjutan dan memastikan ketahanan pangan di Asia,” ucap Ade. (dan)