Dari Limbah Pabrik Sawit, Indonesia Siap Garap Proyek Biometana

pertamina

PT Pertamina (Persero) menyepakati kerja sama proyek gas bersih bio-metana bersama tiga perusahaan gas dari Jepang antara lain Osaka Gas Co Ltd. (Osaka Gas), JGC Holdings Corporation (JGC), dan INPEX Corporation (Inpex). Foto : Pertamina

INDOPOS.CO.ID – Indonesia berencana menggarap proyek biometana dari limbah pabrik kelapa sawit untuk menghasilkan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) sebagai produk energi baru terbarukan yang ramah lingkungan dan rendah emisi.

PT Pertamina (Persero) diwakili Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha, Iman Rachman menyepakati kerja sama proyek gas bersih bio-metana bersama tiga perusahaan gas dari Jepang antara lain Osaka Gas Co Ltd. (Osaka Gas), JGC Holdings Corporation (JGC), dan INPEX Corporation (Inpex). Kesepakatan kerja sama ini secara virtual dalam acara Asia Green Growth Partnership Ministerial Meeting (AGGPM 2022), Senin (25/4/2022)..

Kesepakatan kerja sama ini disaksikan Menteri Ekonomi Perdagangan dan Industri Jepang, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Deputy Perdana Menteri Energy Thailand, Menteri Industri dan “Advance Technology” Uni Emirate Arab, serta Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam.

Kerja sama ini menyepakati untuk melakukan studi kelayakan produksi bio-metana dari limbah pabrik kelapa sawit (POME) sebagai gas alam bersih dan potensinya menjadi gas alam cair (LNG) di Indonesia.

“Selain mengembangkan energi baru terbarukan, kerja sama itu akan membantu mengatasi tantangan lingkungan, terutama dengan mengubah limbah kelapa sawit menjadi energi ramah lingkungan,” kata Vice President Komunikasi Korporat Pertamina Heppy Wulansari dalam rilis di Jakarta, Kamis (12/5/2022).

Proyek biometana itu merupakan bagian dari perwujudan Asia Energy Transition Initiative (AETI) yang diluncurkan Pemerintah Jepang pada 2021. Tujuannya mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sekaligus mendukung pencapaian netralitas karbon di kawasan Asia melalui transisi menuju energi bersih.

Indonesia merupakan produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar di dunia yang menyerap tiga juta tenaga kerja dan menghasilkan 4,5 persen dari produk domestik bruto. Limbah pabrik kelapa sawit mengandung bahan organik yang menghasilkan emisi metana yang signifikan.Metana memiliki dampak pemanasan global 25 kali lebih besar dibandingkan dengan karbon dioksida.

Proyek tersebut dimaksudkan sebagai usaha mengurangi emisi gas rumah kaca dari limbah sawit dengan mengubahnya menjadi bahan bakar organik, sehingga akan berkontribusi terhadap pasokan energi bersih secara berkelanjutan.

Pertamina dan mitra akan bersama-sama melakukan studi kelayakan proyek, termasuk kerja sama dalam penelitian dan pengembangan teknologi serta solusi yang berkaitan dengan produksi biometana dari sumber limbah pabrik kelapa sawit yang berlokasi di Sumatera dan Kalimantan.

Nantinya, produksi biometana akan disalurkan melalui jaringan gas yang dimiliki Pertamina, sehingga bisa memenuhi permintaan gas alam yang terus meningkat dan sekaligus berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon.

Kerja sama itu juga akan mengkaji peluang memanfaatkan mekanisme kredit karbon dan skema sertifikasi biometana untuk mengamankan netralitas karbon. Selain itu, kerja sama tersebut juga akan mengkaji peluang pemasaran biometana atau bio-LNG dan bahan bakar bunker, termasuk ekspor bio-LNG ke Jepang dan juga negara lain.

Heppy mengatakan, Pertamina memosisikan kerja sama itu sebagai kelanjutan dari beberapa proyek pengembangan energi hijau yang telah dikembangkan perseroan selama ini. Kerja sama itu juga bagian dari upaya mendukung upaya pemerintah mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 30 persen sebelum 2030. Dalam proyek itu, Pertamina akan menyediakan beberapa fasilitas dan lokasi studi di Sumatera dan Kalimantan.

Heppy berharap kerja sama itu bisa membantu memenuhi kebutuhan gas bumi di sektor industri dan rumah tangga, serta memperluas pengembangan jaringan gas bumi yang dimiliki perusahaan. (mg2)

Exit mobile version