Pertanian Harus Didukung Kalangan Milenial

pertanian

Dalam upaya menfasilitasi petani muda di Kalimantan Selatan (Kalsel), Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Propinsi Kalsel mengadakan Workshop Gender Equality and Social Inclusion (GESI) yang bertempat di Banjarmasin, Selasa (17/5). Foto: Kementan

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus bergerak menumbuh kembangkan potensi petani milenial di Tanah Air.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menegaskan, pertanian harus didukung kalangan milenial dalam rangka mendukung upaya pemerintah melakukan regenerasi petani sekaligus melahirkan pengusaha muda pertanian yang berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat pertanian Indonesia.

“Hingga 2024, kami menarget mencetak 2,5 juta petani milenial. Sejak saat ini proses penumbuhan petani milenial terus dilakukan,” ujar Dedi, dalam keterangannya, Selasa (24/5/2022).

Berkolaborasi dengan Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA), Dedi menegaskan kualitas dan kuantitas petani milenial terus digenjot. Salah satu komitmen pemerintah dalam memfasilitasi tumbuh kembang generasi milenial adalah dengan hadirnya program Youth Entrepreneurship Employment and Support Services (YESS) yang merupakan kerja sama antara Kementan dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

Sementara, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menekankan soal pentingnya peran petani milenial dalam rangka pembangunan pertanian masa depan. Menurutnya, era digital saat ini semakin mendorong percepatan pembangunan pertanian Indonesia.

Oleh karena itu, Kementan berupaya mengubah pola pikir generasi muda bahwa pertanian itu keren, hebat dan satu-satunya sektor yang menjanjikan, terlebih di tengah pandemi saat ini.

“Kita fasilitasi mereka, kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka melalui pelatihan. Kita manfaatkan teknologi, alsintan, jejaring hingga jejaring pemasaran,” bebernya.

Dalam upaya menfasilitasi petani muda di Kalimantan Selatan (Kalsel), SMK Pertanian Pembangunan Negeri (PPN) Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Kalsel mengadakan Workshop Gender Equality and Social Inclusion (GESI).

Workshop yang dibuka Project Manager (PM) PPIU Kalsel ini dihadiri 75 fasilitator muda dari 3 kabupaten program YESS di Kalsel, 12 orang mobilizer dan 3 orang dari District Implementation Team (DIT). Selain itu, hadir pula perwakilan dari Dinas Sosial sebanyak 3 orang.

“Program YESS menjadi solusi regenerasi petani. Tak hanya melibatkan kaum pria, program YESS juga memberikan perhatian khusus pada kaum perempuan serta penyandang disabilitas,” kata Project Manager Program YESS Kalsel, Angga Tri Aditya Permana. (rmn)

Exit mobile version