Diburu Investor IPO ASHA Oversubscribed 10 Kali Lipat

asha

Direktur Utama PT Cilacap Samudera Fishing Industry, William Sutioso (Kanan) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (27/5/2022). Foto: Ist

INDOPOS.CO.ID — PT Cilacap Samudera Fishing Industry yang dikenal dengan nama ASHA, merupakan perusahaan perikanan terpadu resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (27/5/2022). Setelah merampungkan masa penawaran umum (IPO) baru baru ini, ASHA mengumumkan terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed dengan total valuasi Rp1,25 trilliun.

Jumlah ini 10 kali lipat melebihi target yang ditetapkan, sekitar Rp125 milyar. Kesuksesan ASHA yang secara mulus melakukan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Indonesia ini melibatkan 31.125 investor. Sebagian dana pubic offering yang telah diraih ini akan dimanfaatkan perseroan untuk mengakuisisi perusahaan processing guna memperlebar jaringan source dan market, memperkuat bisnis unitnya di sektor perikanan, serta untuk kepentingan operasional perusahaan.

“IPO ini merupakan langkah yang tepat untuk perusahaan perikanan agar tetap exist dan dapat bekerja dengan professional. Dengan melantainya perusahaan, maka kami secara tidak langsung membuka kesempatan kepada para nelayan untuk berkolaborasi demi peningkatan ekonomi nelayan Indonesia yang berkelanjutan,” ujar Direktur Utama PT Cilacap Samudera Fishing Industry, William Sutioso.

Era pandemi COVID-19 yang diestimasikan akan berubah menjadi era endemic, akan berpengaruh pada permintaan seafood yang kembali menjadi normal bahkan cenderung meningkat. Melihat adanya market rebound karena perubahan era COVID 19, ASHA akan memaksimalkan dana IPO untuk mengumpulkan revenue dan mencetak profit dalam waktu dekat.

“Perusahaan perikanan asal Indonesia ini tidak akan hanya bertumpu pada sektor perikanan tangkap saja. Pihaknya berencana akan memperkuat aspek infrastruktur cold chain logistic di seluruh Indonesia dan mengadopsi teknologi termutakhir di Indonesia untuk masuk ke dalam akuakultur,” ungkap William

Perseroan juga akan fokus pada pengembangan teknologi berbasis data untuk memprediksi segala aspek seputar industri perikanan di Indonesia. Langkah ini diharapkan mampu menciptakan peluang yang lebih besar dengan adanya data yang akurat. Dengan adanya dukungan teknologi, operasional perusahaan dinilai sangat efisien untuk memperkuat bisnis di sektor hulu yang memiliki faktor high risk high return.

“Visi ini sejalan dengan kepentingan pemerintah untuk merealisasikan industri perikanan yang berkelanjutan. Kami tentu berharap dapat menjadi contoh dalam mentransformasi potensi menjadi produksi untuk menghasilkan devisa bagi Indonesia melalui kegiatan ekspor,” tegas William.

Melihat potensi yang dimiliki sektor perikanan Indonesia yang luar biasa, ASHA berharap dapat memposisikan perusahaan sebagai leader di industri ini. Dengan founder yang memiliki 40 tahun pengalaman di sektor perikanan, perseroan optimis akan keberlanjutan operasional penangkapannya sesuai dengan regulasi yang pemerintah tetapkan kepada pelaku usaha di bidang ini, demi mencapai sektor perikanan yang lebih baik.

ASHA merupakan perusahaan perikanan terintegrasi yang berbasis di Indonesia. Didirikan pada 1999, dimana founder perseroan memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun di sektor perikanan Indonesia. ASHA memiliki visi untuk menjadi perusahaan yang terintegrasi kelas dunia dalam memberikan nilai terbaik kepada pelanggan. Saat ini, perseroan telah memperluas bisnisnya ke berbagai sektor, mulai dari penangkapan, pengolahan, pembekuan, penyimpanan dingin, hingga distribusi ke pasar ekspor. (ney)

Exit mobile version