Geliat Kebangkitan Ekonomi Kreatif Mulai Tumbuh Subur

umkm

Annisa Ahlush Shuffah memamerkan produk usahanya

INDOPOS.CO.ID – Salah satu sektor yang terus mendapat perhatian penuh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2022 adalah tumbubnya pelaku handycraft, fesyen dan kuliner. Seiring masa transidi dari pandemi ke endemi maka semua kegiatan bidang ekraf pun bergeliat.  Peluang usaha kuliner pun dengan cepat ditangkap oleh Annisa Ahlush Shuffah atau yang biasa disapa Icha yang memulai usaha dengan menciptakan makaroni menjadi cemilan yang langsung nge-hits.

“Sektor ekraf bukan saja cepat menumbuhkan ekonomi, tapi juga mencitakan lapangan pekerjaan,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, memberikan apresiasi pada pelaku ekraf baru baru ini.

Sebut saja camilan Makaroni Endes, yang sudah buming 2017 lalu. Sempat melesu lantaran pandemi, namu belakangan mulai bangkit seiring ekonomi masyarakat berlahan bergerak melaju pertumbuhannya. Bahkan,

Annisa Ahlush Shuffah atau yang biasa disapa Icha tak hanya terpaku di usaha Makaroni Endes.  Dia juga mencoba cemilan lain seperti kripik slondok ebi, kerupuk kulit ebi, kurma cokelat almond, kurma cokelat keju.

Pada Juli mendatang akan mengeluarkan produk barunya yaitu donat sereal dan biji kopi cookies. Alhasil, yang semula brand Makaroni Endes berubah menjadi Chamilan Endes sebab cemilan yang dijual saat ini, tidak hanya makaroni saja.

“Aku ingin produk cemilan dari satu brand bisa dinikmati oleh satu keluarga.  Misalnya slondok, cemilan untuk ibu, biji kopi cookies dipilih ayah untuk teman ngopi dan donat sereal untuk anak,” ujar alumnus dari Management Transportasi Laut, STMT Trisakti yang mendapatkan sejumlah prestasi selama kuliah dan lulus dengan predikat cumlaude.

Produk Chamilan Endes pun mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, selain bisa menumbuhkan ekonomi, juga sudah menyerap tenaga kerja. Produk-produknya juga sangat terjangkau, dipasarkan mulai dari harga Rp 10.000 hingga Rp 55.000.

Peluang lainnya yang diciptakan membuka usaha dicatering hingga wedding organizer (WO), seiring pemerintah sudah memperbolehkan resepsi normal. Dalam mengelola usaha catering ini, Icha memberdayakan ibu-ibu yang tinggal di sekitar rumahnya,

“Ibu-ibu inilah yang jadi tukang masaknya. Pangsa pasarku banyak yang suka  masakan ibu-ibu.  Selain kangen dengan masakan ibu, rasanya juga lebih kuat dibumbu,” ujarnya.

Dia menyemangati orang orang yang ingin membuka usaha ditengah kesulitan. Dia mengatakan kunci usaha bukan hanya modal.  Bahkan tidak perlu modal besar, tetapi punya niat dan business plan. “Aku awal bikin catering dengan  modal seadanya. Masak di rumah, alat-alat memasak pakai punya ibu dan uang untuk membeli bahan masakan dari pembeli catering yang sudah transfer di h-2 ,” tutur Icha  pebisnis baru yang juga merupakan seorang karyawati di salah satu perusaaan minyak dan gas multinasional.

Namun dengan berjalannya waktu, dia membuat PT. Menurutnya, dengan adanya PT, cateringnya bisa bekerjasama dengan banyak pihak instansi pemerintahan maupun perusahaan swasta besar. Masih aktif bekerja tidak menjadi hambatan baginya untuk memiki usaha cemilan, catering dan wedding organizer.  Manajemen waktu menjadi salah satu kuncinya.

“Aku punya tim yang selalu membantu.  Bagiku, kerja di kantor itu ada batas usianya.  Harapanku, kalau suatu saat aku resign dari kantor, bisnisku sudah running,” ujarnya.

Hal ini juga sesuai dengan motto hidupnya, “Success doesn’t have to wait until old”

Ke depannya, perempuan berzodiak sagitarius ini berencana merambah ke bisnis fashion khususnya fashion hijab.  Icha juga ingin memiliki restoran yang dilengkapi dengan banyaknya ruang meeting yanh bisa dipesan perusahaan untuk meeting. (ney)

Exit mobile version