G20 Dorong Swasta Dalam Pemenuhan Gap Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan

G20

Suasana pertemuan G20 di Indonesia. Foto : Kemenkeu for Indopos.co.id

INDOPOSCO.ID – Agenda investasi infrastruktur berkelanjutan (sustainable infrastructure investment) menjadi salah satu agenda utama Presidensi Indonesia dalam G20 pada 2022, khususnya pada bidang infrastruktur atau Infrastructure Working Group (IWG).

Agenda tersebut sejalan dengan prioritas Indonesia dalam G20 2022 menuju sustainable, inclusive, dan resilient recovery untuk mewujudkan “Recover Together, Recover Stronger”. Investasi infrastruktur berkelanjutan menjadi kunci utama dalam mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan berkelanjutan pascapandemi COVID-19. Kemampuan fiskal yang terbatas terutama pada negara berkembang menjadi tantangan utama dalam memenuhi gap kebutuhan infrastruktur berkelanjutan.

Investors Dialogue bertujuan untuk mendengar perspektif sektor swasta tentang peran yang diharapkan dari negara G20 melalui berbagai inisiatif global dalam mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Dialog yang terbagi dalam tiga sesi diskusi yang difokuskan untuk membahas: (i) perspektif investor mengenai bagaimana mendorong hasil kerja G20 untuk dapat memberikan peluang investasi dalam infrastruktur berkelanjutan, serta mengelaborasi risiko dan tantangan dalam investasi infrastruktur; ii) perspektif negara berkembang dan daerah (sub-nasional) mengenai apa yang dapat dilakukan negara-negara G20 untuk menciptakan proyek infrastruktur berkelanjutan yang lebih bankable bagi negara berkembang dan pemerintah daerah (sub-nasional), khususnya terkait dengan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG); dan iii) meminta masukan dari pembicara dan investor terhadap draf G20 Framework on Sustainable Infrastructure yang saat ini sedang disusun oleh GI Hub sebagai salah satu deliverable IWG.

Peran sektor swasta dan investor global tentu sangat penting dalam pemenuhan gap pembiayaan infrastruktur berkelanjutan, namun hal ini dihadapkan dengan berbagai risiko dan tantangan berinvestasi. Untuk menjembatani hal ini, Presidensi Indonesia berkolaborasi dengan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), the D20 Long-Term Investors Club (D20-LTIC), dan Global Infrastructure Hub (GIH) mengadakan G20 Infrastructure Investor Dialogue. Kegiatan yang mengangkat tema ‘Leveraging Private Sector Participation in Sustainable Infrastructure Investment’ ini dilaksanakan secara hybrid pada 15 Juli 2022 di Nusa Dua, Bali. Acara ini merupakan bagian rangkaian side event dari agenda Pertemuan Ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia (3rd FMCBG).

Menteri Keuangan Italia, Arab Saudi, dan Sekretaris Jenderal OECD hadir dalam acara maupun melalui daring untuk menyampaikan sambutan. Dalam kesempatan kali ini, Menteri Keuangan Indonesia turut hadir untuk memberikan closing remark. Selain dihadiri negara anggota G20, berbagai organisasi internasional, lembaga keuangan, dan sektor swasta ikut diundang untuk mengikuti sesi dialog dengan narasumber dari perwakilan lembaga keuangan dan sektor swasta.

Ini antara lain D20-LTIC, European Investment Bank (EIB), Clifford Capital Singapore, Saudi Industrial Development Fund (SIDF), CDG Développement Morroco, KfW, Long-term Infrastructure Investors Association, dan Global Infrastructure Basel Foundation. CEO Indonesia Investment Authority (INA) dan Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) turut menjadi narasumber untuk berbagi perspektif mengenai investasi infrastruktur berkelanjutan di Indonesia.

Dalam closing remark, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa investasi pembangunan berkelanjutan memiliki masalah kesenjangan pembiayaan yang serius. Oleh karena itu dibutuhkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta dan Bank Pembangunan Nasional dan Internasional. Beberapa masukan penting dalam dialog disorot oleh Menteri Keuangan diantaranya peningkatan kapasitas dalam Project Preparation, perlunya memastikan kualitas infrastruktur tersebut sejalan dengan prinsip Enviroment, Social Governance (ESG), serta pentingnya peningkatan kapasitas manajemen proyek infrastruktur.

Selain itu, Menkeu juga mendorong dukungan dari GIH, OECD, dan lembaga Internasional lainnya untuk memberikan dukungan bagi negara berkembang yang mengadapi tantangan kapasitas administrasi, regulasi, transparansi, dan kapasitas project preparation. Masukan tersebut penting untuk Indonesia dan negara berkembang untuk membangun kerangka pembangunan berkelanjutan serta dapat meningkatkan kualitas deliverables G20 khususnya dalam topik infrastruktur.

Komitmen G20 di bawah Presidensi Indonesia tahun 2022 dalam investasi infrastruktur berkelanjutan adalah sebagai upaya G20 untuk menindaklanjuti 2021 Sustainable Finance Roadmap serta mengembangkan infrastruktur sebagai salah satu kelompok aset yang memiliki karakteristik investasi sehingga menarik bagi para investor.

“Pada 2022, FMCBG telah sepakat mengembangkan kerangka kerja (framework) untuk mendorong partisipasi sektor swasta dalam rangka meningkatkan investasi infrastruktur berkelanjutan. Framework ini bertujuan untuk meningkatkan dampak, skala, keterjangkauan, dan kecepatan dalam investasi infrastruktur, sekaligus memastikan transisi yang tertib dan adil. Agar kita menuju ke arah yang benar, dialog berkelanjutan dengan sektor swasta dalam membahas isu ini harus dipertahankan.” tambah Menkeu.

Hasil dari dialog ini diharapkan dapat menjadi input dalam penyelesaian deliverable pada agenda investasi infrastruktur berkelanjutan serta mampu memberikan sinyal positif kepada investor, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan memobilisasi investasi sektor swasta ke dalam infrastruktur berkelanjutan. (aro)

Exit mobile version