INDOPOS.CO.ID – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) berkolaborasi dengan berbagai pihak, terutama bekerja sama dengan peritel global dari luar maupun dalam negeri untuk sebagai agregator, eksportir, sekaligus lembaga riset bagi produk-produk UKM lokal agar mampu menembus pasar ekspor.
Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman mengungkapkan, rangking ekspor Indonesia di ASEAN berada di posisi ke-5. Sementara kontribusi UKM terhadap ekspor nasional tahun 2020 sebesar 15,69 persen. Di ASEAN, porsi ekspor UKM Indonesia mencapai 15,8 persen. Angka ini tercatat lebih rendah dibandingkan Malaysia sebesar 19 persen, Vietnam 20 persen, Filipina 20 persen, Sri Langka 20 persen, dan Thailand sebesar 29,5 persen.
“UKM menjadi salah satu sektor yang turut serta berkontribusi pada peningkatan kinerja ekspor Indonesia. KemenKopUKM terus mendorong pelaku UKM untuk bisa menembus pasar ekspor,” ucap Hanung dalam acara diskusi Indonesia Retail Summit 2022 bertajuk ‘Peningkatan Kolaborasi UKM dengan Retail Luar Negeri Untuk Produk-produk Baru’ di Sarinah, Jakarta, Senin (15/8).
Ia melanjutkan, beberapa strategi pun dilakukan dalam meningkatkan kontribusi ekspor UKM ini. Di antaranya, KemenKopUKM aktif melakukan identifikasi dan pemetaan potensi produk dan potensi pasar luar negeri.
Kemudian pihaknya juga memfasilitasi akses pembiayaan dan investasi bagi UKM ekspor melalui Lembaga pembiayaan Perbankan maupun Non Perbankan (Fintech, Peer to Peer Lending, dan SKOPI). Selanjutnya, perluasan pasar produk UKM ekspor bekerja sama dengan aggregator, eksportir, distributor, agen, maupun melalui fasilitasi pameran dalam dan luar negeri.
“Kami juga mendorong digitalisasi produk UKM ekspor baik dengan menggunakan website sendiri atau melalui online marketplace seperti Alibaba, dBay, Amazon, Etsy, Rakuten, dan lainnya,” ucap Hanung.
Terakhir, KemenKopUKM melakukan peningkatan kapasitas SDM dan produk UKM melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, capacity building, dan fasilitasi standarisasi sertifikasi.
“Dengan strategi ini, kami optimistis target kontribusi ekspor UKM Indonesia tercapai secara bertahap yakni di 2022 sebesar 15,8 persen, tahun 2023 sebesar 16,4 persen, dan di tahun 2021 sebesar 17,0 persen,” ucapnya.
Selanjutnya sebagai upaya nyata dukungan KemenKopUKM mendorong kontribusi ekspor UKM, sepanjang 2021 pihaknya menggandeng berbagai perusahaan ritel besar mancanegara. Pada September 2021, KemenKopUKM memfasilitasi perjanjian kerja sama antara IKEA dengan PT Rumah Mebel Nusantara. Di mana hingga Juli 2022, sebanyak 40 UKM telah masuk dalam jaringan IKEA yang ada di Jakarta, Tangerang, dan Bali.
“Nanti juga akan dilakukan pembahasan menggunakan kerja sama dengan IKEA untuk memenuhi supply di luar negeri. Kerja sama ini sangat menguntungkan tak hanya bagi IKEA tapi juga UKM, mengingat pada 2021 pendapatan IKEA mencapai 42 miliar Euro di mana 70,7 persen penjualan terjadi di Eropa, 18 persen di Amerika, dan 11,3 persen di Asia, termasuk Indonesia,” kata Hanung.
Kemudian kolaborasi antara KemenKopUKM dengan PT Fast Retailing Indonesia (Uniqlo) pada 28 September 2021 tercatat sampai Juli 2022 sebanyak 196 UKM telah masuk dalam jaringan Uniqlo yang ada di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Bali, dan NTB.
Lalu bersama Lulu grup yang merupakan jaringan ritel terbesar di Kawasan GCC dan Asia yang menguasai 32 persen pasar ritel, KemenKopUKM mendorong UKM masuk dalam Lulu Group Riteil.
“Setelah ini, akan dilakukan buyer session dengan pihak Lulu, untuk mempertemukan UKM dengan buyer (Lulu),” katanya.
Tak berhenti di situ, KemenKopUKM lanjut Hanung, turut melakukan pengembangan kawasan dan rantai pasok seperti PLUT sebagai pusat layanan pendampingan ekspor, insentif pengembangan usaha antara mitra usaha besar dengan UKM, serta korporatisasi petani.
Pihaknya juga melakukan peningkatan layanan dengan mempermudah pengurusan izin serta perolehan sertifikasi mulai dari ISO, HACCP, FSSC, BRC, Organic, dan lainnya. Ditambah ada upaya pemetaan buyer potensial sebagai bantuan kepastian akses pasar, dengan kolaborasi bersama ITPC, KBRI, Atase Dagang, dan SIPPO.
“Upaya kami untuk bagaimana membangun kerja sama dengan agregator dan buyer representatif untuk mendapatkan info buyer. Selain itu kami punya program logistik dengan kargo terjadwal, jika mengirim barang kecil, UKM sendiri-sendiri itu mahal, dan ini kita integrasikan supaya biayanya lebih murah,” ucap Hanung.
Di tempat yang sama, Corporate Affairs Director Uniqlo Irma Yunita menambahkan, dalam mendukung UKM, sebanyak 25 toko dari total 50 toko Uniqlo di Indonesia sudah dibangun instalasi UKM dengan menampilkan produk-produk UKM lokal terpilih yang berasal dari wilayah lokasi toko Uniqlo berada.
“Sisanya 25 toko lagi sedang kami kurasi produknya untuk dibangun instalasi UKM,” katanya.
Tak hanya itu, terkait rantai pasok, Uniqlo juga bekerja sama dengan 14 pabrik lokal dalam memproduksi pakaian untuk diekspor. Di mana saat ini produk-produk tersebut telah melakukan ekspor sebanyak 3 kali lipat, sehingga tak heran jumlah ekspor Uniqlo lebih besar mencapai Rp334 juta dibanding dengan impor yang mencapai Rp118 juta hingga pertengahan tahun 2022.
Dewan Penasehat Hippindo Tutum Rahanta berharap ke depan akan lebih banyak lagi pihak swasta seperti Uniqlo yang bisa memberikan fasilitas bagi UKM dalam memperluas aksesnya untuk pasar ekspor. Ia juga meminta, agar aturan Pemerintah yang ada mampu menguatkan produk lokal dalam negeri untuk UKM agar naik kelas.
“Welcome terhadap Uniqlo yang memberikan kesempatan kepada UKM untuk berkembang. Bisa dibilang, selama ini sulitnya produk UKM ekspor karena tak mampu bersaing dengan barang impor. Melalui kerja sama pihak ritel luar negeri, justru akan mendapatkan pengetahuan dalam pemenuhan standarisasi kebutuhan ekspor seperti apa,” ucapnya. (rmn)