Dorong UMKM Naik Kelas, KemenKopUKM Lanjutkan Kolaborasi Program MicroMentor Indonesia

KemenKopUKM

Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing KemenKopUKM Yulius. Foto: KemenKopUKM untuk indopos.co.id

INDOPOS.CO.ID – Sebagai langkah dalam mendorong UMKM naik kelas, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) berkolaborasi dengan Mastercard, Bank Commonwealth, dan Mercy Corps untuk melanjutkan program MicroMentor Indonesia (MMI) yang telah berlangsung selama tiga tahun ini.

Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing KemenKopUKM Yulius menyampaikan, sinergi dengan MMI dilakukan untuk meningkatkan literasi transformasi digital dan membangun ekosistem untuk pendampingan bisnis serta melindungi UMKM dengan keamanan siber.

“Melalui kolaborasi antara KemenKopUKM dengan MMI telah berhasil menciptakan dua program unggulan, yakni akselerasi digital pendamping UMKM (SIGAP UMKM) dan Garda Transformasi Usaha Mikro (Garda Transfumi) yang telah menjangkau lebih dari 60 ribu UMKM dan 20 ribu relawan mentor di Indonesia,” kata Yulius saat memberikan sambutan dalam acara HUT MicroMentor ketiga di Jakarta, Jumat (19/8).

Yulius mengungkapkan, dari 64,19 juta UMKM di Indonesia 64,14 juta adalah UMK yang sebagian besar masih berada di sektor informal. “Hingga tahun 2019, UMK yang memiiki sertifikat hanya sebesar 4 persen, sehingga perlu didorong untuk bertransformasi menjadi formal,” kata Yulius.

Untuk itu, KemenKopUKM terus berupaya untuk meningkatkan transformasi UMKM dari informal ke formal, melalui pembinaan dan pendampingan usaha mikro dalam perizinan usaha dan bantuan hukum.

“Progres per Agustus 2022 tercatat program Layanan Bantuan dan Pendampingan Hukum bagi Pelaku usaha Mikro Kecil (LBPH-PUMK) telah terealisasi 52 persen atau sebanyak 1.160 dari target 2.400 PUMK, selain itu perndaftaran NIB untuk UMKM sudah terealisasi sebesar 100 persen atau sebanyak 7.500 UMKM,” kata Yulius.

Dorong Ekosistem Digital

KemenKopUKM terus mendorong penciptaan 30 juta UMKM agar menjadi bagian dari ekosistem digital pada tahun 2024. Hal tersebut menjadi penting karena 80 persen UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital memiliki daya tahan lebih baik dalam menghadapi tantangan krisis termasuk pandemi.

“Indonesia memiliki potensi ekonomi digital sangat besar, yakni 124 miliar atau lebih dari Rp1.700 triliun pada tahun 2025,” kata Yulius.

KemenKopUKM terus melakukan upaya yang berkesinambungan untuk meningkatkan digitalisasi UMKM baik dari sisi hulu yakni dengan peningkatan literasi digital dan kualitas produksi dan sisi hilir melalui perluasan pasar.

Sebagai informasi, sejak diluncurkan pada tahun 2019, MMI telah menjangkau lebih dari 60.000 UMKM dan 20.000 relawan mentor di Indonesia.

“Saya berharap relawan pendamping yang telah berkolaborasi dengan MicroMentor terus bertumbuh ke depannya dan menjadi bagian dari solusi untuk akselerasi transformasi usaha mikro dan transformasi digital UMKM,” kata Yulius.

Lebih lanjut Presiden Direktur Bank Commonwealth Lauren Sulistiawati juga berharap melalui kolaborasi antara Mastercard dan Bank Commonwealth serta dukungan dari KemenKopUKM, MMI dapat memperluas jangkauannya hingga 100 ribu UMKM pada Januari 2023.

“Untuk mencapai target tersebut literasi keuangan tidak cukup maka perlu pendampingan dan dikerjakan bersama-sama dengan mentor yang ahli” kata Lauren.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Mercy Corps Indonesia Ade Soekadis meyakini layanan MMI memberikan dampak positif kepada UMKM serta perekonomian Indonesia.

“Saya yakin MMI dapat terus meningkatkan jangkauannya dalam menumbuhkan wirausaha di seluruh Indonesia secara masih dan inklusif,” kata Ade.

Memasuki tahun keempat, MMI akan meningkatkan fitur dan layanan yang tersedia. Melalui Sistem Pelatihan Virtualnya, Mastercard telah menyediakan akses ke keahlian global melalui rangkaian pembicara ahli dan Toolkit Keamanan Siber untuk UMKM Indonesia dari Global Cyber Alliance yang dapat diakses di dalam platform MicroMentor Indonesia.

Bank Commonwealth juga terus memberikan dukungannya dalam memberikan materi dan mentor pada Sistem Pelatihan Virtual dan Webinar dengan topik seputar manajemen bisnis, Sumber Daya Manusia (SDM), dan manajemen keuangan.

MMI juga akan meningkatkan teknologi dalam mendukung proses kemitraan, sehingga dapat diperluas untuk MMI untuk UMKM dan relawan mentor di seluruh Indonesia. (srv)

Exit mobile version