Perajin Tahu dan Tempe Anggap Pemerintah Tak Adil Dalam Penyaluran Kedelai Subsidi

Perajin-Tahu-dan-tempe

Penjual tahu dan tempe

INDOPOS.CO.ID – Sejumlah pedagang dan perajin tahu dan tempe resah karena tidak mendapatkan subsidi kedelai dari pemerintah. Bahkan, subsidi yang seharusnya diperuntukkan untuk para perajin kecil justru dinikmati oleh para perajin besar.

Andi, seorang perajin tahu dan tempe asal Cileungsi, Jawa Barat mengungkapkan sulitnya mendapatkan kedelai subsidi akibat tidak meratanya penyaluran subsidi pemerintah tersebut.

“Tidak meratanya subsidi kedelai telah merugikan kami para pengrajin kecil. Seharusnya kan subsidi itu dibagi merata agar tidak terjadi perang harga di pasaran,” kata Andi.

Saat ini pemerintah sedang merencanakan pemberian subsidi kedelai kepada perajin tahu dan tempe. Sebelumnya, pemerintah telah memberikan subsidi kedelai kepada para perajin tahu dan tempe selama 4 bulan.

Penyaluran subsidi ini berlangsung secara bertahap dimulai bulan April hingga Juli 2022. Namun, pemberian subsidi kedelai tersebut telah menimbulkan keresahan di kalangan perajin tahu dan tempe serta pedagang kedelai swasta akibat subsidi yang diberikan melalui Bulog.

Selama ini pemerintah memberikan subsidi kedelai kepada Bulog yang menyalurkannya melalui Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (Kopti). Total subsidi kedelai yang diberikan pemerintah mencapai Rp 850 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk menutup selisih harga kedelai di tingkat importir dengan perajin tahu dan tempe.

Keresahan yang sama juga dirasakan oleh Darmini, seorang pedagang kedelai asal Citereup, Jawa Barat. Dia mengatakan, banyak pedagang kedelai mengalami penurunan penjualan akibat adanya kedelai subsidi yang harganya lebih murah.

“Sejak ada kedelai subsidi, penjualan kedelai berkurang drastis. Perajin tentu mencari kedelai dengan harga subsidi. Masalahnya, sejak adanya pemberian subsidi kedelai, ada saja Kopti dadakan yang menjual kedelai harga subsidi,” kata perempuan pedagang ini.

Menurutnya, saat ini kedelai dengan harga normal dijual Rp12.300 per kilogram. Sementara harga kedelai subdisi terpaut Rp 1000 lebih murah dari harga normal kedelai di pasaran.

Ruben, penjual kedelai asal Bekasi, Jawa Barat juga mengalami hal yang serupa. Menurutnya, kedelai subsidi itu sebagian besar justru lebih menguntungkan para perajin tahu dan tempe berskala besar. Sebaliknya, para perajin kecil yang seharusnya mendapatkan kedelai dengan harga subsidi tidak dapat menikmati bantuan tersebut.

Datangi Kementerian Koperasi dan UKM Untuk mendapatkan kejelasan mengenai penyaluran subsidi kedelai, sejumlah perajin tahu dan tempe dan pedagang kedelai mendatangi kantor Kementerian Koperasi dan UKM di kawasan Kuningan, Jakarta pada Rabu (24/8/2022) pekan lalu.

Andi mengatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk menanyakan informasi pembagian kedelai subsidi yang kembali akan dilakukan oleh pemerintah. Mereka juga ingin mendapatkan kejelasan mengenai lembaga atau institusi yang mendapatkan tugas untuk menyalurkan subsidi serta mekanisme penyaluran kedelai

“Kami ingin agar pemerintah dapat menyaluran subsidi kedelai dengan adil dan tepat sasaran agar tidak merugikan sebagian besar perajin tahu tempe kecil dan pedagang kedelai,” katanya. (ibs)

Exit mobile version