Terus Meningkat, Kapasitas Pembangkit EBT Capai 12 GW

aldo

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif (kedua kanan), didampingi (dari kiri ke kanan) Ketua Panitia Pelaksana The 8th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2022, Riza Pasikki; Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia (API), Prijandaru Effendi; dan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, pada pembukaan acara The 8th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2022, di.Jakarta Convention Center, Rabu (14/9/2022). Foto: IIGCE untuk INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat pembangkit energi baru terbarukan (EBT) terus mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir dengan kapasitas terpasang saat ini telah mencapai 12 gigawatt (GW).

Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan, pembangkit listrik tenaga panas bumi menyumbang sekitar 2,2 GW dan masih terus dikembangkan melalui skema bisnis baru untuk mempercepat program transisi energi. Pembangkit listrik panas bumi ini diperkirakan akan mencapai 22 GW yang didorong dengan pengembangan skema bisnis baru.

“Inovasi teknologi yang kompetitif dan terjangkau, antara lain deep drilling geothermal development, enhance geothermal system dan offshore geothermal development,” ujarnya dalam pembukaan forum The 8th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (14/9/2022).

Pemerintah telah menetapkan peta jalan jangka menengah terkait penambahan EBT melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030. Di situ, penambahan energi baru terbarukan ditargetkan mencapai 20,9 GW atau setara 51,6 persen dari total pembangkit listrik yang dibangun oleh PLN.

“Saat ini Indonesia ada dua skema pembiayaan panas bumi, yaitu geothermal energy uptstream development project dan geothermal resource risk mitigation yang merupakan kerja sama antara Kementerian Keuangan, PT SMI dan Bank Dunia,” tuturnya.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pengembangan EBT harus menjadi pilihan utama mewujudkan ketahanan energi di Indonesia. Besarnya potensi panas bumi menjadi modal menjalankan transisi energi.

“Dalam mencapai target itu, dibutuhkan pengoptimalan dalam upaya sinergitas antara pelaku usaha, maupun pemerintah pusat dan daerah,” katanya, pada konferensi pers usai acara pembukaan.

Dalam mengurangi penggunaan emisi menjadi tantangan dalam melawan isu iklim global, panas bumi menjadi salah satu cara mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar fosil. Indonesia menjadi negara dengan kapasitas terpasang PLTP terbesar kedua di dunia dan akan menjadi nomor satu dalam beberapa tahun ke depan.

Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia (API), Prijandaru Effendi menyatakan, pemangku kepentingan panas bumi telah berkolaborasi memulai inisiatif baru untuk mencari terobosan, gagasan agar energi panas bumi dapat berperan serta menjadi andalan dalam transisi energi.

Transisi energi ini harus mampu menciptakan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Ramah terhadap lingkungan menjadi salah satu karakteristik energi panas bumi. Energi panas bumi ini tidak terpengaruh kondisi cuaca dan iklim, sehingga sangat cocok dijadikan pembangkit energi terbarukan pemikul beban dasar dengan capacity factor rata-rata di atas 95 persen.

“Pastinya API akan terus mendukung upaya-upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia, khususnya energi panas bumi yang menunjukkan bahwa transisi energi itu bukan solusi, transisi energi harus dilakukan dalam menjawab tantangan ketahanan dan kemandirian energi nasional,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana IIGCE 2022, Riza Pasikki menyampaikan, tujuan diselenggarakannya IIGCE 2022 akan selalu menjadi forum dan momen besar dalam mempertemukan lembaga pemerintah, pembuat kebijakan, pemangku kepentingan, investor, perusahaan jasa, akademisi dan pakar industri panas bumi untuk meningkatkan serta mempercepat pengembangan di industri panas bumi, khususnya di Indonesia dan umumnya di seluruh dunia.

“Dukungan demi dukungan akan sangat dibutuhkan untuk terus menggali potensi panas bumi di Indonesia. Dengan seluruh manfaat yang dihadirkan, harapannya panas bumi dapat dioptimalkan karena sudah terbukti memberikan multi flyer effect untuk kesejahteraan rakyat Indonesia,” pungkasnya. (rmn)

Exit mobile version