Dari Kabin Pesawat ke Ruang Kerja Masyarakat, Ini Inovasi Udara Sehat GDPS 

event-KAI-Expo-2022

ki-ka: Rachmad Arif Binantoro (Direktur Bisnis dan Operasi GDPS), Setia Milatia Moemin (Dirut Perum Damri), M. Arif Faisal (Dirut GDPS) dalam event KAI Expo 2022

INDOPOS.CO.ID – Atensi masyarakat akan kualitas udara di ruang tempat mereka beraktivitas sehari-hari kini lebih meningkat setelah dunia dilanda pandemi Covid-19. Kini dengan kembalinya angkatan kerja ke kantor dengan sistem WFO maupun hybrid, perhatian kepada isu kebersihan udara di dalam ruang kerja berkontribusi pada produktivitas dan retensi karyawan.

Dalam ruangan tertutup, tiap hembusan nafas dari para pegawai di dalamnya akan meningkatkan kadar CO2 dalam ruangan; namun jika jendela dibuka, para pegawai harus menghadapi polusi udara dan suara.

Penyejuk udara tak akan mengubah situasi jika sistem yang ada tak dilengkapi penyaringan yang memadai, terutama ketika udara luar yang mengandung polutan terjebak dan bersirkulasi di dalam ruangan.

Masyarakat dapat terlena mengira bahwa udara dalam ruangan lebih “aman” daripada di luar; nyatanya, ada risiko terselubung di sini. Udara luar ruang yang terpapar polutan, bisa kasat mata dan tercium aromanya. Namun dalam ruangan, masyarakat kerap tak dapat mendeteksi apa yang terkandung di dalamnya.

Menurut penelitian oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS, polusi udara dalam ruangan justru dua hingga lima kali lebih besar dibandingkan udara luar ruangan, dan dapat memburuk 100 kali lipat daripada udara luar. Udara dalam ruangan mengandung seluruh polusi yang ada di luar ruangan, termasuk segala hal yang dimasukkan ke dalam gedung, seperti asap masakan, produk kebersihan, hingga material bangunan. Merujuk jurnal The Lancet, 800 ribu orang mati setiap tahun karena kualitas udara yang buruk di kantor.

Saat ini, kecemasan masyarakat umum mungkin masih seputar potensi menyebarnya virus Covid-19 dalam ruang kerja; namun jauh sebelum pandemi, para peneliti telah mendapati adanya gangguan fungsi kognitif pada karyawan yang bekerja dalam ruangan berpolusi.

Temuan menunjukkan bahwa peningkatan kadar PM2.5 dikaitkan dengan penurunan akut dalam fungsi kognitif. Indonesia sendiri menyumbang angka sebesar dua persen untuk dunia dan menduduki peringkat tertinggi kematian akibat polusi udara dibandingkan negara maju lainnya di Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura pada tahun 2019.

Menyikapi hal ini, PT GDPS yang telah berpengalaman menghadirkan sirkulasi udara bersih di dalam kabin pesawat terbang, menawarkan penerapan inovasinya secara lebih luas. Inisiatif ini tercatat sebagai yang pertama di Indonesia, dan diperkenalkan langsung oleh PT GDPS dalam perhelatan KAI Expo 17-18 September 2022. Dari kabin pesawat udara, hadir ke gedung-gedung dan transportasi darat maupun laut. Inovasi yang diberi paten nama brand “Beyond Fresh” ini menjadi pelengkap pemakaian AC konvensional.

“Beyond Fresh adalah inovasi GDPS yang diadopsi dari teknologi pesawat generasi baru, terkait ilmu aerodinamika dalam ruangan. Kombinasi fitur berteknologi canggih menghilangkan 99,97% bakteri di udara dan meminimalkan risiko penyebaran virus, sehingga memungkinkan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan total bagi karyawan Anda dan meningkatkan produktivitas. Fitur: Aliran udara yang dimodifikasi, filter HEPA bermutu tinggi dan teknologi UV-C canggih”, kata Rachmad Arif Binantoro, direktur Bisnis dan Operasi GDPS.

Beyond Fresh merupakan sistem sirkulasi udara inovasi GDPS yang diadopsi dari teknologi ruangan kabin pesawat terbang, diterapkan ke dalam ruangan maupun kendaraan untuk menekan risiko penularan Covid-19. Dirancang oleh para pakar penerbangan Indonesia, Beyond Fresh mampu menonaktifkan aerosol pembawa virus dengan menggunakan sinar UV-C, penyaringan virus melalui HEPA filter, dan pengaturan sirkulasi udara sesuai dengan standar ACH.

“Maka melalui teknologi ini, masyarakat terbebas dari risiko menghirup polutan tanpa mereka sadari saat sedang beraktivitas. Inovasi Beyond Fresh menjamin adanya sirkulasi udara Laminar, yang terbukti menyaring dan membunuh bakteri dan virus. Selain itu ia juga mampu mencegah penyebaran kontaminan dengan cakupan area yang cukup luas. Jumlah ACH (Pergantian Udara Per Jam) yang dihadirkan juga telah sesuai standar Peraturan Kementerian Kesehatan RI”, kata M. Arif Faisal, direktur utama GDPS.

Inovasi Beyond Fresh dari PT GDPS memberikan ketenangan baik bagi pelaku industri maupun masyarakat umum Indonesia, untuk kembali produktif dan aktif bekerja di luar rumah, menyongsong berbagai kesempatan baru di dunia setelah pandemi. (ibs)

Exit mobile version