PLTS Terbesar di Dunia Akan Dibangun di KEK Karimun Kepri, Ini Target Produksinya

plts

Managing Director, Quantum Power Asia Pte Ltd, Simon G. Bell sedang menunjukkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Isimu yang berkapasitas 14.5 MWp di Isimu Gorontalo. Saat ini, Isimu adalah photovoltaic plant terbesar di Indonesia, sementara Project Karimun bernilai 250 kali lebih besar dibandingkan Isimu.

INDOPOS.CO.ID – Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar di dunia senilai USD400 juta akan dibangun di wilayah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Karimun, Kepulauan Riau (Kepri).

Ini dimulai dengan dilakukannya penandatanganan perjanjian antara Quantum Power Asia dan ib Vogt untuk pembuatan modul PV Indonesia yang akan dibutuhkan untuk pembangunan mega proyek PLTS ini. Studi kelayakan mega proyek ini disepakati dilakukan selama 24 bulan ke depan.

“Investasi ini akan melibatkan Seraphim, produsen dan pemasok modul PV surya terkemuka di berbagai negara dan terdaftar sebagai ‘Pemasok Tier 1’ pada peringkat modul keuangan energi baru yang dikeluarkan Bloomberg,” ujar Managing Director, Quantum Power Asia Pte Ltd, Simon G. Bell, Sabtu (15/10/2022).

Saat ini, Quantum dan ib Vogt telah menyiapkan komitmen pendanaan untuk membangun 3.500 MWp PLTS dengan kapasitas penyimpanan energi hingga 12 GWh di Kepri. Dengan komitmen investasi sebesar USD6 miliar, PLTS di Kepri ini akan menjadi yang terbesar di dunia.

“Studi kelayakan yang dilakukan akan mencakup pembangunan fasilitas produksi 1 GWp per tahun di dalam KEK Karimun yang akan mendatangkan investasi langsung lebih dari USD400 juta serta menarik investasi tidak langsung terkait bidang infrastruktur, pemasok dan sub kontraktor lainnya,” jelas Managing Director (APAC), ib Vogt, Mr. David Ludwid.

Sementara itu, Chief Executive Officer, Seraphim, Polaris Li mengatakan, berdasarkan hasil studi kelayakan, pembangunan fasilitas manufaktur ini diharapkan dapat dimulai 2024 dengan produksi dimulai 2025.

“Investasi untuk fasilitas manufaktur ini akan menciptakan 500 peluang kerja berkualitas tinggi serta lebih dari 4.500 peluang kerja tidak langsung,” sebutnya.

Pembangunan PLTS di Kepri ini berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat setempat terlebih dahulu, sebelum mengekspor listrik ke Singapura.

Sebagai bagian dari inisiatif untuk mencapai netralitas karbon pada 2050, Pemerintah Singapura melalui Energy Market Authority (EMA) telah mengeluarkan Request for Proposals (RfP) untuk izin impor listrik, guna memasok energi bersih dari negara tetangga, termasuk Indonesia. (rmn)

Exit mobile version