Desa Wisata di Kawasan BYP Didorong Jadi Mandiri

sadar

Pelatihan Pengembangan Kewirausahaan Desa Wisata ini dilaksanakan dalam dua tahap yakni pada 22-27 Oktober dan 23-28 Oktober 2022 untuk 20 Kampung/Desa Wisata, di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Foto: Kemenparekraf untuk INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendorong desa wisata di kawasan Borobudur-Yogyakarta-Prambanan (BYP) menjadi desa wisata mandiri dengan cara memberikan pelatihan bagi pelaku pariwisata.

Di sini, Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Kemenparekraf, Florida Pardosi mendorong para peserta untuk memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan mengikuti 17 modul pelatihan, terlebih mengingat belum semua desa wisata di Indonesia bisa memperoleh kesempatan ini.

“Para local champion diharapkan menyusun proposal atau project, bagaimana mereka menemukenali, mengindetifikasikan kebutuhan tiap desa wisata, sehingga mempunyai keranjang belanja untuk desanya agar menjadi desa wisata mandiri,” ujarnya, saat membuka pelatihan terkait kewirausahaan bagi pelaku pariwisata di wilayah BYP,.Sabtu (22/10).

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Martini Mohamad Paham menambahkan, kualitas dan kompetensi SDM pariwisata berperan signifikan dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata, termasuk di desa wisata.

“Upaya mensinergikan desa dengan pariwisata, dapat dilakukan dengan pendekatan 3C (commitment, competence, champion), yakni membangun komitmen pemerintah daerah, didukung kompetensi masyarakat untuk mengembangkan desanya sebagai desa wisata,” tuturnya, pada kesempatan terpisah.

Husni Eko Prabowo dari Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta juga berharap hal yang sama. Selain menyampaikan apresiasi atas terpilihnya wilayah BYP sebagai lokasi pelatihan, lanjut dia, pemilihan tersebut sangat tepat, karena pelaku pariwisata adalah aset penting bagi Kota Yogyakarta.

“Pelaku pariwisata di Yogyakarta menyadari bahwa hidup kami lebih banyak dari pariwisata. PAD (Pendapatan Asli Daerah) kami, 70 persen berasal dari sektor pariwisata,” sebutnya, yang hadir pada pembukaan kegiatan di lokasi pertama pada Sabtu (22/10).

Hal serupa juga disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Magelang, Slamet Achmad Husein. Ia mengajak peserta pelatihan untuk belajar pada filosofi lebah, yang selalu berusaha memberi manfaat kepada komunitas yang lebih luas, meskipun yang tidak berkorelasi langsung dengannya.

“Terlebih peserta di sini dapat dikatakan beruntung karena dapat terpilih mewakili 57 desa wisata secara keseluruhan yang ada di Magelang dan sekitarnya untuk mengikuti program ini,” katanya, yang hadir pada pembukaan pelatihan di lokasi kedua pada Minggu (23/10).

Sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, ini merupakan bagian dari Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB).

“Melalui berbagai pelatihan yang diberikan, harapannya desa wisata mampu terus berbenah diri meningkatkan keterampilan dan kapasitasnya, sehingga menjadi desa wisata mandiri, serta menjadi lokomotif kebangkitan perekonomian di sektor parekraf,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, pelatihan kewirausahaan di lokasi pertama (22-27 Oktober 2022) diikuti perwakilan desa wisata di kota Yogyakarta meliputi, Kampung Wisata Kadipaten, Taman Sari (Patehan), Kauman (Ngupasan), Sosromenduran, Purbayan, Warungboto, Rejowinangun, Sayidan (Prawirodirjan), Cokrodiningratan, dan Pakualaman (Gunung Ketur).

Adapun di lokasi kedua (23-28 Oktober 2022), melibatkan perwakilan desa wisata yang berada di Kabupaten Magelang, Sleman, Klaten dan sekitarnya, meliputi Desa Wisata Prenggan, Candirejo, Tanjungsari, Ngargogondo, Wanurejo, Mendut, Bugisan, Kebondalem Kidul, Pereng, dan Bokoharjo.(ibs)

Exit mobile version