Hadir di Indonesia, Presiden IFAD Dukung Wujudkan Regenerasi Petani

mentann

Presiden IFAD Alvaro Lario meninjau salah satu lokasi permagangan penerima manfaat (PM)YESS programme di provinsi Jawa Barat. Foto: Dok Kementan

INDOPOS.CO.ID – Sektor pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Terbukti bertahan di masa pamdemi Covid-19. Bahkan sektor pertanian menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 38 juta orang di Tanah Air.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) berulang kali menegaskan pemuda merupakan kunci masa depan pertanian karena karakteristik pemuda mandiri, kreatif dan adaptif teknologi dapat menjadi kunci penggerak menuju pertanian masa depan modern dan efisien.

Namun, tak dapat dipungkiri hampir 80 persen petani Indonesia berusia di atas 45 tahun. Kondisi itu memacu untuk melakukan regenerasi petani.

Menjawab tantangan tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi terus mempersiapkan pemuda menjadi petani, pengusaha dan pekerja kompeten di bidang pertanian. Sehingga mampu mengembangkan pertanian terutama di pedesaan.

Berbagai program dijalankan Kementan, salah satunya program Program Pelayanan Dukungan Kewirausahaan dan Ketenagakerjaan Muda atau Program YESS hadir mewujudkannya.

Program tersrbut dikelola oleh Pusat Pendidikan Pertanian di bawah naungan BPPSDMP, Kementan bekerja sama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

“Tujuan program YESS membuka kesempatan bagi kaum muda khususnya di pedesaan untuk dapat mencari nafkah di bidang pertanian, baik sebagai pencari kerja maupun pencipta lapangan kerja,” kata Dedi dalam keterangannya, Selasa (15/11/2022).

Presiden IFAD Alvaro Lario berkesempatan meninjau salah satu lokasi di provinsi Jawa Barat. Sejak 14 hingga 16 November 2022, pria berkebangsaan Spanyol itu meninjau beberapa lokasi permagangan penerima manfaat (PM)YESS programme.

Di antaranya Balai Besar Padi Sukamandi serta P4S Brahman di Subang serta penerima manfaat petani pisang Cavendish dan melon yang telah menerapkan smart farming.

“Indonesia merupakan negara yang sangat potensial di sektor pertanian. Alam Indonesia sangat kaya dan mampu mencukupi kebutuhan pangan,” ucap Alvaro.

Alvaro mengatakan, banyak dari penerima manfaat mengaku terbantu dengan hadirnya program tersebut. Mereka akan melanjutkan berusaha disektor pertanian setelah mendapatkan pelatihan maupun mengikuti permagangan.

“Kami sangat konsen pada peningkatan kapasitas serta kualitas sumberdaya manusia khususnya pemuda di pedesaan, akses permodalan, pemanfaatan teknologi, peningkatan skala usaha hingga akses pemasaran serta kesinambungan atas semua unsur tersebut,” tuturnya.

“Maka IFAD pun sangat berharap adanya kolaborasi dan sinergi antara pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementan dan IFAD dapat mewujudkan regenerasi petani di Indonesia,” sambung Alvaro.(dan)

Exit mobile version