Tarik Minat Pengunjung, Keunikan Desa Wisata Harus Ditonjolkan

sadar

Sosialisasi Sadar Wisata di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (6/12/2022). Foto: Dokumen Kemenparekraf

INDOPOS.CO.ID – Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Martini Mohamad Paham menegaskan pariwisata yang berkualitas dapat menciptakan peluang bagi desa wisata untuk mengambil peran.

“Wisatawan tentu memilih mencari tempat-tempat baru. Masyarakat perkotaan juga memilih desa wisata sebagai alternatif tempat wisata dan ini adalah peluang bagi kita semua untuk bangkit membangun desa wisata,” ujarnya, dalam keterangannya, Kamis (8/12/2022).

Untuk itu, Martini mendorong desa wisata untuk menggali potensi yang ikonik dan menarik dari produk-produk wisata yang ada untuk ditonjolkan dalam rangka menarik minat pengunjung. Karena desa wisata juga membutuhkan identitas, di antaranya dengan cara mengangkat keunikan lokal yang dimiliki.

Inspektur Utama Kemenparekraf, Restog Krisna Kusuma mengatakan, perjalanan wisata pasca-pandemi didominasi pergerakan pariwisata nusantara atau domestik, dengan kecenderungan pada pola wisata yang bersifat luar ruangan, termasuk atraksi, keindahan alam dan budaya.

“Jadi, desa wisata menjadi salah satu alternatif yang dapat membangun experience dan dapat memberikan kesan bagi wisatawan, dengan menghadirkan ciri khas dan keunikan produk lokal, serta pelayanan yang berkualitas,” katanya, saat membuka secara langsung Sosialisasi Sadar Wisata di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (6/12/2022).

Pada kesempatan yang sama, selain menekankan pentingnya desa wisata memiliki identitas dan keunikan, Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid menjelaskan upaya menjadikan pariwisata sebagai lokomotif perekonomian, di antaranya melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pengelolaan pariwisata.

“Pembangunan pariwisata terintegrasi dan berkelanjutan, salah satunya adalah dengan partisipasi masyarakat. Dengan peningkatan kapasitas dan kualitas SDM, maka masyarakat akan dapat berpartisipasi dalam kemajuan pariwisata,” sebutnya.

Salah satu pelaku pariwisata yang menjadi peserta Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 menyampaikan apresiasi atas kegiatan ini, Agung Susila adalah pegiat seni budaya Jemparingan (panahan tradisional Jawa) yang berasal dari Kalurahan Tamanmartani, Sleman menyebutkan, narasumber dari sosialisasi sadar wisata 5.0 mengatakan, narasumber harus mengingatkan kembali hal-hal yang sepertinya sederhana tapi sebetulnya penting untuk dilakukan.

“Misalnya bagaimana bersikap dan berpenampilan, juga tentang bagaimana menghadapi konflik. Jadi bagus sekali,” tuturnya.

Sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, fokus untuk mengembangkan pariwisata yang berkualitas merupakan kebijakan yang telah dilakukan.

“Kita terus mengadopsi dan menggarap quality tourism. Jadi bukan hanya fokus pada angka-angka kedatangan, tapi juga bagaimana kualitasnya. Kita ingin menghadirkan pariwisata yang mengimplementasikan cara yang efektif, efisien dan berorientasi hasil,” tegasnya.

Untuk diketahui, setelah dari Klaten, sosialisasi sadar wisata 5.0 kembali dilakukan di 6 desa wisata di Sleman, DIY, yakni di Madurejo, Gayamharjo, Sambirejo, Wuykirharjo, Sumberharjo dan Tamanmartani.

Secara nasional, kegiatan sosialisasi ini merupakan lanjutan dari sosialisasi tahap pertama yang telah sukses di gelar di 65 Desa Wisata sejak awal tahun 2022 dan saat ini memasuki tahap lanjutan dari Sosialisasi Sadar Wisata yang akan digelar di 90 Desa Wisata berikutnya yang belokasi di 6 Destinasi Pariwisata Prioritas, meliputi Danau Toba, Borobudur Yogyakarta Prambanan, Bromo Tengger Semeru, Lombok, Wakatobi dan Labuan Bajo. (rmn)

Exit mobile version