GM Aston Kartika Grogol Ini Sukses Jadi Role Models Industri Perhotelan Indonesia, Ini Kiatnya

aston

GM Aston Kartika Grogol, Sutan Aulia Masjhoerdin. Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Nama Sutan Aulia Masjhoerdin bukanlah orang baru di kalangan pelaku, praktisi, serta relasi bisnis pada hospitality industri.

Dia merupakan persona yang disegani karena kiprah, pencapaian, serta prestasi yang menjadi pembuktian akan dedikasinya di bisnis perhotelan Tanah Air.

Aulia menyatakan baginya nama besar sebuah hotel hadir dari sinergi apik pucuk pimpinan tertinggi dengan seluruh level pimpinan di bawahnya, serta para staff, demikian seterusnya.

“Kunci kesuksesan ada pada team yang kompeten dan kompak,” pria asli Sumatera Barat yang sejak kecil diajak orang tuanya hijrah ke Australia ini.

Dia mengaku sejak kecil telah dididik dengan filosofi keluarga Sumatera Barat untuk menjadi pribadi yang mandiri.

Itu sebabnya sarjana manajemen dari Universitas Canberra-Australia ini rela berpeluh mengumpulkan uang saku untuk biaya perjalanannya ke Indonesia. Ia giat bekerja diantara tugas utamanya belajar.

Setiap siang sehabis sekolah, Aulia bekerja paruh waktu. Ragam pekerjaan dasar seperti cleaner, waiter, breakfast cook dilakukan. Intinya tak boleh ada waktu luang yang dilewatkan tanpa bekerja. Hanya dalam waktu dua bulan, ia mampu mengumpulkan 8000 Dollar USD.

Ibundanya sempat menanyakan rencananya untuk berkarir di Indonesia, namun Aulia tak bergeming, ia bertekad untuk membuktikan bahwa ia mampu.

Terbang ke Jakarta, Aulia membawa asa untuk ikut ambil bagian memajukan industri pariwisata Indonesia yang pada masa itu minim SDM lokal berpengalaman internasional di Hospitality Industri.

Selain ingin mempertajam bahasa Indonesia yang sempat ‘hilang’ selama menetap di Australia, dan tentunya untuk memutus kerinduan kepada keluarga besarnya.

Di awal karir, ia bergabung di Hotel Sahid Jaya yang merupakan salah satu hotel ternama di Indonesia.

“Karena kepiawaian berbahasa Inggris, serta kemampuan di bidang sales, saya dipercaya untuk menangani klien dari kedutaan besar negara sahabat dan perusahaan besar, “ujar pria yang sekarang menjabat General Manager Hotel Aston Kartika Grogol ini.

Kemudian ia pindah kerja untuk memperluas pengalamannya sebagai sales pada perusahaan logistik ternama.

Setelah merasa memiliki skill yang mumpuni, ia pun kembali ke passion awalnya menjadi insan perhotelan.

Jabatan prestisius sebagai Kepala Pemasaran diembannya saat bekerja di Aston Rasuna. Melihat etos, loyalitas, dedikasi, serta prestasinya pada tahun 2008, ia dipercaya menduduki posisi sebagai General Manager. Puncak karirnya ketika ia dipercaya untuk meningkatkan profit pada Aston Priority & Conference Simatupang.

Saat bergabung di Aston Priority & Conference Simatupang pada tahun 2016, tingkat hunian tempat itu hanya berkisar 30%, namun berkat kepiawaiannya melakukan inovasi pada aspek layanan dan marketing, tahun keempat tingkat hunian meningkat mencapai 3 kali lipat.

Aulia berbagi pengalaman akan kemajuan sebuah brand hotel. Sebagus dan selengkap apapun sebuah properti, harus ditangani oleh SDM profesional dan loyal, yang muaranya akan memberikan kontribusi positif pada usaha.

“Seorang General Manager harus berperan strategis, mampu melakukan mapping akan peluang dan tantangan yang dihadapi. Dapat menghadirkan sejumlah kreativitas dan inovasi pada produk, layanan, serta program yang berkaitan dengan sejumlah isu sosial dan lingkungan,” pesannya.

Menjadi pemimpin kharismatik yang disegani, sekaligus dicintai oleh staff merupakan hal yang tak mudah, butuh proses panjang dari sejumlah pengetahuan dan pengalaman.

“Jadi ketika berada di posisi top level, saya tidak mendapatkannya secara instan, melainkan berproses dengan melakukan banyak pekerjaan dasar yang sering dianggap sebelah mata oleh banyak orang. Karena berproses, saya memiliki kepekaan untuk menghargai seluruh level yang bekerja dalam naungan Archipelago International. Penting dukungan seluruh karyawan dari team yang solid dan cair,” papar Aulia.

Aulia melanjutkan, selama berkarir, dirinya telah berhasil mengkader 50 Staff untuk menduduki sejumlah posisi prestisius pada properti di bawah naungan Archipelago International. Walau terpisah, jalinan silaturahmi tak pernah terputus.

“Kami membuat group pertemanan untuk berkabar, bertukar informasi dan terpenting saling memberikan motivasi untuk kemajuan karir dan juga perusahaan tempat kami bekerja. Pucuk pimpinan di masa sekarang tidak boleh bossy dan jaga image. Ini pemikiran feodal yang sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman. Mereka harus mau turun, bergaul dan memotivasi seluruh team dengan gaya komunikasi hangat bersahabat, mengedepankan filosofi saling menghargai,” tuturnya.

“Sebagai General Manager saya turun langsung memberikan arahan, utamanya mengenai efisiensi dalam bekerja, juga dedikasi. Tak jarang saat luang, di luar suasana rapat kerja yang formil, saya menyambangi dan menanyakan progres pekerjaan mereka pada seluruh bagian. Jika hasilnya memuaskan, saya akan menyemangatinya untuk bekerja lebih baik dan bagus lagi. Namun jika terjadi kendala, saya akan menanyakan akar permasalahan, mengajak berdiskusi, lalu kami akan bersama-sama memecahkan kendalanya tersebut. Saya sengaja meminta mereka mengajukan solusi terlebih dahulu, agar mereka memahami inti permasalahan, serta berpikir kreatif dalam mencarikan solusinya, “imbuh Aulia.

Dia mengatakan dalam menghadapi komplain customer juga harus bijak.
“Saya masih melihat ada staff yang belum berperan maksimal dalam menjalankan fungsi komunikasi, seperti cara mereka menangani komplain tamu. Komplain bukanlah hal yang harus ditakuti. Masih ada lho yang membiarkan, menutup-nutupi. Alasannya beragam, utamanya takut urusan menjadi panjang dan akan berdampak pada karir mereka jika diketahui managemen, ” terang Aulia.

“Pemikiran tersebut boleh jadi karena mereka dipimpin oleh pemimpin yang memiliki kepribadian bossy. Masih senang menerapkan cara-cara feodal, gemar menyalahkan staff, tanpa mau berpikir untuk menyelesaikan komplen dengan mencarikan solusi terbaik. Tentu saja hal ini sangat disayangkan dan akan berdampak pada kualitas SDM, serta layanan.

Komplain harus diselesaikan secepatnya oleh staff. Minta maaf, menjelaskan aspek yang dianggap kurang tersebut, berjanji dan wajib memperbaikinya. Juga memberikan solusi yang membuat tamu tersebut memaafkan, serta jadi menghargai upaya staff, “lanjut Aulia.

“Bagi saya, kesalahan dalam melakukan pekerjaan merupakan hal wajar, namun harus ditelusuri penyebab kesalahannya itu. Staff pemula terkadang menghadapi kendala seperti perasaan grogi saat berhadapan dengan tamu VIP, atau lalai dalam menjalankan SOP saat bertugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Biasanya cukup diarahkan, untuk kemudian diperbaiki dan tidak akan diulangi, “jelas Aulia.

“Karenanya bibir saya tak kan pernah berhenti untuk mengatakan, good job, good job, good job…, yang bermakna nasihat seorang pemimpin kepada staff untuk selalu mengedepankan profesionalitas dalam bekerja.
Namun komplain juga tidak selalu berasal dari kelalaian, untuk masalah non teknis, saya akan langsung menanyakan kendala yang dihadapi oleh staff. Apakah menyangkut aspek tertentu seperti menyangkut manajemen operasional, ketersediaan fasilitas yang di luar batas kewenangan mereka.
Jika ini yang menjadi kendala, justru sayalah yang harus bertanggung jawab untuk mengusulkan, serta memperbaikinya, “imbuh Aulia.

“Semua aspek kepemimpinan yang saya terapkan, mampu memotivasi seluruh karyawan untuk memberikan kontribusi terbaiknya. Dianggap sebagai perwakilan orang tua mereka, ada rasa mengharu biru ketika saya menjadi tempat untuk berkeluh-kesah, meminta saran atas permasalahan pribadi. Ketika saya harus pindah tugas, tak jarang mereka minta untuk ikut pindah mengikuti saya. Beralasan di bawah kepemimpinan saya, mereka lebih nyaman dan termotivasi dalam bekerja, ” kata Aulia dengan raut wajah terharu.

Aulia menambahkan, “Semua karyawan yang bekerja di Aston Kartika Grogol merupakan profesional di bidangnya masing-masing. Seluruh bagian dan staff merupakan satu kesatuan yang cair dan menjadi team yang handal, yang akan menjadi barometer kemajuan bisnis hotel.

Perhatian Aulia ia berikan juga kepada pekerja lepas (Daily Worker). “Di sini yang bisa bergabung adalah mereka yang memiliki passion pada hospitality industri. Skills mereka sudah tak diragukan, yang membedakan adalah kesejahteraan. Saya memiliki barometer untuk menghargai profesionalitas mereka dengan sejumlah insentif dan kesempatan berkarir menjadi karyawan di group Archipelago International.”

Selama berkarir General Manager di Aston Kartika Grogol yang baru menjalani masa tugas 3 minggu ini sudah berhasil memenangi beberapa penghargaan seperti Top Hospitality Leader 2019-2022 dari Indonesia Travel & Tourism Awards (ITTA) karena dinilai merupakan sosok pemimpin mumpuni, yang mampu memotivasi seluruh staff, serta lingkungan di tempatnya bekerja.

Awards dari Online Travel Agent (OTA) untuk Guest Review dari Booking. com, Traveloka Hotel Awards untuk Best Experience in Food Premium.
Now Jakarta memberikan penghargaan 2nd Runner Up Best Single Japanese Restaurant untuk Momiji dan 1 st Runner Up Best Modern Fusion Restaurant.

Selain itu, Archipelago International Indonesia memberikan banyak penghargaan atas peran General Manager yang dianggap mewakili sosok seorang Bapak, dicintai karyawan karena kepemimpinannya. Diantara penghargaan itu Revenue Leaders Awards, Heroes of Change Awards, 2nd
Highest Audit Score Front Office, 4th Highest Total Revenue. Aulia berhasil menggapai bintang pada puncak karir dengan menyisihkan para pesaingnya yang berasal dari ratusan properti di bawah naungan Archipelago International Indonesia.

Aulia mengatakan, “Semua pencapaian, serta torehan prestasinya itu tak terlepas oleh peran penting team. Super team yang hebat turut mendukung kesuksesan karir saya,” tutupnya. (ibs)

Exit mobile version