Akan Ada Resesi Ekonomi, Begini Cara Mengatasinya…

Inflation

Ilustrasi Inflasi

INDOPOS.CO.ID – Pemerintah beberapa kali mengatakan bahwa dunia sedang menghadapi resesi ekonomi. Bahkan Indonesia masuk dalam bayangan ancaman resesi. Lantas apa yang harus di persiapkan masyarakat untuk menghadapi resesi ekonomi?

Resesi adalah istilah untuk menggambarkan situasi penurunan kegiatan ekonomi secara umum, seperti kuatnya investasi di daerah tertentu yang digunakan untuk menurunkan PDB atau Produk Domestik Bruto selama dua atau lebih grafik berturut-turut.

Selama pandemi Covid-19 yang melanda dunia, resesi menjadi situasi yang menakutkan bagi banyak negara karena perubahan penting dan krisis ekonomi. Nah agar kamu paham maka berikut beberapa informasi tentang apa itu resesi, bagaimana pengaruhnya, dan cara mengatasinya.

Apa itu resesi?
Resesi adalah periode penurunan ekonomi ketika aktivitas bisnis dan industri melambat selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Selanjutnya, resesi juga dapat dipahami sebagai periode stagnasi atau pengurangan kegiatan ekonomi secara besar-besaran.

Namun, para pengamat ekonomi melihat arti resesi merupakan suatu hal yang tak dapat dipisahkan dari suatu siklus bisnis atau perdagangan pada suatu negara. Indonesia sendiri mengalami keruntuhan ekonomi pada tahun 1998.

Perbedaan antara resesi dan depresi
Pernahkah kamu memperhatikan bahwa kata resesi sangat dekat dengan depresi ekonomi? Pada penjelasan sebelumnya, kita mengetahui bahwa resesi adalah kemunduran keadaan ekonomi karena dua cara atau lebih. Sedangkan depresi adalah resesi yang berlarut-larut.

Dengan kata lain, jika suatu negara mengalami depresi, dapat dipahami bahwa masalah resesi ekonomi tidak terselesaikan. Selain waktu, perbedaan antara resesi dan depresi adalah persentase penurunan angka PDB.

Secara umum, resesi menunjukkan penurunan PDB sebesar 0,3% hingga -5% dalam setengah hingga satu setengah tahun ke depan. Meski depresi ekonomi menunjukkan penurunan PDB sekitar -14,7% dalam kurun waktu 18 hingga 43 bulan.

Penyebab Resesi
Secara umum, faktor-faktor penyebab terjadinya resesi adalah:

1.Guncangan ekonomi yang tiba-tiba
Seperti namanya, goncangan ekonomi merupakan masalah yang terjadi secara tiba-tiba dan mengakibatkan kerugian finansial yang cukup besar. Hal ini mungkin terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi.

Salah satu contoh kasus yang pernah dialami dunia adalah ketika wabah virus Corona menyebar sehingga melumpuhkan seluruh ekonomi global. Karatina dan isolasi pergerakan manusia menyebabkan mobilitas dan daya beli masyarakat menurun.

2.Perubahan teknologi
Meski menguntungkan, kemajuan teknologi masih dipandang sebagai ancaman bagi ekonomi global. Misalnya, pada abad ke-19 terjadi peningkatan teknologi hemat tenaga kerja akibat revolusi industri. Revolusi industri membuat banyak pekerjaan menjadi usang, memicu resesi dan masa-masa sulit.

Apalagi dengan adanya teknologi digital dimana tenaga manusia mulai banyak digantikan oleh AI atau robot, maka pengangguran semakin banyak, dan mengakibatkan daya beli masyarakat menurun dan menimbulkan resesi.

3.Inflasi tinggi
Inflasi adalah sesuatu yang selalu meningkatkan harga dari waktu ke waktu. Meski bukan hal yang buruk, inflasi yang tinggi sangat berbahaya karena dapat memicu keruntuhan ekonomi. Kenaikan harga yang terus menerus tentu membuat masyarakat akan lebih menghemat dalam pengeluaran.

Akibatnya daya beli semakin melambat, dan berdampak pada sektor industri, karena permintaan pasar yang menurun tentu akan mengurangi tenaga kerja, imbasnya angka pengangguran akan semakin tinggi.

4.Hutang berlebihan
Indonesia yang sekarang ini memiliki hutang ribuan triliun rupiah tentu menjadi perhatian tersendiri jika tidak ingin terperosok dalam jurang resesi. Hutang yang berlebihan terkadang dapat meningkatkan biaya pembayaran sehingga debitur tidak dapat membayar utangnya.
Oleh karena itu, risiko kebangkrutan meningkat dan berdampak negatif terhadap kinerja perekonomian.

5.Gelembung Aset
Keputusan investasi yang didorong oleh emosi juga dapat berdampak negatif pada hasil ekonomi. Selama ekonomi kuat, investor bisa sangat optimis. Kegembiraan irasional ini menggelembungkan pasar saham dan ketika gelembung pecah, aksi jual akan merusak pasar secara negatif dan menyebabkannya runtuh.

6. Deflasi berlebihan
Deflasi adalah kondisi dimana harga turun dari waktu ke waktu, yang menyebabkan upah berkontraksi sehingga menekan harga. Respons penghematan yang cepat mengarahkan individu dan bisnis untuk menghentikan pengeluaran yang merugikan ekonomi.

Dampak resesi ekonomi
Perkembagan ekonomi global sekarang ini memang sangat mengkhawatirkan seluruh Negara didunia. Setelah resesi yang disebabkan oleh virus corona belum usai, kini ancamana resesi datang dari terjadinya perang Rusia –Ukraina yang menyebabkan beberapa sektor mengalami kenaikan harga.

Inilah beberapa dampak yang terjadi ketika mengalami resesi, diantaranya:

1.Peningkatan PHK
Resesi membuat konsumen kurang berminat, sehingga berdampak pula pada tingkat produksi. Kurangnya permintaan produksi dari masyarakat, maka menimbulkan pemutusan hubungan kerja agar perusahaan dapat bertahan.

2.Pengurangan tingkat investasi
Penurunan aktivitas ekonomi juga menyebabkan penurunan tingkat investasi. Hal ini dapat terjadi karena investor tidak memiliki kepercayaan untuk berinvestasi. Seperti kita ketahui tentunya setiap investor atau pemilik modal tidak akan menaruh uangnya pada Negara yang sedang resesi.

3.Inflasi dan deflasi
Selain menjadi penyebab, inflasi dan penjualan juga merupakan efek dari resesi. Singkatnya, inflasi adalah suatu kondisi dimana harga-harga terus meningkat. Di sisi lain, deflasi adalah situasi di mana harga terus turun.

Dampak resesi pada masyarakat
Dampak resesi tidak terbatas pada negara. Alasannya, dalam kerangka masyarakat, dampak resesi ekonomi adalah:

1.Berkurangnya lapangan pekerjaan
Sejalan dengan apa yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu bertambahnya pemutusan tenaga kerja, maka dapat dikatakan dampak resesi adalah berkurangnya kesempatan kerja bagi masyarakat. Jangankan membuka lapangan pekerjaan. Saat itu perusahaan berusaha tidak gulung tikar.

2.Turun pendapatan
Bagi orang-orang, efek langsung dari kompensasi adalah turunnya pendapatan masyarakat. Oleh karena itu, peningkatan angka kemiskinan yang menyebabkan peningkatan angka kriminalitas juga dapat terjadi.

3.Migrasi massal
Pemulihan ekonomi juga dapat menyebabkan peningkatan imigrasi yang dapat meningkatkan jumlah orang yang bepergian. Akibatnya, terjadi kesenjangan sosial antara penduduk lokal dan pendatang.

4.Konflik sosial
Selain itu, dampak resesi merupakan awal dari konflik sosial akibat banyaknya ketimpangan yang terjadi. Konflik sosial ini dapat muncul antara kelas atas dan kelas bawah atau orang-orang dalam kelas yang sama.

Bagaimana mengatasi resesi
Mengingat dampaknya yang kuat, tentunya kita membutuhkan cara yang berbeda untuk mengatasi keterpurukan ekonomi. Berikut adalah beberapa cara untuk mengalahkan resesi:

1.Bantuan untuk UMKM
Meskipun terkena dampak resesi, UMKM memiliki ketahanan yang lebih baik dari pada perusahaan besar karena beroperasi dalam skala yang lebih kecil. Oleh karena itu, bantuan keuangan sangat penting untuk produksi UMUM yang sedang berlangsung.

2.Kembalikan kepercayaan investor
Untuk mengembalikan kepercayaan para investor, pemerintah dapat membuat berbagai kebijakan atau skema agar para investor tertarik untuk menginvestasikannya kembali.

3.Belanja pemerintah besar-besaran
Untuk mengatasi resesi maka pemerintah harus menggunakan dana darurat yang ditujukan untuk melakukan belanja pemerintah secara besar-besaran. Senjata ini harus digunakan pemerintah untuk memancing dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Dengan menggelontorkan berbagai proyek yang mampu menyerap banyak tenaga kerja akan berdampak positif karena dapat meningkatkan permintaan dan merangsang dunia usaha untuk berinvestasi.(ibs)

Exit mobile version