Sampah Plastik Jadi Momok, Pemerintah Dukung Pembangunan Pabrik Daur Ulang Plastik

Luhut-B.-Pandjaitan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (empat dari kanan) menghadiri peresmian pabrik daur ulang Plastik di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, Rabu (8/2/2023). Foto: Humas Kemenkomarves untuk INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Plastik merupakan bagian yang cukup signifikan dari komposisi sampah domestik di Indonesia, mencapai 18,12 persen, dari total sampah yang ada.

Namun yang menghawatirkan adalah hanya sekitar 10 persen sampah plastik yang kembali masuk kedalam sistem daur ulang, selebihnya berserakan di lingkungan, sungai dan laut.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah termasuk mendukung PT. Amandina Bumi Nusantara, meresmikan perusahaan daur ulang plastik PET di Kawasan Industri Cikarang, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Rabu (8/2/2023).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri peresmian perusahaan yang ke depan akan meningkatkan rasio daur ulang plastik, antara lain dengan mendorong industri pengguna kemasan plastik untuk melakukan inovasi mulai dari desain kemasan yang memudahkan untuk dikumpulkan dan didaur ulang. Salah satunya melalui kerja sama Coca-Cola Europacific Partners Indonesia.

“Saya berharap setiap upaya yang dilakukan dunia usaha dapat bersinergi juga dengan program pemerintah, sehingga kita bersama-sama dapat mendukung pencapaian target penanganan sampah laut sebesar 70 persen pada tahun 2025. Dalam empat tahun terakhir (tahun 2018-2022) tercatat telah terjadi pengurangan masuknya sampah plastik ke laut sebesar 35,5 persen. Pemerintah juga mendorong kerja sama dengan berbagai mitra pembangunan untuk memperbaiki tata kelola penanganan sampah domestik di tingkat pemerintah daerah,” ungkap Luhut.

Selain itu, saat ini permasalahan sampah plastik telah menjadi perhatian dunia. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi isu lingkungan United Nations Environment Programme (UNEP) telah mengeluarkan resolusi yang mendorong disepakatinya instrument global yang mengatur pengurangan polusi sampah plastik, termasuk sampah plastik di laut.

Luhut juga menyampaikan pada saat Luhut menghadiri pertemuan World Economic Forum di Davos, Swiss yang lalu, ia sempat bertemu dengan beberapa Menteri Lingkungan dan perwakilan pemerintah berbagai negara serta para CEO terkemuka untuk membicarakan isu sampah plastik ini.

Salah satu poin utama yang menjadi perhatian adalah pentingnya kolaborasi berbagai pihak termasuk di dalamnya elemen pemerintah, masyarakat, dunia usaha, pendaur-ulang, dan juga produsen yang menghasilkan produk kemasan berbahan plastik untuk menciptakan iklim kondusif bagi pengelolaan sampah plastik yang lebih baik dan menguntungkan semua pihak, serta mendorong investasi hijau.

“Pemerintah Indonesia telah menunjukkan berbagai aksi konkrit dalam pengelolaan persampahan yang direkognisi oleh negara lain, antara lain melalui pembangunan fasilitas RDF (Refuse Derived Fuel) dan TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) dengan melibatkan juga investasi dunia usaha,” jelas Luhut.

Dengan adanya peresmian fasilitas daur ulang plastik PET oleh Coca-Cola Europacific Partners Indonesia mendukung program Pemerintah dalam mendaur ulang botol plastik serta dengan melalukan penguatan dan pembinaan terhadap sektor informal sebagai mitra pengumpul sampah plastik di lapangan.

Luhut sangat mengapresiasi usaha ini dan berharap agar dapat menjadi contoh bagi industri-industri sejenis lainnya sebagai bagian dari komitmen terhadap perbaikan kualitas lingkungan.

“Para produsen diharapkan agar dapat meningkatkan komitmennya dalam melakukan pengurangan sampah plastik dengan mengedepankan prinsip ekonomi sirkular, agar kita mampu mengambil manfaat dari kegiatan daur ulang. Saya ingin menggarisbawahi bahwa masalah ini harus menjadi perhatian semua pihak, dan juga kita semua harus mampu melihat peluang atas masalah ini, karena masih banyak sampah plastik yang bisa kita optimalkan pengumpulannya untuk dimasukan ke dalam ekosistem daur ulang,” pungkas Luhut.(ney)

Exit mobile version