Desa Wisata Penyangga Kawasan Bromo Tengger Semeru Paparkan Programnya

Biannual-Tourism-Forum

Pembukaan Biannual Tourism Forum, Kamis (16/2/2023). Foto: Kemenraprekraf/Baparekraf

INDOPOS.CO.ID – Sebanyak 9 desa wisata penyangga kawasan Bromo Tengger Semeru paparkan rencana program pengembangan desa wisata dalam acara Biannual Tourism Forum yang digelar Kemenparekraf pada 16-17 Februari 2023 lalu.

Sembilan desa penyangga itu berasal dari 4 kabupaten sekitar, yaitu Malang (Desa Wisata Jeru, Wringinanom dan Poncokusumo), Pasuruan (Desa Wisata Tosari, Podokoyo dan Wonokitri), Probolinggo (Desa Wisata Wontoro dan Ngadisari) serta Lumajang (Desa Wisata Pasrujambe).

“Desa kami merupakan pintu masuk terakhir menuju kawasan Bromo dari Kabupaten Pasuruan. Dengan adat istiadat dan budaya Suku Tengger yang kuat, saat ini kami telah diizinkan untuk melakukan budidaya Bunga Edelweiss,” ujar Pujawasista, penggerak Desa Wisata Wonokitri, Minggu (19/2/2023).

Ini merupakan tanaman endemik yang tumbuh di wilayah gunung dan dijaga serta dilindungi keberadaannya di kawasan Bromo Tengger Semeru. Budidaya ini sudah dimulai warga sejak tahun 2018. Wisatawan dapat membawanya sebagai penanda kenangan dari Wonokitri.

Berlokasi tak jauh dari situ, masih dari Kabupaten Pasuruan, terdapat pula Desa Wisata Podokoyo yang menawarkan paket wisata berbeda, melalui Bromo Fun Tracking, Program Live in dengan Warga dan Camping Ground.

“Ketiga aktivitas ini menjadi ikon desa kami. Podokoyo adalah desa pemegang juara pertama dalam bidang kerukunan beragama di Kabupaten Pasuruan dan merupakan salah satu desa pemangku hutan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru,” urai Witono, penggerak wisata Desa Wisata Podokoyo.

Tak kalah menarik, Desa Wisata Wiringinanom, yang menjadi pintu masuk wisata kawasan Bromo dari wilayah Malang, telah memiliki 8 paket wisata mulai dari wisata edukasi, budaya hingga petualangan dengan menawarkan 30 homestay.

“Dalam perjalanan menuju kawasan Bromo, wisatawan bisa singgah dan bermalam, sambil menikmati pengalaman wisata di desa,” jelas Galuh, penggerak wisata Desa Wringinanom.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), Martini M. Paham, saat membuka Biannual Tourism Forum, Kamis (16/2/2023), mengatakan, di antara sekitar 7.200 Desa Wisata yang ada di Indonesia, telah terpilih desa-desa wisata yang menjadi sasaran pelaksanaan Kampanye Sadar Wisata 5.0.

“Program ini didukung sepenuhnya oleh Bank Dunia di tahun 2022 dan 2023. Untuk itu, desa-desa wisata terpilih harus dapat memanfaatkan dan memaksimalkan program ini dengan baik, sehingga bisa menjadi tepat sasaran dan tepat manfaat,” kata wanita yang akrab disapa Diah Paham.

Diah menegaskan, Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman, pengetahuan serta keterampilan mengelola potensi desa wisata.

Sementara itu, Direktur Pengembangan SDM Pariwisata, Kemenparekraf, Florida Pardosi menjelaskan lebih jauh tentang Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 yang tahun ini memasuki tahun kedua pelaksanaannya melalui Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB) di 6 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) di Indonesia, meliputi Danau Toba, Borobudur – Yogyakarta – Prambanan, Bromo – Tengger – Semeru, Lombok, Labuan Bajo dan Wakatobi.

“Outcome dari kegiatan ini adalah berhasil melahirkan para local champion yang mampu menjaga keberlanjutan pengembangan desa wisata dan memberikan kesadaran bagi masyarakat desa wisata tentang pentingnya penerapan sapta pesona, pelayanan prima dan penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety dan Environment Sustainability) di desa/kampung wisatanya,” beber Florida.(ibs)

Exit mobile version