INDOPOS.CO.ID – PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) memberdayakan kelompok ibu-ibu Forum Peduli Lingkungan (FPL) yang berada di Griya Asri, Purwakarta.
Program CSR Eco Printing Batik Training, para peserta diberikan pelatihan tehnik cetak dengan pewarnaan kain alami yang cukup sederhana dengan memanfaatkan daun yang ada di sekitar kebun untuk menghasilkan motif yang unik dan otentik. Tujuan CSR ini dilakukan agar peserta dapat meningkatkan pengetahuan di bidang eco print, sekaligus modal dasar untuk memulai aktifitas yang tepat guna.
Chief Operating Officer (COO), Director HMSI Santiko Wardoyo mengatakan, program ini merupakan wujud kepedulian terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi pabrik Hino, yang terletak di Kawasan Kota Bukit Indah Purwakarta.
“Semoga kegiatan ini bisa menjadi modal dasar peserta dalam berkarya dan menambah produktifitas khususnya dalam meningkatkan roda ekonomi keluarga,” kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (14/3/2023).
Program CSR Pelatihan Eco Printing Batik ini dilakukan pada 8 Maret 2023 dengan peserta sebanyak 20 orang Ibu yang berasal dari Kebun Keanekaragaman Hayati, Purwakarta.
Kebun Keanekaragaman Hayati sendiri sudah berjalan hampir 2 tahun, saat ini banyak beragam tumbuhan terdapat di dalam area kebun di antaranya tumbuhan untuk kebutuhan sehari-hari seperti cabai, terong, dan lain-lain.
Hino mendorong kelompok pengrajin untuk berinovasi dalam kegiatan produksi batik dengan memanfaatkan pewarna batik alami yang ramah lingkungan yaitu dengan tanaman dan tumbuhan yang ada di sekitar. Kemudian diolah menjadi bahan pewarna alami, sehingga lebih ramah lingkungan dan lebih hemat. Program CSR yang dijalankan bersama masyarakat merupakan wujud penerapan misi Hino untuk membuat dunia dan masa depan yang lebih baik dengan menolong orang dan barang mencapai tempat yang mereka tuju.
“Selain menciptakan nilai ekonomi bagi masing-masing rumah tangga untuk menambah penghasilan keluarga. Melalui program pelatihan Eco Printing Batik, masyarakat juga dapat ikut berpartisipasi dalam pelestarian nilai budaya lokal yang dituangkan ke dalam setiap motif batik,” tutup Santiko. (srv)