PT Pertamina (Persero), RUPS, Direksi, Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi
INDOPOS.CO.ID – Pengamat ekonomi dan bisnis Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi mengatakan, banyak hal menarik pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina nanti. Pasalnya, melalui RUPS bisa disimak, rahasia Pertamina meraih laba terbesar pada 2022. Untuk kali pertama sepanjang sejarah, perusahaan minyak dan gas tersebut meraih laba bersih terbesar, yakni Rp56,6 triliun atau meningkat tajam 86 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“RUPS nanti menarik sekali, karena direksi akan menjelaskan mengenai capaian-capaian luar biasa Pertamina sepanjang 2022. Jadi, mari sama-sama kita tunggu,” ujar Acuviarta Kartabi dalam keterangan, Minggu (4/6/2023).
Menurut Acu, RUPS akan menjadi bukti, bagaimana Pertamina menjawab tantangan dengan memberikan kontribusi terbesar sepanjang sejarah. Apalagi, capaian sangat membanggakan diraih Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi ini di tengah kondisi yang masih diliputi ketidakpastian.
Acu juga tidak menampik, salah satu faktor yang diperkirakan menjadi penyebab, adalah digitalisasi yang dilakukan Pertamina, dari hulu ke hilir. Melalui digitalisasi, Pertamina bisa meningkatkan efisiensi dengan signifikan. Sehingga keuntungan perusahaan menjadi jauh meningkat.
“Wah, ini (digitalisasi Pertamina) luar biasa sekali. Saya sangat mengapresiasi jika benar digitalisasi menjadi bagian dari Pertamina untuk meningkatkan efisiensi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, digitalisasi dari sektor upstream, midstream, hingga downstream akan membuat seluruh aliran bisnis Pertamina menjadi sangat terkontrol. Termasuk pengawasan terhadap rantai produksi hingga distribusi.
Pengaruhnya, menurut Acu, penjelasan direksi pada RUPS mengenai faktor digitalisasi sangat menarik untuk disimak.
“Dengan digitalisasi, end to end delivery bisa dikontrol sehingga jauh lebih efisien. Termasuk lebih tepat waktu, sehingga tata kelola juga menjadi lebih baik. Makanya ini menarik,” ujarnya.
Acu juga memperkirakan, setidaknya terdapat beberapa faktor yang juga turut berpengaruh terhadap peningkatan kinerja Pertamina. Yang tidak bisa dikesampingkan, menurut dia, adalah dukungan pemerintah. Melalui Kementerian Keuangan, Pemerintah melakukan perubahan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.159/2022, sehingga dana kompensasi bisa cair lebih cepat.
“Kondisi tersebut sangat mempengaruhi kondisi likuiditas dan pada akhirnya mempengaruhi kesehatan keuangan Pertamina,” jelasnya.
Lalu, juga penyaluran gas untuk rumah tangga yang sangat prospektif, strategi monetisasi Dolar AS untuk transaksi luar negeri yang relatif baik dan efisiensi dari sisi transportasi yang akan berkontribus terhadap penurunan biaya.
“Saya kira kombinasi-kombinasi itu bisa memperbaiki likuiditas dari pendapatan Pertamina sehingga kinerja semakin baik,” ujar Acu.
“Kita tunggu sama-sama, karena banyak hal menarik yang bisa diungkap di RUPS nanti,” tambahnya.(nas)