INDOPOS.CO.ID – Ekonom dari Lembaga Riset Sigmaphi M. Nalar Al Khair mengungkapkan, pertumbuhan Bali pada 2022 sebesar 4,84 persen yang berarti lebih rendah 0,47 persen dari nasional. Pada masa sebelum Pandemi di 2019, pertumbuhannya lebih tinggi dari nasional yaitu 5,63 persen.
“Proses pemulihan ekonomi akan terus berlanjut mengingat kegiatan wisata sudah mulai normal seperti sebelum Pandemi,” ujar M. Nalar Al Khair dalam keterangan, Selasa (20/6/2023).
Menurut dia, wilayah Bali sendiri sudah merupakan destinasi utama pariwisata baik lokal maupun mancanegara. Otomatis Bali akan selalu menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung.
Akan lebih baik, lanjut dia, jika Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tersebut bukan dibangun di wilayah Bali. Sebab secara nyata mendorong perekonomian dan menciptakan efek pengganda yang lebih dirasakan masyarakat.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Dewan Nasional KEK Airlangga Hartarto mengatakan, Bali salah satu provinsi yang dapat dua KEK, yakni KEK Sanur dan KEK Kura-Kura Bali. Kedua KEK menunjang industri pariwisata.
“Adanya 2 KEK ini, ekonomi Bali menjadi lebih sustain,” kata Airlangga Hartarto.
Seperti diketahui, kawasan Kura-Kura Bali berada di Pulau Serangan, Kota Denpasar, Provinsi Bali. KEK dengan luas lahan 498 Hektar ini diusulkan oleh PT Bali Turtle Island Development.
Di KEK ini nantinya akan dikembangkan Marina Mixed-Use and Integrated Resort dimana di dalamnya akan terdapat Akomodasi (Hotel & Resort), Commercial & Mixed Used, Wellness Center, educational & tech park, dan Amenities.
Dari rencana bisnis yang ada, KEK Kura-Kura Bali ditargetkan menghasilkan investasi sebesar Rp104,4 triliun, menyerap 35.036 tenaga kerja langsung dan 64.817 tenaga kerja tidak langsung, serta menyumbang devisa mencapai USD 31,8 Miliar pada saat telah beroperasi penuh pada 2052 nanti. KEK Kura-Kura Bali melalui Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2023. (nas)