INDOPOS.CO.ID – Dalam rangka mendukung program pemerintah tentang ketahanan pangan dan energi terbarukan. Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas), Sinolib dan Caesiumlab menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) kerja sama untuk pengembangan perkebunan terpadu di Indonesia.
“Kerja sama ini akan mengembangkan pertanian dengan komoditas utama sorgum, tebu, singkong dan potensi tanaman unggulan lain, menyesuaikan dengan kondisi tanah dan cuaca di daerah setempat,” ujar Ketua Umum Inkoppas Yudianto Tri dalam keterangan tertulis, Senin (17/7/2023).
Untuk produksi energi terbarukan, menurut Yudianto, pihaknya akan memproduksi bio etanol dan bio metanol. Untuk menghasilkan kedua energi terbarukan tersebut, juga akan disiapkan pembangunan pabriknya.
Pembangunan pabrik bio etanol dan bio metanol terintegrasi dengan peternakan untuk memanfaatkan limbah kebun dan produksi sebagai pakan ternak. Pabrik terintegrasi ini siap diimplementasikan pada lahan seluas minimum 50 ribu hektare untuk efektifitas dan efisiensi integrasi. Pabrik ini bisa dibangun di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa.
“Komitmen bantuan finansial dan teknologi sudah kita dapatkan dari investor China dan Singapura. Ini yang terpenting (komitmen) dan kita akan bersinergi dengan stake holder terkait dan pemerintah (pusat dan daerah),” ucapnya.
Yudianto menambahkan, tujuan dari kerja sama ini ialah untuk mengelola lahan perkebunan secara optimal dan memberikan hasil ekonomi secara maksimal. Khususnya kepada seluruh pemangku kepentingan, baik kepada koperasi, anggota koperasi, petani, usaha kecil menengah (UKM) dan yang lainnya.
“Ini murni kerjasama bisnis to bisnis, kami butuh dukungan pemerintah saja agar program ini berjalan. Pemerintah tidak perlu mengeluarkan biaya,” ujarnya.
Sementara Presiden Direktur Sinolib, Miao Xin mengatakan, untuk research and development (R&D) dibantu oleh Chinese Academy of Agricultural sciences. Sinolib menyediakan dukungan pendanaan kerja sama, teknologi terkini dan pemasaran terintegrasi.
“Kami melihat masih banyak lahan-lahan yang terbengkalai, belum dioptimalkan menjadi sesuatu yang produktif. Untuk itu kami menyambut baik kerja sama ini, dan berharap bisa segera direalisasikan,” ujarnya.
Managing Director Caesiumlab, Manivanan menjelaskan, pihaknya akan memberikan dukungan solusi financial technology (fintech), aplikasi terdesentralisasi dan ekonomi digital terintegrasi.
Untuk merealisasikan progam dalam MoU di atas, Inkoppas menggandeng Koperasi DAI, di Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebab Koperasi DAI yang sudah menyatakan kesanggupannya menyediakan lahan 50 ribu hektare. Ditargetkan akhir tahun ini sudah bisa dimulai penanaman oleh petani-petani di Kabupaten Dompu, NTB.
“Kami melihat kerjasama ini peluang meningkatkan kesejahteraan petani di Dompu, khususnya yang bergabung di Koperasi DAI. Karena dalam pembicaraan awal ada kepastian harga dan jualnya,” ujar Ketua Koperasi DAI Arifin.
Untuk lahan 50 ribu hektar, jelas Arifin, memang tidak terkumpul dalam satu lahan tapi terpisah-pisah dalam satu kawasan. Untuk lahan tidak menjadi masalah. Satu syarat lagi soal pelabuhan, Kabupaten Dompu juga memenuhi syarat untuk pelaksanaan program ini.
“Kami menjadi demplot (percontohan) dan semua pihak di Dompu siap melaksanakan menyukseskan kerjasama ini,” tuturnya. (ibs)