Ekspansi di Luar Negeri, DEN: PHE Harus Mampu Bersaing dengan Perusahaan Kelas Dunia

Ekspansi di Luar Negeri, DEN: PHE Harus Mampu Bersaing dengan Perusahaan Kelas Dunia - pengeboran sumur lepas pantai - www.indopos.co.id

Ilustrasi pengeboran sumur lepas pantai. (Pertamina untuk INDOPOS.CO.ID)

INDOPOS.CO.ID – Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha mengapresiasi Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina. Lantaran kinerja operasionalnya juga berbagai ekspansi di luar negeri, salah satunya di Aljazair.

Berbagai capaian tersebut, menurut Satya, bisa menjadi jalan bagi PHE untuk sejajar dengan perusahaan kelas dunia. “Kita harus apresiasi berbagai kinerja PHE, yang mampu meningkatkan produksi minyak dan gas bumi tahun ini,” kata Satya Widya Yudha dalam keterangan, Kamis (24/8/2023).

“Termasuk ketika berhasil meraih kontrak dengan luar negeri, kita harapkan bisa menempatkan PHE sebagai perusahaan yang mampu bersaing dengan International Oil Company (IOC),” imbuhnya.

Ia menuturkan, PHE harus mampu mengambil peluang di luar negeri. Hal itu juga yang dilakukan Petrochina hingga bisa dikenal dunia saat ini. “Petrochina juga BUMN tetapi bisa menjadi IOC,” ucapnya.

Sementara terkait peningkatan produksi yang diraih PHE, masih ujar Satya, memang sangat penting dalam menjaga ketahanan energi nasional. Dari sudut pandang Dewan Energi Nasional, keberhasilan PHE tersebut bisa dilihat dari persepektif strategi jangka pendek dan jangka panjang.

Untuk strategi jangka pendek, lanjutnya, otomatis dengan peningkatan produksi migas di PHE akan menjamin ketersediaan pasok. “Kalau gas untuk mempertahankan konsumsi dalam negeri. Sedangkan ketersediaan pasok minyak untuk mengurangi impor,” jelasnya.

“Sedangkan jangka panjang, kinerja PHE harus diletakkan ke dalam strategi ketahanan energi yang secara perlahan mengarah pada dekarbonisasi,” imbuhnya.

Hal yang sama diungkapkan Praktisi Migas Harry Poernomo. Ia mengapresiasi kinerja PHE. Sebab, menurut Harry, peningkatan produksi bagi perusahaan hulu migas seperti PHE, memang menjadi indikator keberhasilan. “Baguslah itu. Beban kerja meningkat, produksi juga meningkat. Berarti kinerja perusahaan positif,” ucapnya.

Naiknya produksi PHE, menurutnya, juga akan mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri. Hal itu pada gilirannya akan juga mengurangi pengeluaran devisa untuk impor.

Diketahui, PHE terus membuktikan kinerja yang luar biasa. Hingga Juni 2023, PHE mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Sehingga produksi migas sebesar 1046 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD) atau peningkatan 8 persen dari tahun lalu.

Capaian tersebut didukung melalui penyelesaian rencana kerja pengeboran 7 sumur eksplorasi, 359 sumur pengembangan, 371 workover dan 16.286 well services. Selain itu, PHE juga mencatatkan survei Seismik 3D sepanjang 478 km2. (nas)

Exit mobile version