Sebanyak 66 Persen Konsumen Indonesia Tertarik Mobil Tiongkok, Ini Alasannya

Data-riset

Data riset konsumen Indonesia lebih memilih mobil Tiongkok. Foto: Vero untuk INDOPOS.CO.ID

INDOPOS.CO.ID – Sebanyak 66 persen konsumen Indonesia lebih memilih mobil-mobil Tiongkok dengan alasan harga yang terjangkau, ragam fitur inovatif, serta mobilitas dan kenyamanan.

Konsultan komunikasi Asia Tenggara, Vero, dan perusahaan manajemen pemasaran terpadu asal Tiongkok, WeBridge, meluncurkan analisis komprehensif melaluI sosial listening terhadap percakapan konsumen tentang mobil Tiongkok.

“Merek kendaraan listrik Tiongkok dapat memperkuat kampanye mereka di Indonesia melalui pesan keberlanjutan yang otentik, dengan menyoroti tujuan mobilitas ramah lingkungan di Indonesia dan manfaat lingkungan dari peralihan ke kendaraan listrik,” kata Vice President IMC Consulting, Quang Do dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Sabtu (7/1/2024).

“Mereka dapat menarik perhatian konsumen terhadap keberlanjutan dengan mempromosikan EV sebagai penanda gaya hidup modern, bukan hanya sebagai tren sesaat, terutama karena Indonesia dianggap sebagai salah satu penghasil emisi karbon terbesar di kawasan ini,” tambahnya.

Merek-merek Tiongkok juga, lanjut Quang Do, dapat menggali lebih dalam untuk mengatasi masalah konsumen dalam adopsi kendaraan listrik, seperti infrastruktur pengisian daya dan sistem penukaran baterai yang nyaman.

Sementara itu, Senior PR Executive di Vero, Dzikri Sabillah Anwar mengatakan, penting juga bagi merk-merk mobil Tiongkok untuk terus memperluas daya tarik mereka melalui kemitraan strategis dengan para influencer, media terkemuka, dan pemimpin industri lainnya di Indonesia.

“Hal ini dapat membantu meningkatkan keterlibatan konsumen dan meningkatkan kepercayaan konsumen,” terangnya.

Menurut Dzikri, merek-merek mobil Tiongkok dapat meningkatkan visibilitas dengan berpartisipasi dalam berbagai pameran besar atau menyelenggarakan acara-acara yang menawarkan kesempatan untuk mencoba mobil dan berinteraksi dengan perwakilan merek.

“Inisiatif offline ini membawa merek-merek tersebut berinteraksi secara langsung dengan audiens target mereka dan memberikan wawasan yang tak ternilai ke dalam perilaku konsumen,” kata Chiki.

Diketahui, studi yang berjudul “The Road to Southeast Asia: A Study of Consumer Perceptions and Market Opportunities for Chinese Automotive Brands” menggali lanskap untuk Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Studi ini mengungkap bahwa 40 persen dari percakapan online terkait dengan merek-merek China di Indonesia berkisar pada harga produk dan layanan mereka yang kompetitif, sementara 29 persen berfokus pada teknologi dan inovasi, secara khusus menyoroti elektronik dan kendaraan.

Konsumen Indonesia juga sangat tertarik dengan fungsional dan desain dari produk Tiongkok, serta ketersediaannya melalui saluran online dan offline. Selain itu, terdapat minat yang cukup besar di kalangan konsumen Indonesia terhadap kendaraan listrik. Hal ini dibuktikan dengan volume pencarian yang signifikan untuk kata kunci yang berkaitan dengan penghematan energi, mobil listrik, dan efisiensi energi.

Mobil listrik dianggap lebih hemat energi serta biaya dalam pengoperasian dan dan perawatannya dibandingkan kendaraan bermesin pembakaran internal. Vero dan WeBridge juga menganalisis faktor-faktor utama yang mempengaruhi keputusan dalam membeli mobil di Indonesia.

Dengan menggunakan teknik social listening, penelitian ini mengungkapkan bahwa sebagian besar konsumen (33 persen) memandang bahwa memiliki mobil sebagai preferensi pribadi, yang menandai mobil sebagai pilihan gaya hidup. Efisiensi dalam berkendara menyumbang 28 persen dari percakapan online.

Sementara mobilitas dan kenyamanan menyumbang 15 persen, menyoroti semakin pentingnya pilihan transportasi yang dipersonalisasi di kalangan konsumen Indonesia. Kepemilikan mobil memungkinkan pengemudi untuk menghindari kerumitan bus yang penuh sesak atau waktu tunggu yang lama dalam perjalanan sehari-hari.

Namun, konsumen Indonesia merasa biaya kepemilikan mobil yang tinggi (38 persen) dan kurangnya infrastruktur (21 persen) menjadi penghalang untuk membeli mobil. Meskipun masyarakat Indonesia menilai bahwa memiliki mobil adalah untuk kenyamanan berkendara, 17 persen menyatakan bahwa kemacetan lalu lintas juga menjadi kendala utama.

Bagaimana merk-merk mobil Tiongkok dapat menempati posisi terdepan di pasar otomotif Indonesia dengan harga yang terjangkau sebagai nilai jual utama untuk mobil-mobil Tiongkok di Indonesia, merk-merk otomotif Tiongkok dapat memposisikan diri mereka secara strategis untuk unggul di pasar yang kompetitif ini dengan mengoptimalkan strategi penetapan harga.

Konsumen Indonesia mencari cara yang dapat diandalkan dan hemat biaya untuk memudahkan perjalanan mereka, dan ketersediaan pilihan yang ramah anggaran dari merk-merk Tiongkok sesuai dengan permintaan ini, menurut para eksekutif komunikasi Vero yang memimpin penelitian ini.

Diskusi di kalangan konsumen tentang kendaraan listrik dan efisiensi energi serta manfaat lingkungannya juga memberikan keunggulan unik bagi ragam merek di pasar Indonesia. Dengan Tiongkok sebagai produsen kendaraan listrik terbesar di dunia dan Indonesia sebagai negara yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia (komponen utama untuk baterai kendaraan listrik), kedua negara dapat bekerja sama untuk mempromosikan elektrifikasi industri otomotif Indonesia.(nas)

Exit mobile version