BNI Konsisten Dorong Penguatan Struktur Bisnis untuk Hadapi Dinamika dan Tantangan Ekonomi

bni

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Royke Tumilaar (tengah), Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati (kedua dari kanan), Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini (kedua dari kiri), Direktur Risk Management BNI David Pirzada (kanan), dan Direktur Wholesale & International Banking BNI Silvano Rumantir (kiri) dalam konferensi pers, Full Year 2023 BNI, Jumat (26/1/2023). Foto: BNI

INDOPOS.CO.ID – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan ROE sebesar 15,2 persen pada tahun 2023. Angka ini meningkat 120 basis poin dari posisi 14 persen di tahun 2019.

Pencapaian ini diperoleh di tengah nilai modal atau ekuitas yang terus meningkat, sehingga menggambarkan naiknya tingkat profitabilitas perusahaan.

Hasil positif ini diperoleh dari perbaikan fundamental, termasuk kontribusi fee-based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset. Sepanjang periode 2020-2023, BNI mencatatkan rata-rata pertumbuhan kredit mencapai 7,9 persen per tahun, yang utamanya berasal dari segmen prospektif berisiko rendah.

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan, perbaikan kualitas aset dilakukan sebagai langkah strategis untuk memastikan bisnis perusahaan tetap sustain dalam jangka panjang di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah.

“Transformasi tiga tahun terakhir telah menjadi turning point yang memperkuat fondasi bisnis BNI. Kami melihat program transformasi ini lebih dari sekadar inisiatif,” kata Royke, dalam konferensi pers, Full Year 2023 BNI, Jumat (26/1/2024).

Ini merupakan sebuah langkah besar yang menandai dedikasi dan komitmen BNI untuk terus tumbuh dan berkembang, serta beradaptasi terhadap perubahan di tingkat nasional dan global. BNI memiliki aspirasi untuk dapat meningkatkan ROE hingga 20 persen pada tahun 2028.

“Agenda kami ke depan adalah memperluas digitalisasi pada proses bisnis, pengembangan platform transaction banking yang lebih advanced, transformasi cabang, hingga peningkatan skala bisnis perusahaan anak, yang memungkinkan BNI memiliki proposisi nilai dan customer engagement yang unggul,” beber Royke.

Direktur Finance BNI, Novita Widya Anggraini menyampaikan, kredit sepanjang tahun 2023 tumbuh 7,6 persen secara yoy, mencapai Rp695 triliun, yang didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip, baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, maupun perusahaan anak.

BNI Finance melakukan refocusing bisnis ke pembiayaan segmen konsumer, sehingga dapat melengkapi pilihan produk BNI Group melalui pemberian kredit kendaraan bermotor (KKB). BNI Finance telah berhasil membukukan kredit konsumer Rp2,4 triliun atau tumbuh 1.211 persen yoy dengan new booking selama tahun 2023 mencapai Rp2,7 triliun.

“Berdasarkan sektor ekonomi, seluruh sektor secara umum tumbuh positif dengan kontributor terbesar antara lain dari sektor perdagangan, industri manufaktur, energi, dan jasa dunia usaha,” kata Novita.

Sementara, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada tahun 2023 tercatat tumbuh 5,4 persen, menjadi Rp810,73 triliun. Rasio Current Account Savings Account (CASA) terpantau kokoh di posisi 71,2 persen.

Dengan demikian, laba bersih BNI pada tahun buku 2023 tercatat sebesar Rp20,9 triliun, atau tumbuh 14,2 persen secara yoy. Laba perusahaan anak berkontribusi Rp419,4 miliar dengan pertumbuhan 36,2 persen secara yoy.

“Melalui kesempatan ini, manajemen ingin menyampaikan apresiasi kepada pemegang saham BNI dan masyarakat atas kepercayaan yang diberikan terhadap kuatnya fundamental kinerja perseroan,” katanya.

Wakil Direktur Utama BNI, Adi Sulistyowati mengungkapkan, terkait inisiatif digital, perseroan melakukan berbagai inovasi pada setiap touch points pelanggan. Di tahun 2023, BNI Mobile Banking mencatatkan volume transaksi hingga Rp1.216 triliun atau tumbuh 52 persen secara yoy, dengan jumlah pengguna mencapai lebih dari 16 juta user.

“Pencapaian ini sejalan dengan strategi BNI untuk menjadikan BNI Mobile Banking sebagai One Stop Financial Solutions yang andal dan mampu menjawab berbagai kebutuhan layanan keuangan nasabah, mulai dari transaksi QRIS, pembelian pulsa, hingga top up e-wallet,” sebutnya.

Sebagai bank milik negara yang menjadi motor penggerak pelaksana keuangan berkelanjutan di Indonesia, BNI terus berkomitmen menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan.

Direktur Risk Management, David Pirzada mengatakan, selama tahun 2023, BNI telah melakukan berbagai inisiatif sebagai first mover implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG) pada sektor perbankan.

“Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah dengan menetapkan target Net Zero Emission (NZE) aktivitas operasional BNI pada 2028 dan NZE pembiayaan pada tahun 2060. BNI akan mendorong sejumlah inisiatif baik dari sisi operasional maupun pembiayaan,” kata David.

Dari sisi operasional, BNI telah melakukan perhitungan emisi scope 1, 2 dan 3 baik di kantor pusat, kantor wilayah dan kantor cabang sesuai standar Greenhouse Gas (GHG) Protocol.

Dari sisi pembiayaan, BNI terus mengupayakan peningkatan pembiayaan green loan, di mana pada tahun 2023 pembiayaan di kategori ini mencapai Rp67,9 triliun atau tumbuh sebesar 13,6 persen dari posisi Desember 2022.

Di sisi lain, BNI berhasil mengoptimalkan penyaluran green bond sebesar Rp5 triliun ke sektor energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, pengolahan sampah, bangunan berwawasan lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam.

“Sebagai bukti keberhasilan BNI dalam pengelolaan keberlanjutan, selama tahun 2023 BNI juga berhasil memperoleh rating A dari MSCI dan rating Medium Risk dari Sustainalytics dengan skor 21,4, pungkasnya. (rmn)

Exit mobile version