INDOPOS.CO.ID – Konferensi Bisnis ACHEMA kembali hadir di Jakarta dengan tema “Membentuk Masa Depan Industri Hilir Indonesia” pada tanggal 1 Februari 2024. Konferensi ini berfungsi sebagai platform penting bagi para pelaku industri untuk berkumpul dan mengeksplorasi peluang dalam industri kimia dan farmasi di Indonesia.
Selain itu, konferensi ini juga menjadi persiapan untuk pameran utama ACHEMA di Frankfurt am Main pada tanggal 10 hingga 14 Juni 2024, serta menyoroti pameran Process Innovation Asia Pacific – Powered by ACHEMA yang dijadwalkan pada tanggal 19 hingga 21 November 2024 di Singapore EXPO. Konferensi ini menghadirkan pembicara utama Syahroni Ahmad dari Kementerian Perindustrian Indonesia, Frank Malerius dari German Trade and Invest, Dr. Christofer Arisandy Presiden Direktur BASF Indonesia, dan Gabrielle Glenda Yauwira dari Beckhoff Indonesia.
Industri kimia dan farmasi di Indonesia telah berkembang selama beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2023 saja, total perdagangan bilateral antara Indonesia dan Jerman mencapai USD 820 juta, yang terdiri dari USD 650 juta dari Jerman ke Indonesia dan USD 170 juta dari Indonesia ke Jerman.
Menurut German Indonesia Trade Investment, dari jumlah tersebut, farmasi menyumbang 19% dari total ekspor Jerman ke Indonesia, sementara bahan kimia industri menyumbang 67% dari total ekspor Indonesia ke Jerman. Angka-angka tersebut menunjukkan ketahanan Indonesia di tengah ketidakpastian global dan menggarisbawahi komitmen Indonesia untuk mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Frank Malerius, Kepala Perwakilan Indonesia dari German Trade & Invest, memberikan wawasan tentang jumlah perdagangan bilateral Indonesia-Jerman yang luar biasa, yaitu sekitar USD 3,7 miliar (Jerman ke Indonesia) dan USD 4,9 miliar (Indonesia ke Jerman) pada tahun 2023.
Syahroni Ahmad, Direktur Akses Sumber Daya Industri dan Promosi Internasional Kementerian Perindustrian, mempresentasikan inisiatif pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi dalam industri hilir Indonesia.
Selain itu, Dr. Christofer Arisandy, Presiden Direktur BASF Indonesia, menggali inisiatif perusahaan dalam mengoptimalkan potensi pasar Indonesia, menyoroti strategi penting yang mendorong pertumbuhan di sektor hilir, yang didukung oleh tujuan manajemen karbon BASF yang ambisius yang bertujuan untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050 dan pengurangan 25% emisi gas rumah kaca pada tahun 2030, dengan investasi hingga € 4 miliar. BASF juga akan menghadiri pameran ACHEMA yang akan datang di Frankfurt.
Langkah cepat Indonesia menuju integrasi Industri 4.0 membuktikan komitmen negara yang kuat terhadap transformasi dan inovasi digital. Inisiatif, seperti Peta Jalan Industri 4.0 Indonesia, melambangkan pelukan negara ini terhadap teknologi mutakhir, seperti kecerdasan buatan, robotika, dan IoT, yang memposisikan Indonesia sebagai pelopor dalam inovasi digital.
Beckhoff, yang diwakili oleh Gabrielle Glenda Yauwira dari Divisi Business Development, juga bergabung dengan ACHEMA di Frankfurt untuk mendiskusikan akselerasi Industri 4.0 di Indonesia sebagai cerminan dedikasi negara ini terhadap kemajuan teknologi.
Acara ini dihadiri oleh Maximilian Mauer, Sekretaris Pertama – Urusan Ekonomi, Kedutaan Besar Jerman, yang memberikan sambutan selamat datang untuk mewakili dukungan Jerman terhadap pertumbuhan Industri Hilir Indonesia.
“Kami sangat senang dapat menjadi bagian dari Konferensi Bisnis ACHEMA, di mana para pemimpin industri berkumpul untuk mengeksplorasi peluang dan tantangan di sektor hilir Indonesia. Kolaborasi antara entitas pemerintah dan perusahaan swasta sangat penting untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujar Syahroni Ahmad, Kementerian Perindustrian/pihak lainnya.
“Kemitraan kami dengan Indonesia menunjukkan hubungan ekonomi yang semakin erat antara kedua negara. Dengan memanfaatkan keahlian Jerman dan pasar Indonesia yang dinamis, kita dapat mendorong hasil yang saling menguntungkan dan mendorong industri hilir menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan sejahtera,” ujar Frank Malerius, Menteri Perdagangan dan Industri Jerman. (ibs)