Saham Terus Alami Penurunan di Bursa Efek, Ini Kata Dirut Bank Banten

banten

Jajaran Direksi Baru Bank Banten. (Dok Bank Banten)

INDOPOS.CO.ID – Dirut Bank Banten Muhammad Busthami persnya menyatakan para Pemegang Saham dan Strategic Investor seharusnya tidak perlu terlampau panik dan bereaksi berlebihan terhadap penurunan harga saham Bank Banten (BEKS) karena ada sejumlah hal positif yang sedang dikerjakan oleh manajemen Bank Banten.

“Penurunan harga saham Bank Banten (BEKS) yang terjadi akhir-akhir ini, tidak mempengaruhi jalannya kegiatan bisnis, operasional dan jasa layanan Bank Banten (BEKS) kepada seluruh Pemangku Kepentingan. Apalagi sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi Banten, penguasaan saham sebesar 66.11% berada di tangan Pemprov Banten dan yang beredar di publik hanya 33.89% saja,” ujar Busthami dalam keterangannya yang diterima, Kamis (18/4/2024).

“Jadi porsi saham publik di Bank Banten (BEKS) saat ini jauh lebih kecil dari porsi kepemilikan saham Pemerintah Provinsi Banten selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP). Apalagi saat ini Pemprov Banten juga terus mensupport penuh kemajuan usaha Bank Banten dalam melakukan penguatan serta ekspansi usaha Bank Banten (BEKS) agar sejajar dengan Bank Pembangunan Daerah lainnya,” tuturnya.

Selain itu, kata Busthami, saat ini Bank Banten (BEKS) juga telah menunjukkan kinerja yang baik dengan adanya profit yang diperoleh di akhir tahun 2023. “Di bawah manajemen baru, Bank Banten (BEKS) telah menciptakan sejarah dengan memperoleh laba bersih sebesar Rp 26.59 milyar untuk kali pertama, sejak mulai beroperasi pada tahun 2016. Sebelumnya Bank Banten terus mengalami kerugian,” ujarnya.

Dikatakan, pencapaian laba bersih sebesar Rp 26.59 milyar di akhir tahun 2023, merupakan pijakan awal bagi Bank Banten untuk dapat melompat lebih jauh di tahun-tahun selanjutnya. “Apalagi potensi bisnis di Provinsi Banten sangat besar. Dengan dukungan kuat dari Pemerintah Provinsi Banten, Bank Banten bertekad untuk menjadi salah satu Bank Pembangunan Daerah (BPD) terbaik di Indonesia,” tambahnya.

Dia juga mengungkapkan bahwa di tahun 2023 lalu Bank Banten juga mampu mencapai Capital Adequacy Ratio (CAR) 44.72%, jauh di atas ketentuan yang berlaku. Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di 98.98%. Perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) berada di bawah 100% yaitu tepatnya 95.15%. Ratio Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) semuanya juga positip, dengan Net Interest Margin (NIM) mencapai 4.05%.

Dirut Bank Banten juga mengungkapkan bahwa penandatanganan Nota Kesepahaman Kerjasama Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan Bank Jatim (BJTM) juga merupakan indikasi bagi penguatan permodalan dan tentunya pertumbuhan bisnis Bank Banten (BEKS).

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas berpendapat bahwa penyebab utama penurunan saham Bank Banten (BEKS) terjadi sejak berlakunya Papan Pemantauan Khusus Tahap II (full periodic call auction) tanggal 25 Maret 2024.

“Berdasarkan ketentuan baru Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut, saham pada Papan Pemantauan saham yang masuk papan pemantauan khusus full call auction membuka peluang turunnya harga saham jadi di bawah Rp.50,” tuturnya.

Dia mengungkapkan hal itu tak hanya terjadi pada Bank Banten tapi juga menimpa 200 emiten di antaranya PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), PT. Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP), PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL), dan PT Mahaka Media Tbk., PT. MNC Asia Holding Tbk (BHIT), PT. Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT. Smartfren Telecom Tbk (FREN), PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).

Sementara Akademisi Untirta, Hady Sutjipto menilai terus menurunnya harga saham Bank Banten (BEKS) disebabkan oleh investor lokal yang mengalami panic selling.

“Saya menduga karena pasar modal itu sangat rentan dan kadang tidak terkait erat dengan kinerja perusahaan sesungguhnya. Apalagi kondisi ekonomi global juga tidak menentu dan adanya konflik geopolitik di Ukraina dan Gaza, serta ekonomi negara China dan Eropa yang juga bermasalah. Maka akibat faktor panic selling inilah yang menyebabkan terus anjloknya saham Bank Banten (BEKS),” katanya. (wib)

Exit mobile version