INDOPOS.CO.ID – PT United Tractors Tbk (Perseroan) atau UT (kode saham: UNTR) membukukan pendapatan bersih Rp32,4 triliun pada triwulan I tahun 2024.
Jumlah ini turun 7 persen dari Rp34,9 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan oleh penurunan kinerja dari segmen mesin konstruksi dan pertambangan batubara.
“Penurunan pendapatan, ditambah dengan biaya keuangan yang lebih tinggi dan kerugian selisih kurs menyebabkan penurunan laba bersih Perseroan 15 persen menjadi Rp4,5 triliun dari Rp5,3 triliun di triwulan I-2023,” demikian dalam keterangan tertulis perusahaan United Tractors kepada media, Kamis (2/5/2024).
Segmen usaha mesin konstruksi mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu 37 persen menjadi 1.126 unit dibandingkan tahun lalu sebesar 1.791 unit. Berdasarkan riset pasar internal, Komatsu memimpin pangsa pasar penjualan alat berat 29 persen.
“Pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat turun 11 persen menjadi Rp2,6 triliun dari Rp3,0 triliun,” tuturnya.
Sedangkan segmen usaha kontraktor penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai dengan Maret 2024, PAMA membukukan pendapatan bersih Rp13,3 triliun atau naik 14 persen dari Rp11,7 triliun.
Untuk segmen usaha pertambangan batu bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). Hingga Maret 2024 total penjualan batu bara mencapai 4,0 juta ton (termasuk 0,8 juta ton batu bara metalurgi), meningkat 33 persen dibandingkan triwulan I-2023.
Kemudian segmen usaha pertambangan emas dan mineral lainnya mencatatkan peningkatan pendapatan 8 persen menjadi Rp1,8 triliun, yang sebagian besar disebabkan oleh peningkatan harga jual rata-rata emas sebesar 14 persen.
Selain itu, anak usaha Perseroan yang bergerak di bidang pertambangan emas, PT Agincourt Resources (PTAR) mengoperasikan tambang emas Martabe yang terletak di Sumatera Utara. Hingga Maret 2024, total penjualan setara emas dari Martabe 49 ribu ons, turun 16 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.
Segmen usaha pertambangan nikel Perseroan terdiri dari PT Stargate Pasific Resources (SPR) yang baru saja diakuisisi dengan kepemilikan mayoritas bulan Desember 2023 dan Nickel Industries Limited (NIC) yang diakuisisi pada September 2023 dengan kepemilikan sebesar 19,99 persen.
Untuk segmen usaha industri konstruksi yang dijalankan PT Acset Indonusa Tbk (ACSET) hingga Maret 2024 membukukan pendapatan bersih Rp535 miliar atau naik 55 persen dibanding Rp345 miliar di triwulan I-2023.
Sejalan dengan strategi pengembangan usaha di sektor energi yang ramah lingkungan, Perseroan telah menetapkan bisnis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebagai salah satu strategi transisi Perseroan. Untuk mempercepat pengembangan EBT, pada akhir tahun 2021 seluruh bisnis energi dalam grup dikonsolidasikan melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN).
Hingga Maret 2024, EPN telah memasang Rooftop Solar PV sebesar 1,9 megawatt peak (MWp) sehingga secara kumulatif Rooftop Solar PV terpasang sejak tahun 2018 hingga triwulan pertama 2024 mencapai 17 MWp.
Adapun pada 3 Januari 2024, Perseroan melalui EPN telah melakukan pengambilbagian 49,6 persen saham PT Supreme Energy Sriwijaya (SES) senilai USD51,9 juta. SES adalah pemegang 25,2 persen saham PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) yang memiliki proyek panas bumi yang telah beroperasi di Sumatera Selatan dengan kapasitas eksisting sebesar 2 x 49 MW.
Pada 15 Maret 2024, Perseroan melalui EPN mengambilbagian 20,2 persen saham SERD senilai USD80,7 juta. Setelah transaksi ini, total kepemilikan saham langsung dan tidak langsung EPN di SERD menjadi 32,7 persen. (srv)