INDOPOS.CO.ID – Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim menekankan bahwa dengan pemahaman literasi keuangan yang tepat, diharapkan Aparatur Sipil Negara (ASN), baik Generasi Z maupun Milenial, dapat memanfaatkan penghasilan yang diperoleh setiap bulannya untuk keperluan produktif yang menunjang aktivitas sehari-hari.
“Sekaligus mempersiapkan hari tua sejak dini, agar tidak terjerat masalah keuangan,” tandas SesKemenKopUKM, pada acara Seminar Literasi Keuangan Merdeka Finansial Bersama Bank BJB di Jakarta, Rabu (21/8).
SesKemenKopUKM mengajak para ASN lebih bijak dalam memanfaatkan potensi keuangan masing-masing dengan cara mengelola pendapatannya. “Jangan sampai besar pasak dari pada tiang,” ungkap Arif.
Menurut SesKemenKopUKM, literasi keuangan merupakan salah satu solusi dan peluang dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan era globalisasi. “Salah satu upaya untuk mendukung peningkatan literasi keuangan adalah melalui edukasi kepada seluruh lapisan masyarakat,” imbuh SesKemenKopUKM.
Dalam beberapa literatur terkait pengelolaan keuangan, lanjut SesKemenkopUKM, besaran 10% sampai dengan 20% dari penghasilan,
dapat disisihkan untuk mempersiapkan masa pensiun. “Tujuannya adalah untuk mempersiapkan kehidupan yang
lebih baik di masa tua, tanpa membebani anggota keluarga lain,” jelas Arif.
Sebagai ASN, bagi Arif, memiliki banyak opsi untuk menempatkan uang pada aset yang dapat berkembang nilainya dan memberikan imbal hasil. “Di dalam memilih
instrumen tersebut, tindakan kita sudah dapat disebut dengan investasi. Ada banyak instrumen investasi yang tersedia di Indonesia, seperti deposito, obligasi
pemerintah, saham, properti, dan lain-lain,” jelas SesKemenKopUKM.
Dalam kesempatan yang sama, Pemimpin Unit Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Bank BJB Herfinia menyebutkan bahwa pihaknya memiliki tugas untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di tengah masyarakat. “Acara seperti ini merupakan sharing tentang financial planning, agar masyarakat memahami bagaimana melakukan perencanaan keuangan,” kata Herfinia.
Ketika literasi keuangan semakin meningkat, lanjut Herfinia, maka pemahaman masyarakat akan perencanaan keuangan juga bisa turut meningkat. “Misalnya, bagaimana mengelola keuangan pribadi untuk biaya anak sekolah, ibadah haji, dan sebagainya,” kata Herfinia.
Herfinia pun mengajak para pegawai untuk menyisihkan sekitar 30% dari pendapatannya, agar bisa dikelola dengan baik dalam mewujudkan apa yang diinginkan. “Bank BJB juga sudah lama menyalurkan pembiayaan bagi pelaku UMKM,” ujar Herfinia. (srv)