INDOPOS.CO.ID – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berkolaborasi dengan Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI) untuk meningkatkan keandalan fasilitas hulu migas untuk mendukung ketahanan energi nasional.
Ini dilaksanakan melalui Forum Fasilitas Produksi Migas (FFPM) yang berlangsung selama tiga hari pada 26-28 Agustus 2024 di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini diikuti sekitar 1.000 profesional dengan berbagai latar belakang keahlian.
Kepala Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Mustafid Gunawan mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengharapkan forum ini dapat menjadi wadah untuk merumuskan langkah-langkah konkret dan strategi yang efektif untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang untuk meningkatkan keandalan produksi migas nasional.
“Beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan fasilitas produksi Indonesia di antaranya lebih dari 60 persen fasilitas migas Indonesia berusia lebih dari 20 tahun atau sudah masuk kategori aging facilities,” ujarnya.
Tentu kondisi ini sangat rentan terhadap kegagalan operasi dan unplanned shutdown. Peningkatan investasi untuk perbaikan ataupun penggantian terhadap fasilitas/peralatan yang sudah sering mengalami kendala teknis perlu dilakukan.
Di kesempatan yang sama, Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo menyampaikan, capaian investasi hulu migas Indonesia meningkat cukup signifikan, dalam 2 tahun terakhir (2022 dan 2023) meningkat 13 persen dan 17 persen dibanding tahun sebelumnya dan ini jauh lebih tinggi dari rata-rata global dan estimasi dalam long term plan (LTP).
“Belum tercapainya target produksi sudah tereskalasi menjadi concern nasional. Ini menjadi tantangan bersama yang harus dihadapi. Tentu dibutuhkan komitmen yang kuat terhadap perencanaan dan eksekusi,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum IAFMI, Taufik Aditiyawarman menyampaikan, dalam menghadapi tantangan yang ada saat ini, sinergi dan kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan menjadi sangat penting. Perlu dirumuskan strategi yang efektif untuk menjawab kebutuhan industri migas.
“Kecepatan dan ketepatan dalam merumuskan dan menerapkan strategi ini sangat krusial. Time is of the essence – waktu sangat berharga dan ketahanan energi nasional kita bergantung pada kemampuan kita untuk bergerak dengan cepat dan efektif,” katanya.
Menurut Taufik, jika pengembangan mega proyek dan temuan cadangan baru memerlukan dukungan dari penyedia barang dan jasa yang mampu mengelola dan melaksanakan mega proyek secara aman dan berkelanjutan bagi lingkungan.
“Kita bersama-sama rumuskan strategi sebagai masukkan bagi para pemangku kebijakan industri migas nasional untuk menyikapi tantangan sumber daya. Pada akhirnya dapat mencapai tujuan bersama, yaitu pemenuhan ketahanan energi nasional dan keberlangsungan industri minyak dan gas bumi nasional,” jelasnya. (rmn)