INDOPOS.CO.ID – Daewoong Pharmaceutical, perusahaan layanan kesehatan terkemuka asal Korea, menandai tonggak penting dalam 20 tahun kemitraannya dengan Indonesia. Daewoong Biologics Indonesia (DBI), anak perusahaan Daewoong, mengumumkan pabrik sel punca mereka di Kawasan Industri Jababeka Cikarang telah resmi beroperasi setelah menerima sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Acara peresmian ini menjadi langkah awal bagi pengembangan riset dan inovasi bersama di sektor farmasi dan biofarmasi.
Shawn Park, CEO Daewoong Pharmaceutical, menyebut sertifikasi ini sebagai pijakan baru. “Ini adalah langkah pertama dalam proyek besar kami bersama industri farmasi Indonesia,” ujar Park dalam sambutannya.
Kolaborasi Strategis untuk Menjawab Kebutuhan Kesehatan Indonesia
Daewoong telah menjalin hubungan erat dengan Indonesia sejak mendirikan kantor cabang di Jakarta pada 2005. Selama dua dekade, perusahaan ini terus berinvestasi dan berkontribusi dalam pengembangan industri farmasi lokal. Di bawah visi CVO Jason Yoon, Daewoong berkomitmen pada prinsip “pertumbuhan bersama”, termasuk melalui peluncuran proyek riset, kolaborasi dengan universitas lokal, dan pengembangan bakat.
Dengan semakin menua populasi Indonesia—lebih dari 7% penduduk kini berusia lanjut—permintaan terhadap terapi berbasis sel punca untuk penyakit degeneratif seperti osteoartritis, kanker, dan gangguan otak diprediksi akan meningkat. DBI kini siap menjawab tantangan ini dengan memasok sel punca berkualitas tinggi ke 14 rumah sakit yang telah ditunjuk di Indonesia. Pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 100.000 meter persegi ini dirancang untuk memproduksi sel punca dari berbagai sumber, termasuk tali pusat dan jaringan lemak.
“Kami siap menyediakan pilihan terapi inovatif untuk pasien Indonesia,” ujar seorang pejabat Daewoong.
Masa Depan Biofarmasi: Investasi Berkelanjutan dan Pengembangan Talenta Lokal
Tak hanya di bidang sel punca, Daewoong juga terus mengembangkan portofolio bisnisnya di Indonesia. Mulai dari botulinum toksin hingga peralatan medis, serta riset inovatif di bidang farmasi, perusahaan ini aktif berkontribusi dalam berbagai inisiatif sosial dan pengembangan industri. Sejak mendirikan pabrik biofarmasi pertama di Indonesia pada 2012, Daewoong telah meluncurkan produk biosimilar “Epodion”, yang menjadi solusi andalan untuk anemia dengan harga terjangkau dan kualitas tinggi.
Salah satu kunci keberhasilan Daewoong di Indonesia adalah komitmennya dalam mengembangkan sumber daya manusia. Hingga kini, lebih dari 120 talenta lokal bekerja di perusahaan ini, baik di Indonesia maupun di Korea. Daewoong juga mendirikan pusat penelitian biologi di Universitas Indonesia pada 2018, dan pada 2022 membuka pusat penelitian bioanalisis untuk mendorong riset biologi dan pengembangan talenta lokal. Tahun ini, pusat penelitian formulasi biofarmasi juga akan dibuka di Institut Teknologi Bandung.
“Pabrik sel punca ini bukan hanya tentang teknologi, tapi juga tentang kemitraan jangka panjang dan kontribusi nyata bagi kesehatan masyarakat Indonesia,” ungkap Shawn Park.
Acara Peresmian Dihadiri Pejabat Teras Indonesia dan Korea
Acara peresmian pada 12 September 2024 dihadiri oleh lebih dari 150 undangan, termasuk Kepala BPOM Taruna Ikrar, Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono, serta pejabat tinggi dari Korea Selatan. Dalam pidatonya, Taruna Ikrar mengapresiasi komitmen Daewoong terhadap kemajuan teknologi kesehatan di Indonesia. “Hari ini, kami telah meletakkan dasar penting bagi pengembangan terapi berbasis sel punca di masa depan,” ujarnya.
Daewoong dengan jelas menunjukkan tekadnya untuk terus berinvestasi dalam pengembangan sektor kesehatan Indonesia, dengan misi untuk menjadi mitra inovasi yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan. (ibs)