INDOPOS.CO.ID – PT Perusahaan Listrik Negara Energi Primer Indonesia (PLN EPI), subholding dari PT PLN (Persero) telah mencatat berbagai pencapaian dalam mendukung transisi energi hijau di Indonesia di bawah kepemimpinan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Salah satu fokus utama PLN EPI di sini melalui pemanfaatan biomassa dengan teknologi co-firing pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Program ini tak hanya mengurangi ketergantungan pada batu bara, tapi juga untuk memberdayakan ekonomi lokal.
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara menegaskan tentang pentingnya pemanfaatan biomassa untuk transformasi energi yang lebih ramah lingkungan. Biomassa juga menjadi energi subtitusi untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari penggunaan batu bara.
“Dengan memanfaatkan biomassa lokal, kami mampu menurunkan emisi karbon hingga 2,9 juta ton CO2 hingga Agustus tahun ini. Selain itu, program ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal,” ujar Iwan, dalam keterangannya,Jumat (20/9/2024).
PLN EPI juga telah memanfaatkan berbagai jenis biomassa, termasuk sekam padi dan serbuk gergaji sebagai bahan bakar tambahan di PLTU. Pada tahun 2021, PLN EPI berhasil mensubstitusi 250 ribu ton batu bara dengan biomassa, yang meningkat menjadi 580 ribu ton pada tahun 2022 dan mencapai 1 juta ton pada tahun 2023.
“Pada tahun ini (2024, Red), kami menargetkan pemanfaatan lebih dari 2 juta ton biomassa,” katanya.
Dalam mengembangkan pemanfaatan biomassa, PLN EPI juga menggandeng berbagai mitra lokal sebagai bentuk komitmen untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat.
“Kami terus mengembangkan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat lokal untuk memperkuat rantai pasok biomassa. Ini sejalan dengan tujuan kami untuk mendukung pencapaian Net Zero Emission 2060,” sebut Iwan.
Salah satu kolaborasi yang dilakukan yaitu dengan Pemkab Pulang Pisau. Kolaborasi ini dalam hal pengembangan potensi biomassa sebagai sumber energi terbarukan. Kerja sama ini melibatkan pengembangan lahan-lahan kritis di wilayah tersebut untuk produksi biomassa serta potensi limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biomassa, yang tak hanya membantu transisi energi, tapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
PLN EPI juga telah melakukan uji bakar co-firing di PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat, dengan memanfaatkan serbuk kayu sebagai biomassa. Program ini berhasil menciptakan lapangan kerja, yang mana sebanyak 50 orang telah bekerja di titik-titik pengumpulan dan pemrosesan serbuk kayu di sekitar PLTU.
“Kami melibatkan lebih dari 1,25 juta masyarakat dalam rantai pasok biomassa, dengan nilai ekonomi mencapai Rp9,43 triliun,” ungkap Iwan.
Iwan menekankan, penggunaan biomassa tidak berasal dari deforestasi, melainkan limbah pertanian dan perkebunan yang didaur ulang. Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, PLN EPI berkomitmen untuk terus meningkatkan penggunaan biomassa dalam pembangkit listrik.
“Kami berupaya mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025, dengan pemanfaatan hingga 10,2 juta ton biomassa per tahun pada 2031,” pungkasnya. (srv)