INDOPOS.CO.ID – Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), Kementerian Perhubungan RI menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of understanding/MoU) untuk pengembangan Museum Transportasi yang terletak di dalam area TMII, Jakarta.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Utama TMII, Intan Ayu Kartika, dan Kepala BPSDMP, Subagiyo, yang disaksikan langsung oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dan Direktur SDM & Digital InJourney, Herdy Harman, Febrina Intan selaku Direktur Utama PT TWC, Bapak Avi Mukti Amin, Direktur STTD, di TMII bertepatan dengan acara RunHub yang merupakan rangkaian Perayaan Hari Perhubungan Nasional, pada Minggu, 22 September 2024.
“Dalam rangkaian Harhubnas tahun 2024 ini, BPSDM Perhubungan bersama Taman Mini Indonesia Indah bersepakat untuk mengembangkan Museum Transportasi. Hal ini dimaksudkan untuk menjadikan Museum Transportasi bukan hanya sebagai Pusat Sejarah Transportasi Indonesia, tetapi juga destinasi wisata edukatif bagi masyarakat.” ungkap Kepala BPSDMP.
Selain itu ia juga menambahkan bahwa MoU ini merupakan upaya pemaksimalan penggunaan aset Kementerian Perhubungan yang saat ini pengelolaannya ditugaskan oleh Menteri Perhubungan kepada Politeknik Transportasi Darat Indonesia (PTDI)-STTD.
“MoU ini juga menjadi upaya dari Kemenhub khususnya BPSDM Perhubungan dalam pemaksimalan penggunaan aset, yang pada tahun 2022 lalu, Unit Pelaksana Teknis BPSDM Perhubungan yaitu PTDI-STTD diberikan mandat untuk mengelola aset di Museum Transportasi oleh Bapak Menhub,” tambahnya.
Berdiri elegan di atas lahan seluas 6,25 hektar, Museum Transportasi milik Kementerian Perhubungan di TMII merajut warisan sejarah dan evolusi transportasi sebagai tempat rekreasi yang edukatif. Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Ibu Tien Soeharto pada 14 Februari 1984, yang diiringi pembangunan mulai tahun 1985 sebelum diresmikan Presiden Soeharto pada 20 April 1991. Beberapa koleksi yang menarik antara lain Cikar DAMRI, armada pertama DAMRI yang menjadi alat angkut logistik militer di Surabaya dan Mojokerto pada tahun 1946, Kereta Api Luar Biasa (KLB) yang digunakan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta saat pemerintahan RI pindah ke Yogyakarta, pesawat jenis DC-9 PK-GNT milik Garuda Indonesia, perahu Banjar khas pedalaman, hingga mercusuar dari tahun 1879.
“Setelah 33 tahun berlalu, kami rasa perlu dilakukan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan kepuasan pengunjung TMII. Selain itu, juga untuk mengikuti perkembangan zaman dan trend dalam peran dan fungsi museum sebagai pusat informasi dan edukasi di TMII,” ujar Intan Ayu Kartika selaku Direktur Utama TMII.
Berangkat dari hal tersebut, TMII dan Kementerian Perhubungan sepakat untuk merevitalisasi Museum Transportasi. Langkah ini dilakukan dalam rangka memperluas cakupan dan substansi materi yang didapatkan oleh pengunjung. Termasuk memberikan pengalaman berkunjung yang lebih baik, lebih menarik, dan dapat dinikmati oleh semua usia.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, “Kolaborasi ini adalah langkah besar dalam upaya kami untuk terus memperkaya wawasan dan pengalaman pengunjung TMII. Pengembangan Museum Transportasi TMII akan memberikan tampilan dan penyajian materi yang lebih modern, digital interaktif, implementasi grafis dan warna yang lebih kekinian, display aset koleksi dan alat peraga yang terbarukan, tata pencahayaan yang lebih baik, seperti cara penyajian dari museum-museum besar di dunia kepada pengunjung yang ada di era saat ini. Kami berharap museum ini dapat menjadi destinasi edukatif yang lebih relevan dan menarik bagi pengunjung dari berbagai kalangan, khususnya generasi muda.” lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, InJourney, Dony Oskaria menuturkan bahwa dirinya menyambut baik atas kerjasama yang dilakukan dalam mengembangkan dan menghidupkan kembali Museum Transportasi di TMII. Ia menerangkan bahwa konsep pengelolaan TMII yang kini berubah total dan sangat kekinian mengusung 4 pilar bisnis yakni green, smart, culture, dan inclusive. “Dengan Wajah Baru TMII ini, kami ingin memperkenalkan bahwa TMII merupakan ikon wisata yang kultural dengan sarana edukasi keragaman budaya Indonesia yang kaya. Hadirnya Museum Transportasi ini tentunya akan menambah ikon TMII yang sudah lama masyarakat rindukan,” tutur Dony.
Ditambahkan oleh Dony bahwa sejak diresmikan oleh Bapak Presiden RI pada September 2023 lalu, TMII mengalami kenaikan kunjungan yang luar biasa. Di tahun 2023 setelah direvitalisasi jumlah pengunjung TMII meningkat 4,4x atau growth 350% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di tahun ini, jumlah pengunjung juga terus tumbuh secara signifikan. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kunjungan TMII saat weekend hampir mencapai 20-25ribu kunjungan.
“Kedepannya, kami berharap Museum Transportasi terdapat banyak program aktivasi dan kegiatan yang relevan, menarik, dan up to date, khususnya bagi generasi muda. Tak hanya itu, dengan restorasi aset yang dilakukan tentunya secara tampilan dan kondisinya akan lebih terlihat baru sehingga hal ini akan meningkatkan wisatawan yang berkunjung ke TMII,” tutup Dony.
Museum Transportasi akan dikembangkan secara bertahap tanpa mengganggu jadwal operasional secara umum, namun tentunya akan ada beberapa penyesuaian.
Pengembangan Museum Transportasi akan dimulai dari Oktober 2024 dan akan dilakukan secara bertahap. Untuk tahap 1 pengembangan akan ditargetkan rampung di akhir tahun 2024 dengan implementasi pengembangan dalam sektor program aktivasi dan aktivitas museum secara maksimal. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web resmi TMII www.tamanmini.com atau sosial media @tmiiofficial. (srv)