INDOPOS.CO.ID – Potensi Industri Halal Indonesia harus didukung oleh digitalisasi sebagai pendorong utama.
Pernyataan tersebut diungkapkan Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah, KNEKS Sutan Emir Hidayat dalam keterangan, Senin (23/9/2024).
Ia menyoroti peluang signifikan dan inisiatif strategis yang mendorong pertumbuhan industri halal Indonesia. Pasar halal global, yang bernilai US$2,2 triliun pada tahun 2022, diproyeksikan akan mencapai US$ 4,1 triliun pada tahun 2028.
Indonesia, menurut dia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia, diposisikan secara strategis untuk memanfaatkan pertumbuhan ini. Negara ini telah mengalami peningkatan sertifikasi halal sebesar 41 persen pada 2024, dan ekspor produk halal mencapai US$61,59 miliar pada tahun 2022.
“Digitalisasi sangat penting untuk mempercepat pertumbuhan industri halal Indonesia. Platform e-commerce, fintech syariah, dan sistem keterlacakan digital sedang mengubah rantai nilai halal, dari produksi hingga konsumsi” tutur Emir.
Diketahui, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) terus berkomitmen mendukung pengembangan ekonomi syariah khususnya sektor industri halal. Salah satunya melalui kolaborasi kegiatan International Islamic Business Management Conference ke-5 2024.
Sebagai lembaga pemerintah untuk mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, mempelopori beberapa inisiatif untuk mendorong pengembangan dan penguatan ekonomi dan keuangan syariah melalui digitalisasi.
Di antaranya mendukung pelaku usaha syariah dalam mengakses dan mengoptimalkan layanan digital, membangun sinergi antara industri halal dan layanan keuangan syariah, mendorong penerapan QRIS (QR Indonesia Standard) yang lebih luas untuk inklusi digital.
Dan memperkuat kerja sama antara perbankan syariah dan fintech syariah untuk meningkatkan layanan bagi UMKM, mengoptimalkan penghimpunan dan penyaluran dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf) melalui transformasi digital. (nas)