INDOPOS.CO.ID – Perencanaan berbagai program terkait pengelolaan dan pemanfaatan energi, termasuk transisi energi, membutuhkan dukungan sumber daya manusia (SDM) yang memadai agar berjalan sesuai harapan. Untuk memastikan ketersediaan SDM yang kompeten, persiapan harus dilakukan sedini mungkin melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, agar peluang yang ada tidak terlewatkan.
“Rencana dan program transisi energi kita banyak dan beragam. Tidak sedikit tantangan yang akan dihadapi, tetapi juga banyak peluang yang harus kita tangkap. Transisi energi diharapkan akan membuka lapangan kerja baru ke depan. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan kualifikasi dan kompetensi SDM yang dibutuhkan untuk mendukung program transisi energi dan target Net Zero Emission pada 2060,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam acara peluncuran The 2nd Human Capital Summit (HCS) 2025 di Jakarta, Kamis (26/9/2024).
Dadan menekankan bahwa untuk memastikan keberhasilan transisi energi sesuai target, diperlukan kerja sama dari semua pihak, termasuk media, akademisi, dan masyarakat. “Peran serta, kerja sama, dan dukungan dari semua sektor, baik pemerintah, BUMN/swasta, akademisi, media, maupun masyarakat/NGO, sangat dibutuhkan agar transisi energi dapat terlaksana secara adil dan berkelanjutan, serta mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca,” lanjutnya.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Prahoro Nurtjahyo juga menekankan pentingnya mempersiapkan SDM yang kompeten secara bertahap menuju transisi energi hijau pada 2060.
“Transformasi tenaga kerja hijau atau green collar workforce dalam mendukung transisi energi yang berkelanjutan sangat bergantung pada hal yang fundamental, yaitu sumber daya manusia. Dalam mempersiapkan SDM yang siap menghadapi transisi energi menuju energi hijau, prioritas utama adalah pendidikan,” ucap Prahoro.
Prahoro menambahkan bahwa pendidikan saat ini telah berkembang jauh, tidak hanya berbasis pengetahuan, tetapi juga keterampilan dan sikap, yang semuanya terintegrasi dalam kualifikasi dan kompetensi.
Selain itu, lembaga pendidikan dan pelatihan juga perlu dipersiapkan dan diakreditasi untuk mendukung transisi energi ini. Kebijakan yang mendukung identifikasi green-collar workforce di masa depan serta peningkatan kapasitas tenaga kerja menuju industri hijau juga harus dipersiapkan.
“Dalam mengembangkan SDM yang berkualitas dan kompeten untuk mencapai transisi energi, BPSDM ESDM telah menyelenggarakan The 1st Human Capital Summit pada 21 Maret 2023 di Jakarta dengan tema ‘Human Capital Development towards Net Zero Emission 2060’,” pungkas Prahoro.
The 2nd Human Capital Summit akan dilaksanakan pada Juni 2025 mendatang. Namun, menuju acara puncak tersebut, beberapa kegiatan Focus Group Discussion (FGD) akan diadakan untuk mengumpulkan masukan dari berbagai pemangku kepentingan.
The 2nd Human Capital Summit bertujuan untuk menyusun dokumen policy framework yang akan menjadi panduan dalam pengembangan SDM di sektor energi. Dokumen ini diharapkan memberikan arah yang jelas dan strategis dalam mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten, inovatif, dan siap menghadapi tantangan di masa depan,” tutup Prahoro. (mg69)