Penanganan Sinusitis Tak Harus dengan Operasi, Ini Penjelasan dr. Fransiskus

Rhinosinusitis

Ilustrasi. Foto: Instagram/@dr.paris_papakostas

INDOPOS.CO.ID – Rhinosinusitis atau peradangan pada bagian hidung dan sinus paranasal, pada prinsipnya diakibatkan oleh penyakit yang sebelumnya sudah ada, misalnya radang hidung (rhinitis) disebabkan alergi atau perubahan suhu, dan paparan asap.

“Sinusitis dapat juga disebabkan oleh sakit gigi yang dinamakan sinusitis dentogen,” kata dokter Fransiskus H. Poluan. Sp.THT l, pada acara Edukasi Bincang Sehat, yang diselenggarakan oleh Manajemen Siloam Hospitals Mampang di Jakarta, secara virtual, Senin (7/3/2022).

Disampaikan dr. Fransiskus, gejala umum yang terjadi seperti hidung tersumbat dan adanya lendir pada lubang hidung. Di sini lendirnya kental dengan warna hijau, kuning, ataupun berupa kecoklatan. Bisa juga disertai dengan nyeri pada bagian wajah seperti di atas pipi dan area sekitar tengah antara mata.

“Nyeri ini disebabkan adanya peningkatan tekanan dari cairan di dalam sinusnya ataupun akibat adanya penebalan pada lapisan hidung,” ungkap dr. Fransiskus.

Setiap penyakit yang tidak ditangani dengan baik akan berakibat komplikasi. Namun, pada kasus rinosinusitis ini penanganannya tidak harus dengan tindakan operasi.

“Ada tindakan yang bisa dilakukan untuk langkah non operasi seperti misalnya memperbaiki gaya hidup, kemudian menghindari paparan debu yang menyebabkan alergi, serta olahraga teratur untuk meningkatkan imun tubuh,” tutur dokter tamatan pendidikan spesialis THTKL di Universitas Padjajaran itu.

Selain memperbaiki gaya hidup, menghindari papaparan zat yang dapat menggangu lapisan dalam hidung juga bisa dilakukan dengan metode pengobatan yang bisa mengurangi radang atau pembengkakan dan bisa mengurangi alerginya, serta obat yang dapat mengurangi sumbatan dan pemberian antibiotik duberikan sebijak mungkin  karena penyakit rhinosinusitis ini paling banyak disebabkan oleh virus, bukan bakteri.

Setelah dilakukan pengobatan secara maksimal tapi tidak ditemukan perubahan, maka langkah terakhir baru dilakukan tindakan operasi dengan tujuan membuka saluran yang tertutup atau tersumbat dan memelihara lapisan-lapisan yang masih berfungsi dengan baik.

“Jadi selama tidak ditemukan komplikasi pada penyakit rinosinusitis, maka tindakan operasi tidak diperlukan,” pungkasnya. (rmn)

Exit mobile version