Film Dokumenter Musa Perjuangkan Ganja Medis Legal di Indonesia

Film Musa

Film Musa. Foto: ist

INDOPOS.CO.ID – Yayasan Sativa Nusantara bersama sutradara Alexander Sinaga membuat film dokumenter ‘Musa’.

Direktur Eksekutif Yayasan Sativa Nusantara Dhira Narayana menuturkan, pembuatan film, agar masyarakat mengenal siapa Musa. Dan mengapa isu ganja medis ini penting untuk anak-anak dengan cerebral palsy.

“Musa sebelumnya pernah mendapatkan manfaat dari ganja medis di Australia, namun di Indonesia perawatan tersebut tidak dapat dilakukan karena hukum yang saat ini berlaku,” ujar Dhira Narayana melalui gawai, Minggu (13/3/2022).

Ia menuturkan, film ‘Musa’ diputar secara terbatas di bioskop XXI Epicentrum, Kuningan. Dan ‘Musa’ menjadi film pertama yang mengangkat isu ganja medis di Indonesia.

“Film dengan durasi 23 menit, ‘Musa’ menampilkan testimoni Bu Dwi (ibu almarhum Musa), pengamat, dokter, dan beberapa tokoh lain di antaranya Drs. Shabela Abubakar (Bupati Aceh Tengah), Eliyin, S.Hut., MP (Rektor Universitas Gajah Putih, Aceh Tengah), Prof. Dr. H. Musri Musman, M.Sc (Guru Besar Kimia Bahan Alam Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh), dr. Roslan Yusni Hasan, Sp.BS (Dokter Bedah Saraf & Neurosaintis), dan Erasmus Napitupulu (Direktur Eksekutif Institute for Criminal Justice Reform – ICJR),” bebernya.

Ia mengaku berterima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung terciptanya film Musa. Hal ini menunjukkan banyak pihak yang sebenarnya sepakat agar ganja dapat dimanfaatkan secara legal untuk keperluan medis.

“Mudah-mudahan, Mahkamah Konstitusi (MK) juga Pemerintah dan DPR, akhirnya juga memiliki kesimpulan yang sama setelah menyaksikan film ini,” ujarnya. (nas)

Exit mobile version