IDEAS Ungkap Siasat Perokok di Tengah Pandemi

Rokok

Ilustrasi merokok. Foto: Istimewa

INDOPOS.CO.ID – Lembaga Riset Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) mengemukakan, sebanyak 7,8 juta perokok miskin terkonfirmasi pernah mengalami kerawanan pangan, dari derajat ringan hingga parah.

Kerawanan pangan ringan terkonfirmasi di 5,6 juta perokok mengaku pernah tidak bisa makan makanan sehat dan bergizi karena kekurangan uang. Sementara Kerawanan pangan menengah, individu pernah mengalami kehabisan persediaan pangan, terkonfirmasi di 1,6 juta perokok.

“Kerawanan pangan parah juga terkonfirmasi, di mana individu telah mulai mengalami kondisi kelaparan. Sebesar 640 ribu perokok pernah tidak makan sepanjang hari karena tidak memiliki uang,” kata Peneliti IDEAS Fajri Azhari dalam keterangannya, Rabu (1/6/2022).

Perokok akan mempertahankan pengeluaran rokok-nya meski kondisi ekonomi menurun. Dengan sifat adiktif-nya, rokok telah menjadi “kebutuhan dasar” rumah tangga perokok, setara dengan kebutuhan pangan.

“Fakta ini membawa petunjuk jelas yaitu, mengorbankan gizi keluarga demi terus merokok adalah umum ditemui di keluarga perokok miskin. Prevalensi malnutrisi kuat diduga sangat tinggi di keluarga perokok,” ujar Fajri.

Kendala anggaran yang lebih terbatas di masa pandemi, perokok berusaha mencari keseimbangan baru. Berkurangnya penghasilan di masa pandemi tidak selalu berimplikasi turunnya konsumsi rokok, terlebih berhenti merokok.

“Berpindah ke rokok murah menjadi strategi umum yang mengizinkan perokok mempertahankan kuantitas konsumsi-nya, dengan pengeluaran lebih rendah atau meningkatkan kuantitas konsumsi-nya dengan pengeluaran yang sama,” ucap Fajri.(dan)

Exit mobile version