Atasi “Triple Burden of Malnutrition” dengan Ketahanan Pangan, Asupan Makanan Gizi Seimbang serta Gaya Hidup Sehat

susu

Ilustrasi. Foto: SEANUTS II untuk indopos.co.id

INDOPOS.CO.ID – South East Asian Nutrition Surveys II (SEANUTS II) mendapati prevelensi anak-anak stunting dan anemia masih tinggi terutama yang tinggal di pulau Jawa dan Sumatera.

Prevelansi stunting sebesar 28,4 persen yang berarti 1 diantara 3,5 anak berperawakan pendek, anemia 25,8 persen pada anak di bawah usia 5 tahun. Serta hampir 15 persen anak usia 7-12 tahun memiliki kelebihan berat badan atau obesitas. Permasalahan anak stunting dan anemia terjadi di usia dini. Pada anak yang berusia lebih tua lebih cenderung mengalami kelebihan berat badan dan obesitas.

“Triple Burden of Malnutrition” yang terdiri dari kekurangan gizi, ke kurangan zat gizi mikro dan kelebihan berat badan seringkali terjadi berdampingan di suatu negara, bahkan bisa terjadi dalam satu rumah tangga. Hal ini menjadi permasalahan global yang berdampak pada jangka pendek, serta jangka panjang. Menjadi indikator pembangunan kesehatan bangsa, yang berpengaruh kepada generasi penerus, khususnya pada keberhasilan program pemerintah menciptakan generasi emas di tahun 2045.

Sebagian besar anak-anak tidak terpenuhi kebutuhan rata-rata asupan kalsium serta vitamin D.

FrieslandCampina melalui Frisian Flag Indonesia mulai melakukan studi SEANUTS II di 2019 yang dilakukan di 21 Kabupaten/Kota di 15 Provinsi dengan melibatkan tenaga dokter, ahli gizi, ahli kesehatan masyarakat, serta ahli olahraga juga bekerja sama dengan lembaga penelitian, serta sejumlah Universitas Indonesia.

Ilustrasi. Foto: Frisian Flag Indonesia untuk indopos.co.id

Obyek penelitian 3.000 anak dengan rentang usia 6 bulan hingga 12 tahun, ditemukan fakta sebagian besar anak-anak tidak terpenuhi kebutuhan rata-rata asupan kalsium, serta vitamin D. Penelitian bertujuan untuk Meningkatkan Akses Gizi yang lebih Baik guna memitigasi permasalahan gizi secara kolaboratif serta kebijakan strategis.

Intervensi dan Edukasi Gizi

Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp. A (K), Peneliti Utama SEANUTS II di Indonesia dan Guru Besar di Fakultas Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyampaikan, permasalahan gizi buruk penyebab perawakan pendek, anemia, asupan makanan, aktivitas fisik anak dan kebugaran jasmani terkait kesehatan, perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak.

“Pada stunting terjadi gagal tumbuh yang ditunjukan dengan perawakan pendek, serta terhambatnya perkembangan intelektual. Jika diabaikan dalam jangka panjang berdampak pada gangguan metabolik yang meningkatkan risiko individu seperti obesitas, diabetes, stroke dan jantung,” ujar Prof. Rini.

Ia mengingatkan untuk melakukan perbaikan gizi dengan menerapkan pola makan gizi seimbang. “Mengonsumsi aneka ragam makanan yang mengandung zat gizi, didukung dengan perilaku hidup bersih dan sehat, mempertahankan berat badan normal, serta melakukan aktivitas fisik untuk semua kelompok usia,” sambungnya.

Menurutnya ibu berperan penting dalam menentukan, serta mengonsumsi makanan pada saat hamil, pemberian gizi dan pola asuh saat anak lahir. Rutin melakukan pemeriksaan sebelum hamil dan pada saat hamil. Sejatinya pangan pencegah stunting adalah ASI eksklusif, susu pertumbuhan, telur, ikan, pangan hewani, lauk-pauk, serta menu MP ASI yang bergizi.

ASI dan MP ASI harus diberikan secata baik dan cukup dengan aturan ASI eksklusif hingga 6 bulan, ASI lanjutan 6-23 bulan.

Lebih lanjut ia menyampaikan, selain melalui zat gizi, salah satu kunci untuk mengetahui gejala malnutrisi sejak dini adalah dengan mengukur tinggi badan anak. Apakah anak tumbuh dengan tinggi dan berat yang tepat, serta apakah anak mendapat nutrisi yang cukup. Pastikan bayi dan anak terjaga kesehatannya melalui imunisasi, kebersihan, stimulasi, kebiasaan baik seperti gemar makan buah dan sayuran, protein tinggi dan lauk-pauk.

Prof Rini mengatakan, permasalahan obesitas pada bayi, anak, dan remaja harus dipahami penyebabnya. “Penyebab utama kurangnya aktivitas fisik, gemar mengonsumsi makanan tinggi lemak. Pada remaja justru bisa dari stres yang berdampak inflamasi dan terjadinya penumpukan lemak. Kurang atau malah kelebihan tidur akan meningkatkan hormon ghrelin yang membuat tubuh menjadi mudah lapar. Aspek krusial yang harus diperhatikan bagaimana pemerintah dan keluarga meningkatkan ketahanan pangan, serta memastikan ketersediaan makanan yang memberikan asupan gizi seimbang, agar anak sehat dan tumbuh kembangnya berlangsung optimal,” terangnya.

Menghimpun Sumber Bahan Pangan Penting dalam Menu Sehari-hari

Untuk menghindari “Triple Burden of Malnutrition” ibu harus memiliki fondasi yang kuat guna pertumbuhan optimal otak dan tulang anak dengan rutin memantau, serta memastikan bahwa nutrisi yang tepat yang didapatkan sejak dini, guna memaksimalkan potensi masa depan.

Prof Rini menegaskan, bayi, anak dan remaja harus terpenuhi asupan nutrisinya, lengkap serta seimbang. Terdiri dari makronutrien dan mikronutrien esensial seperti protein, karbohidrat, lemak, kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin C.

“Penting bagi kaum ibu untuk memahami kandungan zat gizi yang terdapat pada setiap bahan pangan yang lekat dalam keseharian kita. Bahan pangan tersebut sejatinya mudah didapat, ekonomis, serta mudah dimodifikasi menjadi berbagai varian olahan baru, menyesuaikan dengan selera kekinian anak-anak. Kaum ibu dituntut untuk selalu menghadirkan kreativitas dan inovasi yang nantinya dapat memperkaya variasi menu sehari-hari. Bahan pangan yang seharusnya setiap hari adalah karbohidrat seperti nasi, umbi-umbian, roti, susu, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan, ikan, daging merah, hati ayam, sayuran dan buah-buahan seperti alpukat,” ujarnya.

Saran Chef Profesional Hadirkan Tricks Makan Sayur dan Buah dengan Susu

Sebagian besar anak kurang menyukai mengonsumsi buah dan sayur, ibu dapat menghadirkan tricks dari tiga sosok chef ternama yang mengunakan susu untuk mengatasi masalah tersebut. Yuk… ikuti.

Susulicious ala Chef Sisca Soewitomo

Mengubah kurma menjadi minuman susu yang istimewa. Blender kurma dengan susu cair tawar, tambahkan sirup dan es krim. Hmmm… segelas susulicious pastinya habis dalam sekejap.

Bayam Super Hero ala Chef Vindex Tengker

Tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum. Masukan ayam yang dipotong dadu kecil. Aduk dan masak. matang. Tambahkan tepung terigu, aduk rata. Tuangkan susu, bumbui garam, merica dan kaldu ayam. Aduk rata, lalu masukkan daun bayam. Aduk dan masak hingga kental. Angkat, sajikan dengan keju parut.

Saus Susu Serbaguna ala Chef Yuda Bustara

Masak mentega dengan gula pasir hingga gula cair. Tuang susu, masak sambil diaduk-aduk hingga susu panas. Kecilkan api, masukkan krim. Aduk-aduk selama 5 menit lalu angkat. Saus bisa disajikan untuk pisang dan ubi rebus, roti dan puding. (srv)

Exit mobile version